Daddy Pulang 2

Arya yang mendengar penjelasan Michi tidak sengaja mengepalkan tangannya di bawah meja.

"Kok gue merasa marah yah mendengar penjelasan Michi", batinnya berusaha mengontrol emosinya.

"Om tenang aja Michi aman sama saya kok Om", ujarnya menatap lekat ke arah Michi dan hal itu membuatnya salah tingkah.

"Om percaya sama kamu", ujar Tuan Leo menepuk pundaknya dan berharap banyak terhadap Arya. Dan sepertinya ada sesuatu hal yang disembunyikan Tuan Leo dan Nyonya Sarah mengenai berdua. Karena tidak biasanya kedua orangtuanya mudah mempercayai orang asing. Sedangkan Arya, dia baru saja bertemu dengan pria itu beberapa jam yang lalu dan sudah mendapatkan kepercayaan orang tua Michi.

"Kalo bisa kalian pacaran saja, pasti Michi semakin aman bersama kamu", usul Nyonya Sarah memberikan ide konyol. Arya hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal menimbangi usul Nyonya Sarah itu.

"Mami!", pekik Michi kesal berusaha menutupi saltingnya.

"Papi juga setuju dengan usul Mami kamu", timpal Tuan Leo.

"Papi juga ikutan sama Mami", sambar Michi tidak percaya dengan isi pikiran kedua orangtuanya.

"Permisi Tuan, Nyoya, Mas, Mbak minumannya sudah sampai", ujar pelayan wanita itu. Yap dia adalah pelayan wanita yang ditemui Arya yang di luar toilet tadi.

"Huh selamat", batin Arya mengelus dadanya. Entah apa yang akan terjadi jika pembicaraan itu akan berlanjut. Sejak dari tadi dia sudah mencari kata kata yang tepat untuk menjawab usul kedua orang tua Michi.

"Makasih Mbak", ujar Nyonya Sarah.

Pelayan wanita itu membalas senyuman manis terhadap Sarah, Leo dan Arya tapi tidak dengan Michi. Dia menatap sinis terhadap Michi tapi dia sendiri tidak tahu itu. Yang menyadari hal itu cuma Arya sendiri.

"Kenapa tuh cewek",

"Syukurlah mereka berdua sudah bertemu", batin Nyonya Sarah penuh harap.

"Suatu saat kalian akan tahu siapa kalian sebenarnya", batin Tuan Leo.

Tuan Leo bekerja sebagai Asisten CEO sebuah Perusahaan besar. Sama seperti halnya dengan Zoya tidak tahu apa apa dengan pekerjaan kedua orangtuanya.

Di tempat lain

"Makasih udah anterin gue", ujar Lia melepaskan helmnya.

"Sama sama, lo nggak nawarin mampir bentar gitu sama gue", ucap Andika melepaskan helmnya dan merapikan rambutnya yang berantakan di kaca spion motornya.

"Buat apa?", tanya Lia sedikit curiga memicingkan matanya seperti mengintimidasi.

"Kan sebagai ucapan terima kasih lo ke gue karena gue udah secara iklas nganterin lo sampai selamat ke rumah Lo", jawabnya santai melipatkan kedua tangannya.

"Nggak iklas lo",

Andika tidak menghiraukan ucapan Lia. Dia turun dari motornya dan berjalan santai melewati Lia.

"Ehk lo mau kemana?", teriaknya membalikkan badannya.

Lia melihat Andika sedang asyik berbicara dengan ibunya. Dan sesekali melirik ke arah Lia.

"Tumben ibu nggak ke rumah sakit", gumam Lia dan berlari ke arah Andika.

"Ibu nggak ke rumah sakit?", tanya Lia setelah sesampainya,

"Rumah sakit! emangnya siapa yang sakit Tante?", tanya Andika bingung.

"Ibu gue seorang dokter",

"Wow ternyata Tante hebat seorang dokter, saya salut terhadap Tante", puji Andika terhadap Nyonya Lina ibunya Lia.

"Penjilat", cibir Lia,

"Husttt! kamu nggak boleh gitu siapa tahu dia akan jadi jodohmu nanti", ujar Nyonya Lina menggodanya.

"Itu namanya mustahil Bu Lia nggak mau punya jodoh kayak dia" bantahnya melihat ke arah Andika yang sedang senyum tanpa dia tahu artinya.

"Siapa tahu", ujar Nyonya lagi,

"Nak Arya mari masuk", ujar Nyonya Lina dan diangguki oleh Andika.

"Baik Bu", sahutnya dan hendak memasuki rumah mewah itu.

"Bentar! lo nggak ikut masuk?", tanya Andika terhadap Lia yang terlihat kesal.

"Nggak", sahutnya jelas dan padat.

"Terserah lo, tapi satu hal yang harus lo ingat tolong garis bawahi yang diucapkan Tante Lina "Siapa tahu" lo jadi jodoh gue", bisik Andika ke telinga Lia. Dan tersenyum kemenangan karena sudah berhasil menjahili Lia.

"Gue masuk dulu",

"Dasar cowok aneh awas aja lo gue bakal cincang ginjal lo", kesalnya dan memasuki rumah membuntuti Andika.

Sesampainya di dalam rumah dia dikejutkan dengan Ayahnya.

"Ayah!", pekik Lia saat melihat ayahnya sedang duduk manis sambil meminum secangkir teh. Dia langsung berlari ke pelukan ayahnya itu yaitu Tuan Bram.

"Kenapa baru pulang sekarang Ayah, kenapa nggak dilanjutin kerjaannya sekalian nggak usah pulang ke rumah ini", rengek Lia dan sedikit menyindir.

"Jadi ceritanya lagi ngusir Ayah nih",

"Tau", ketus Lia pura pura merajuk,

"Ayolah jangan merajuk begitu, Ayah minta maaf ke putriku ini, kan Ayah bekerja juga untukmu", ujar Tuan Bram sedikit terkekeh melihat tingkah putrinya itu.

"Ya udah deh, permintaan maaf diterima", ujarnya luluh lagian apa yang dikatakan Ayahnya itu benar. Ayahnya bekerja bukan untuk dirinya sendiri tapi juga untuk keluarganya termasuk Lia.

"Apa kamu temannya Lia?", tanya Tuan Bram terhadap Andika yang sedari tadi melamun akibat melihat Lia bersama Ayahnya.

"Ehk iya Om saya temannya Lia, maaf saya melamun tadi", sahutnya sedikit kikuk tersadar dari lamunannya.

"Ayo duduk", menepuk sofa di sebelahnya yang masih kosong menyuruh Andika yang masih berdiri mematung.

"Lia ke kamar dulu buat ganti baju", ujar Lia dan pergi menaiki tangga kamarnya. Sedangkan Andika dia biarkan berbincang dengan kedua orangtuanya.

Lia yang sudah selesai turun dari dari tangga. Andika seketika terpana melihat Lia dengan gaya sederhana tapi terlihat anggun. Rambutnya yang dikucir satu yang lumayan longgar. Baju kaus oblong warna putih yang lumayan panjang. dan celana pendek selutut warna hitam kebiruan. (Author nggak ngerti fashion so maklumin aja 😌)

"Kenapa bengong?", tanya Lia duduk di sebelah Andika.

"Nggak kok", elak Andika menutupi saltingnya.

"Ya kali gue ngaku kalo lo terlihat cantik sekarang ini",

"Permisi Tuan, Nyoya, Mas, Nona ini minumannya dan juga beberapa cemilan", ujar salah satu pelayan wanita di rumah itu. Meletakkan bawaannyake atas meja. Kalau dilihat dari tampangnya umurnya sekitar 20 tahunan. Dan terbilang lumayan cantik. Pelayan itu dari tadi berusaha mencari perhatian Andika dan melirik lirik ke arah Andika. Tapi hal itu tidak membuat Andika terpikat dia hanya acuh.

"Maaf saya lancang, apa Masnya teman Non Lia?", tanya pelayan wanita itu. Wah sungguh keberanian yang harus diacungi jempol. Lia yang mendengar pertanyaan pelayan mengerutkan keningnya.

"Kok gue merasa dia kayak naksir sama Andika yah",

"Bukan, tapi dia pacar gue", sahut Lia sedikit menyindir. Spontan semua yang ada di ruangan itu tercengang akibat penuturannya barusan termasuk Andika.

"Maaf Non saya lancang, kalau begitu saya permisi ke belakang dulu", ujar pelayan itu berusaha menetralkan emosinya.

"Pacar!", sambar Andika mengetes kembali apa yang didengarnya barusan itu benar atau tidak.

"Lo salah dengar", sahut Lia memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Tapi ibu dengar loh bahkan sangat baik", bukannya Andika yang menjawab tapi Nyonya Lina.

"Itu tadi Lia sengaja, soalnya Lia nggak suka liat pelayan itu ganjen ke Andika", jelasnya spontan. Andika yang mendengar itu merasa ada kupu kupu yang sedang berterbangan di dalam perutnya.

"Lo jealous?", tanya Andika menaikkan salah satu alisnya.

"I itu n nggak kok, gue nggak jealous perasaan lo aja kali", ucap Lia tergagap.

"Benarkah!", bukan Andika yang menyahut tapi Tuan Bram.

"Ehk udah mau sore nih, Ayah Ibu Andika harus pulang", menarik tangan Andika dan menyeretnya.

"Om Tante saya permisi dulu", ujarnya terpaksa menuruti keinginan Lia. Tuan Bram dan Nyonya Lina saling pandang melihat kelakuan putrinya itu.

"Kenapa sih pake narik tangan gue segala", rintih Andika hendak melepaskan genggaman tangan Lia.

"Gue mau lo balik udah keburu sore ini", ujar Lia tetap menarik tangan Andika.

"Masih pukul 3 udah disuruh pulang, gue masih betah ngobrol bareng bokap sama nyokap lo", berusaha melepaskan genggaman tangan Lia dan berhasil.

"Eits lo mau kemana, udah gue bilang mending lo pulang sana", Lia menghadang Andika untuk memasuki rumahnya lagi.

"Jadi ceritanya lo ngusir gue nih",

"Yes", sahutnya santai.

"Tega banget lo sama pacar lo ini",

"Sejak kapan lo jadi pacar gue?", tanya Lia.

"Sejak tadi", jawab Andika dengan santainya.

"Udah gue bilang,,,,," ucapan Lia terpotong akibat jari telunjuk Andika melekat di bibir merahnya.

"Nggak usah jelasin panjang lebar kali tinggi gue bosan dengernya",

"Gue cuma mau bilang jangan rindu, rindu itu berat jadi gue aja yang rindu, tapi lo rindu gue nggak papa sih malah bagus banget", bisik Andika tepat di telinga Lia.

"Basi", Lia mendorong bidang dada Andika.

"Kalo gitu pulang dulu, ingat mimpiin gue nanti malam", ujarnya dan menaiki motornya.

"Bay Lili", teriaknya lagi mengangkat salah satu tangannya dari belakang keluar dari kawasan rumah Lia dan melesat pergi.

"Lili! siapa Lili?", gumam Lia menggaruk kepalanya yang tidak terasa gatal.

"Bodo ah, mending gue masuk, baru aja ketemu hari ini udah sok akrab dasar cowok aneh", gumamnya lagi memasuki rumah dan menutup pintu.

"Apa temanmu sudah pergi Lia?", tanya Ayahnya,

"Sudah Ayah! kalo gitu Lia masuk kamar dulu", sahut Lia menaiki tangga kamarnya sambil senyum senyum sendiri.

"Ada apa dengan putri kita?", tanyanya terhadap istrinya Nyonya Lina.

"Ayolah Mas, masa iya Mas tidak tahu apa yang terjadi dengan putrimu sendiri", sahut Nyonya Lina tersenyum.

"Lili nama yang imut", gumam Lia memeluk salah satu bonekanya.

"Apakah ini yang dinamakan jatuh cinta tidak mengenal waktu huaaaaa,,,,,,, aku bisa gila, Andika lo harus tanggung jawab", menutupi dirinya dengan selimut. Dan banyak lagi ocehan yang keluar dari mulut mungilnya itu.

Satu hal lagi pekerjaan Ayah Lia sama seperti Michi dan Zoya. Sama sama seorang asisten dari seorang CEO perusahaan besar. Dan dia sendiri juga tidak tahu dimana Ayahnya itu bekerja. Dan ibunya adalah seorang direktur Dokter di rumah sakit Pelita Hati. Yang dimana itu adalah rumah sakit milik keluarga Devandra. Tapi dia juga tidak tahu akan hal itu. Begitupun dengan Alesia dia tidak tahu jika rumah sakit itu adalah milik keluarganya sendiri.

Di lain tempat

Sebuah motor sport memasuki garasi rumah mewah yang tak lain adalah Ken dan Alesia.

"Nyampe juga", ucap Alesia melepaskan helmnya dan memberikan terhadap Ken. Dan Ken sendiri sedang sibuk membenarkan rambutnya yang sedikit berantakan.

"Tadi di jalan lo mau nanya apaan ke gue?", tanya Ken mengingat waktu di jalan.

"Gue cuma mau nanya kapan Daddy akan pulang dari Jerman itu aja Bang", sahutnya dan mengikuti Ken hendak memasuki rumah mewah itu.

"Gue juga nggak tau pasti", sahut Ken santai.

"Gitu yah", gumam Alesia sedikit lesu mendengar penuturan kakaknya itu.

Sesampainya di ruangan tamu yang sepi dan penghuninya seperti di telan bumi.

"Ehem ehem tes tes",

"Lo mau ngapain?", tanya Ken harap cemas,

"Bang tutup telinga lo", tidak menanggapi ucapan kakaknya itu dan Ken spontan menutup telinganya karena dia tahu apa yang akan terjadi nantinya.

"Satu dua tiga! Mommy putrimu yang syantik bak Yunani ini udah pulang Mommynya dimana yuhuuuu?", teriak menggema di rumah mewah itu.

"Sudah gue duga", gumam Ken masih setia dengan kedua tangannya menutup kedua matanya. Dan pelayan lain tentu saja menutup telinganya masing masing. Meskipun tingkah Alesia sedikit menyusahkan tapi mereka menyukainya. Karena apa? karena jika tidak ada suara cempreng Alesia mungkin rumah mewah nan besar itu akan sepi seperti kuburan.

"Mommy lagi di taman belakang sayang!", sahut Nyonya Ema berteriak yang sibuk dengan urusannya yaitu buku di tangannya.

"Ayo bang Mommy lagi di taman belakang", menarik tangannya Ken. Ken hanya mengikuti adiknya itu dengan langkah sedikit malas.

"Hay Mom!", sapa Alesia sesampainya di taman belakang dan menyalami tangan Mommynya itu.

"Ayolah sayang jangan berteriak seperti tadi, memangnya kamu mau rumah kita roboh", ujar Nyonya Ema menasehati Alesia.

"Hehehe Sorry Mom Lesia kelepasan", cengir Alesia,

"Dasar degil (keras kepala)", cibir Ken. Dan mendapatkan tatapan sinis dari adiknya itu.

"Ehem apa Daddy sudah dilupakan", ujar Tuan Johan yang sedari tadi tidak berkutik. Karena terfokus dengan koran di tangannya.

"Daddy!", pekik kedua kakak beradik itu dan memeluk Tuan Johan.

"Daddy kok lama sih pergi ke Jerman?", tanya Alesia sedikit merajuk.

"Kan Daddy kerja dan Daddy hanya sebentar kok di Jerman", sahut Tuan Johan.

"Sebentar apaan segitu lamanya", ketus Ken.

"Kata Daddy sebentar, berarti mandi namanya apa dong kalo bukan sebentar", ujar Alesia melontarkan isi pikiran konyolnya.

"Udah udah mending sekarang kita makan siang, kasihan Bi Susi udah masak banyak sayang kalo tidak dimakan", ujar Nyonya Ema.

"Kami berdua ganti baju dulu yah Mom", ujarnya dan berlari ke tangga kamarnya. Dan diikuti oleh Ken dibelakangnya tapi berjalan santai.

"Woii adek lucknut kalo jalan yang bener jangan lari gitu ini tangga, gimana kalo lo jatuh", omel Ken.

"Iya iya abangkuhh bawel", sahut Alesia.

Sesampainya di kamar dia membuka seragamnya dan hendak mandi sebentar karena dia merasa kegerahan.

"Jaket Kiel", gumamnya memegang jaket hitam Kiel yang barusan dia pakai.

"Bentar jaket yang waktu itu mana yah?", mengobrak abrik lemari pakaiannya.

"Ini dia", mengambil jaket itu yang terselip beberapa pakaian lainnya.

"Kedua jaketnya wangi banget apa badannya wangi juga yah kayak jaket ini?", gumam Alesia.

"Tau ah, kok gue jadi mikirin itu mending gue mandi dulu gerah banget", meletakkan salah satu jaket di lemarinya dan satunya lagi dibawa ke kamar mandi.

Tok tok tok

"Bentar", sahut penghuni kamar itu yang tak lain adalah Alesia.

Ceklek,,,,,,,

"Lama banget sih lo bukainnya", sambar Ken yang sedari tadi mengetuk ngetuk pintu kamar Alesia.

"Gue baru selesai mandi, apaan emangnya?",

"Mandi segitu lamanya",

"Aish dasar abangke gue nanya ada apa lo malah jawab yang lain", kesalnya.

"Ye gitu doang lo marah",

"Ya habis lo dari tadi bertele-tele sih", sahut Alesia Ketus.

"Gue mau bilang Mommy sama Daddy udah nungguin dari tadi di bawah", jelas Ken.

"Gitu kek dari tadi", menutup pintu kamarnya.

"Ayo turun malah bengong",

"Ya ayo", sahut Ken.

Mereka berdua pun turun menemui kedua orang tua mereka untuk makan bersama.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Makasih udah mampir ke novel pertama Puput😊. Jangan lupa like, komen, dan kalau bisa favorit juga 😉.

Salam sehat 💪

GBU🤗😇

Terpopuler

Comments

coni

coni

cieee lanjut kak Puput, Aster hadir

2021-06-02

1

HIATUS....

HIATUS....

ciyee Arya dapet restu wkwkwkwk... seru Dede cerita nya...

2021-06-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!