"Assalamualaikum Umi, Abi.. Safira pulang." Safira masuk ke dalam rumah tapi tidak menemukan siapapun.
Tidak ada juga suara hangat yang menyambut kepulangannya seperti biasa. Ini tidak biasanya. Safira tidak langsung kembali ke dalam kamar. Dia meletakkan semua barang-barangnya di atas sofa dan menyusuri ruang keluarga dan dapur untuk mencari Umi dan Abi. Mungkin saja mereka sedang memasak atau sibuk berbicara di dalam ruang keluarga. Namun setelah Safira menyusuri dua ruangan ini dia tidak menemukan siapapun di dalam. Rumah ini sangat sepi dan sunyi pada saat yang bersamaan.
"Umi dan Abi pergi kemana?" Safira duduk di atas sofa, memeriksa ponselnya apakah Abi atau Umi sempat meninggalkan pesan.
"Chat Abi saja kalau begitu." Karena tidak mendapatkan pesan apapun maka Safira memutuskan untuk mengirim pesan kepada Abi terlebih dahulu.
Abi🌼
^^^Assalamualaikum, Abi sama Umi kok gak ada di rumah Safira cari-cari?^^^
Tidak menunggu waktu lama, Abi membalas pesannya.
Waalaikumussalam, dek. Safira udah pulang?
Abi sama Umi di rumah Bibi Ranti.
Mau bantu-bantu karena malam ini sepupu kamu Kirana mau pakai hena.
Safira menatap pesan balasan Abi sejenak. Dia menumbangkan apakah harus ke sana atau tidak. Tapi saat memikirkan wajah penuh harapan Umi dia menjadi ragu datang karena takutnya tidak kuat menahan beban.
^^^Abi maaf Safira gak bisa ikut bantu sekarang.^^^
^^^Masih ada dokumen yang harus Safira kerjakan jadi mungkin Safira bantu-bantunya besok aja.^^^
Selain itu dia juga takut di bicarakan oleh mereka. Mereka akan bertanya 'kapam menikah?', 'kapan menyusul?', 'mau sampai kapan kerja terus?', atau yang paling menyakitkan 'jangan ditunda terus nanti beneran jadi perawan tua, lho.'
Dari luar itu seperti bercandaan yang lucu tapi faktanya Safira sangat keberatan di dalam hatinya. Dia sakit tapi tidak mengatakan apa-apa memang dia lebih suka memendam daripada berbicara atau sampai menangisi.
Setelah mengirim pesan balasan Safira langsung mematikan ponsel yang ada di tangan dan menguburnya ke dalam saku gamis.
"Aku ingin makan telur goreng dan sambal banteng. Tapi," Dia melirik jam dinding yang terus berdetak.
"Aku harus mandi dan sholat isya dulu baru bisa makan."
Dia lalu mengambil barang-barangnya yang ada di atas sofa dan segera naik ke lantai dua. Masuk ke dalam kamar dan menaruh barang-barang yang dia bawa ke tempat asalnya. Setelah rapi dia masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Mandi dan mengambil air wudhu untuk melakukan sholat isya.
Dia menggunakan mukena putih yang sama, menyebarkan sajadah menghadap kiblat dan mulai melafazkan niat sholat isya lirih.
"أُصَلِّى فَرْضَ العِشَاء ِأَرْبَعَ رَكَعاَتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لله تَعَالَى"
Usholli Fardlol I'syaa-i Arba'a Roka'aataim Mustaqbilal Qiblati Adaa-an Lillahi ta'aala.
"اَللّهُ اَكْبَرُ"
Ketika menyuarakan kebesaran Allah, Safira langsung terbuai dalam kekhusyukannya yang sangat menenangkan. Dia bersujud menghadap kiblat seolah saat ini Allah ada di depannya, mengusap puncak kepala dan merangkul Safira untuk menenangkan keresahan hati yang membingungkan.
"اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ الله"
Dengan mengucapkan salam maka berakhirlah sholat yang Safira lakukan.
Dia menundukkan kepalanya berzikir dan kemudian mengangkat kedua tangannya untuk langkah terakhir dalam ibadah yang dia lakukan.
"للَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْبُخْلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ، وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ أُرَدَّ إِلَى أَرْذَلِ الْعُمُرِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الدُّنْيَا، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ"
“Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari sifat bakhil, aku berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut, aku berlindung kepada-Mu dari dikembalikan pada umur yang hina, dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah dunia dan aku berlindung kepada-Mu dari adzab kubur.” (HR. Ibnu Majah)
"آمِيْن اللّهُمَّ آمِيْن"
Setelah selesai berdoa dia menyempatkan diri membaca Al-Qur'an sebentar. 15 menit kemudian dia menaruh Al-Qur'an kembali ke nakas, menggantung mukena di tempat gantungan khusus dan melipat sajadah.
"Aku sangat lapar." Bisiknya sambil merasakan suara menyebalkan dari dalam perut.
Safira tidak makan apa-apa di siang hari sehingga perutnya mulai berulah.
Dia masuk ke dalam dapur, mengambil cabe Lombok yang masih hijau dari dalam kulkas. Cabe muda itu dia potong menjadi 3 bagian hingga menghasilkan hampir setengah mangkok. Setelah itu dia mencucinya di dalam air mengalir dan membiarkannya di wastafel sampai airnya hilang.
Selagi menunggu air hilang, Safira mulai mengupas bawang merah dan putih, mengirisnya tipis-tipis di atas talenan. Kemudian dia mengambil cobek, memasukkan segenggam cabe Lombok dan garam secukupnya. Setelah itu dia menggilingnya menjadi halus, memasukkan terasi udang dan bawang putih yang tidak diiris-iris untuk digiling kembali. Setelah semuanya bercampur, Safira memasukkan sedikit micin ke dalam cobek dan mengaduknya agar merata.
Lalu dia memanaskan wajan, menaruh sedikit minyak dan memasukkan cabe Lombok hijau yang tadi dia bersihkan. Dia menggorengnya sampai terlihat agak layu, memasukkan bawang merah dan putih yang diiris ke dalam wajan. 3 menit kemudian Safira memasukkan bumbu yang sudah dia giling ke dalam wajan. Tidak menunggu waktu lama sambal banteng yang dia idam-idamkan akhirnya selesai.
Beres dengan sambal banteng, Safira menggoreng dua telur sebentar sebelum mulai makan malam.
"Rasanya pedas tapi enak." Ucapnya puas.
Makanan ini cocok untuk orang yang sedang marah, kesel, atau sedih karena rasa pedas yang dihasilkan membuat kita sejenak lupa dengan masalah-masalah yang membebani hati.
Setelah selesai makan Safira kembali ke kamarnya, duduk melamun di depan meja rias seraya menatap layar ponsel yang menunjukkan aplikasi asing yang bernama Ta'aruf ID.
"Bismillahirrahmanirrahim, ridhoi aku ya Allah."
Dan klik, jari jemarinya mulai bergerak mengisi persyaratan yang harus dia penuhi ketika masuk ke dalam aplikasi.
"Eh, siapa yang tiba-tiba mengirim pesan?" Baru saja menyelesaikan pendaftaran Safira sudah mendapatkan pesan dari seseorang.
Bimo Satriawijaya
Assalamualaikum, ya Ukht?
^^^Waalaikumussalam..^^^
Safira menggigit bibirnya gugup juga enggan, dia merasa telah melakukan dosa besar. Seakan-akan dia telah mengkhianati kepercayaan seseorang.
Apa kamu bersedia berkenalan dengan ku?
^^^In shaa Allah, selama dalam batasan aku bersedia.^^^
Alhamdulillah, kira-kira boleh aku tahu apa alasan Ukht masuk ke dalam aplikasi ini?
Tentu saja ingin menemukan suami, seharusnya Safira mengatakan ini tapi rasanya begitu berat.
^^^Alasanku sama dengan alasan antum masuk ke aplikasi ini.^^^
Mashaa Allah, artinya pertemuan hari ini Allah datangkan karena sebuah garis takdir. Kalau begitu bolehkah kita segera memulai?
^^^Ya, silakan.^^^
Kesan Safira cukup cuek dan irit bicara dalam percakapan ini. Namun pihak lawan diujung sana tidak terlalu memikirkannya.
Namaku adalah Bimo Satriawijaya, kamu bisa memanggilku Bimo. Tahun ini aku berusia 27 tahun dan sedang bekerja di perusahaan A sebagai kepala keuangan. Lalu, bagaimana dengan mu?
Dia berusia 27 tahun?
Keengganan Safira melanjutkan pembicaraan ini semakin menguat. Dia ragu apakah Bimo mau meneruskannya atau justru mempermasalahkan perbedaan usia mereka.
^^^Namaku Safira Sauqi, dipanggil Safira atau Fira. Aku bekerja sebagai jaksa di kantor jaksa gedung A di kota X. Tahun ini aku berumur 30 tahun. ^^^
Diam, Bimo tidak langsung membalas pesan Safira lagi. Tampaknya dia cukup shock di seberang sana dan itu wajar saja, Safira mengerti apa yang dia pikirkan laki-laki asing itu.
Apa kamu mau bertemu?
Bertemu?
Bukankah ini terlalu cepat?
Safira berpikir ini bukan langkah yang baik karena mereka baru saja berkenalan beberapa menit yang lalu. Kalaupun bertemu Safira rasa setelah dua atau tiga hari melakukan perkenalan.
Kamu tidak mau?
^^^Bukankah langkah ini terlalu cepat?^^^
Tidak, ini lebih baik. Aku ingin berkenalan secara langsung dengan mu, bagaimana?
^^^Aku tidak bisa memutuskannya sekarang. Bisakah antum memberikan ku waktu untuk berpikir?^^^
Baiklah, tapi jangan terlalu lama.
"Ya Allah, mengapa hatiku ragu melanjutkan langkah ini?" Safira mengusap wajahnya lelah, mematikan ponsel dan melemparkannya ke atas ranjang.
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 453 Episodes
Comments
hannina
suka ceritanya ....tambah ilmu
2021-09-24
0
Yayoek Rahayu
kalo ragu...tinggalkan safira....
2021-09-02
1
m. l y n d i a ˖♡
anta bukan antumm..
2021-07-25
4