"Kalian bertiga sudah lama tidak bertemu jadi sekarang nikmatilah waktu kalian." Abi kemudian dibawa turun oleh Tio.
Meninggalkan ketiga putrinya yang kini sedang menatap punggung ringkihnya sendu.
"Abi sekarang mulai sakit-sakitan." Safira membuka pembicaraan setelah lama terdiam.
Dia memegang lengan Saqila menuntunnya masuk ke dalam kamar. Annisa juga tidak tinggal diam, dia memegang lengan Saqila yang satu ikut masuk ke dalam kamar Safira.
"Usia Abi sudah tidak muda lagi." Kata Annisa mengenang.
"Maka dari itu kita bertiga harus membuat Abi bahagia di usia tuanya, jangan buat Abi sedih." Saqila duduk di atas meja, menghibur saudara-saudaranya.
Diingatkan tentang bahagia, Safira yakin satu-satunya yang bisa membuat Abi lega sekarang adalah kabar tentang pernikahannya.
"Kakak sudah mendengarnya dari Abi." Annisa melihat perubahan wajah adiknya.
Dia lalu dudu di sebelah Safira, menggenggam tangan adiknya yang sudah lama tidak dia sentuh.
"Ini cobaan, dek. Ini adalah cobaan yang harus kamu lewati sebelum berpijak di tangga selanjutnya."
Pernikahan adalah sebuah ikatan yang sakral karena itulah beberapa orang sulit mau melangkah ke pijakan tersebut sebelum mendapatkan orang yang sesuai dengan prinsip hidup. Masalah ini juga berlaku untuk Safira, adiknya yang kuat. Annisa yakin adiknya belum menikah bukan berarti tidak laku atau tidak ada yang menyukai, tidak..dia yakin alasannya bukan karena ini.
Tapi ini adalah masalah hati, prinsip hidup. Dia masih belum menemukan seseorang yang sesuai dengan hatinya atau mungkin saja sudah tapi karena suatu hal dia tidak bisa memiliki.
"Aku tahu Kak Annisa dan aku sungguh sabar melewatinya."
Dia sudah menunggu bertahun-tahun lamanya untuk satu cinta yang tidak pasti. Dia sudah melewati rasa sakit itu jadi dia tidak akan semudah itu menyerah.
"Dua hari lagi aku akan ta'aruf dengan seseorang," Safira sudah memutuskan langkahnya.
Bila mereka cocok cinta akan hadir karena terbiasa, meskipun dia tahu prosesnya tidak semudah itu tapi dia mau mengambil langkah pertama.
"Kak Annisa dan Kak Saqila, tolong do'akan yang terbaik untuk Safira."
Annisa dan Saqila saling pandang, tersenyum lebar mereka berdua langsung memeluk Safira. Merengkuhnya hangat seraya yang melayangkan doa terbaik untuk sang adik.
"Allah tahu apa yang kami berdua inginkan."
...🌼🌼🌼...
Besok paginya, mereka semua jalan bersama-sama ke rumah Karina untuk menghadiri akad. Tidak terkecuali Abi, meskipun sedang kurang sehat dia tetap bersikukuh menghadiri acara pernikahan keponakannya. Annisa dan yang lain tidak bisa berbuat apa-apa untuk menghentikannya.
"Safira kapan nyusul, Nak? Adek kamu si Karina udah nikah aja padahal dia masih kuliah lho." Safira dan yang lain baru saja duduk di kursi undangan namun sudah ditanyai oleh salah satu Bibinya.
Safira hanya tersenyum, sebenarnya tidak berminat menjawab pertanyaan Bibi.
"Segera." Katanya singkat.
Bibi itu tahu betapa angkuhnya Safira jadi dia tidak mau melepaskan Safira begitu saja. Dia akan mempermalukannya Safira di sini sampai tidak mempunyai wajah lagi untuk bertemu banyak orang.
"Kapan tepatnya kamu menyusul Kari-"
"Aku lapar, bisakah pertanyaan ini aku jawab nanti saja?" Potong Safira tidak sabar.
Bibi mengatupkan mulutnya tidak puas,"Ya, makanlah yang banyak." Setelah mengatakan itu dia langsung pergi ke meja yang lain.
Safira tersenyum puas, dia segera bangun dari duduknya dan pamit kepada yang lain untuk ke meja makanan.
Dia berbohong tepatnya, dia hanya ingin sendirian saja untuk sementara waktu karena beberapa hari ini pikirannya sangat kacau. Berdiri di depan meja makanan, kedua mata Safira diam-diam memandangi dekorasi indah pernikahan sepupunya.
Suasana yang dipenuhi kebahagiaan, setiap sudut rumah dihiasi dengan berbagai macam bunga indah, dan gaun pengantin yang memanjakan mata.
Jujur, dia juga ingin berada di posisi sepupunya hari ini. Diam di dalam kamar pengantin menunggu kedatangan sang suami dengan berbagai macam bunga indah yang bertebaran di atas ranjang maupun lantai, Safira sudah memimpikannya berkali-kali.
"Apa yang sedang kamu pikirkan?"
Deg
Safira segera menoleh ke arah asal suara. Di belakang tidak jauh darinya berdiri pemuda tinggi nan tampan yang mampu melelehkan hati gadis manapun, tidak terkecuali Safira.
"Ah..aku.." Safira langsung memperbaiki ekspresinya.
"Aku hanya berpikir rumah ini di dekorasi dengan hati-hati dan indah."
Ali menganggukkan kepalanya ringan. Dia lalu berjalan mendekati meja makanan, berdiri di samping Safira dengan jarak yang cukup jauh.
"Apa kamu suka konsep pernikahan seperti ini?"
Safira tersenyum kecil, wajah cantiknya merendah menatap sajian makanan di atas meja namun pikirannya melayang mengikuti sosok di samping.
"Setiap wanita pasti menyukainya." Jawab Safira gugup.
Jantungnya berdebar kencang memompa darah dengan kecepatan tinggi keseluruhan tubuh, membuat tubuh Safira terasa panas juga lemas pada saat yang bersamaan. Kedua pipinya merona terang dan bibirnya tidak berhenti menarik sebuah senyuman manis.
Entah mengapa semua perasaan gelisah dan sakit hatinya segera hilang di sapu bersih oleh perasaan hangat nan manis di dalam hati.
"Yah, aku hampir lupa semua wanita di dunia ini menyukai keindahan bunga." Ali melirik Safira yang kini sedang menunduk, dari tempatnya berdiri dia bisa melihat ada rona merah di sana.
"Apakah kamu sudah membaca buku itu?"
Belum, tapi tepatnya aku tidak bisa karena tidak mau kehilangan jajak sentuhan mu. Batin Safira mengakui.
"Aku belum sempat karena beberapa hari ini aku sangat sibuk." Bohong Safira.
Ali tersenyum tipis, tampak kecewa tapi tidak terlalu jelas.
"Tapi aku tahu kamu mengetahui tentang kisah cinta Ali dan Fatimah putri Rasulullah Saw."
Safira mengangguk ringan, kedua tangannya saling meremat menahan malu.
"Ya aku tahu, bukankah kita pernah membicarakannya di toko buku?"
"Lalu," Ali menatap wajah tertunduk Safira yang masih malu mengangkat kepalanya.
"Posisi mana yang akan kamu pilih sebagai seorang wanita, apakah akan menjadi Khadijah istri Rasulullah Saw atau menjadi Fatimah putri Rasulullah Saw. Bisakah kamu memberitahuku?"
Khadijah atau Fatimah?
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 453 Episodes
Comments
Risa Istifa
dulu sebelum menikah ,aq jg begitu ,,begitu banhyak cobaan dr laki2 yg suka pd ku ,🤗🤗🤗🤗🤭🤭🤭
2022-03-30
0
hannina
di kasih sinyal tuh ma bang Ali Safira...
jadi senyam senyum sendiri AQ bacanya☺️☺️
2021-09-24
0
Yayoek Rahayu
byk ilmunya...
2021-09-02
0