Nebeng

"Gini gue mau Bang Ken dan Bang Randy usap usap kepala gue, atau meluk, atau cium terserah deh", ujarnya membuat yang lainnya bingung dengan isi kepala Alesia.

"Buat?", tanya Randy bingung,

"Ya buat memanasi si muka badut itulah", jelasnya menunjuk arah Ara dengan Elsa menggunakan dagunya.

"Nggak sekalian aja make oven biar makin panas tuh mukanya", kompor Arya.

"Nah kalo udah panas makeup nya jadi makin kinclong deh", timpal Andika.

"Bukannya makin kinclong tapi encer", ujar Arya lagi dan tertawa terbahak-bahak termasuk ketiga sahabat Alesia.

Randy dan Ken pun menyetujui rencana Alesia. Randy mengelus rambut Alesia sambil memainkan poninya diselingi tawanya. Dan Ken memeluk Alesia ala pelukan kakak adik dan diselingi tawa juga.

Di tempat lain, Ara mengepalkan tangannya tentu saja Elsa juga ikut mengepalkan tangannya dan mengumpat.

"Dasar cewek sialan, beraninya dia masih mendekati Ken gue, dia belum tau siapa gue", seringai licik terpampang di wajah Ara dan Elsa.

Mereka berdua pun memilih masuk ke dalam mobil dan pergi dari tempat itu dengan sejuta amarah di hatinya terhadap Alesia.

Alesia yang melihat Ara dan Elsa dengan wajah begitu kesal tersenyum sumringah karena rencananya berhasil.

"Bagaimana apa rencana lo berhasil?", tanya Ken, dia sengaja tidak menghadap arah tempat Ara berada.

"Apa mereka sudah pergi?", tanya Randy lagi yang juga membelakangi Ara dan Elsa.

"Wowwww rencana gue ternyata berhasil sembilan ribu sembilan ratus sembilan puluh sembilan persen", sahutnya senang.

"Gue liat tadi si muka badut kesal banget", timpal Michi yang ikut senang.

"Rasain tuh emang enak dikerjain salah dia sih nuduh nggak bener", oceh Lia.

"Dosa tanggung sendiri gue nggak ikutan, gue cuma penonton", ujar Zoya santai.

"Itu sama aja Bambang", hardik mereka semua kecuali Kiel tentunya. Dan Zoya tentu saja bodo amat.

"Gue balik duluan yah soalnya tadi udah di suruh nyokap cepat pulang", ujar Lia.

"Lo bareng gue aja, bentar lagi supir gue datang", tawar Michi menatap layar ponselnya.

"Yah gue lupa kalo hari ini supir gue ijin, gimana dong?", ujar Michi sedikit cemas.

"Gue punya ide", sanggah Alesia,

"Apa itu", tanya keduanya bersamaan.

"Gimana kalo lo Lia nebeng bareng Andika dan Michi bareng Arya", usulnya memberikan ide.

"Gue nggak mau", jawab mereka berdua bersamaan.

"Pilih mana ditinggal terus jalan kaki pulang ke rumah atau diantar secara suka rela", tegasnya.

"Ya udah deh gue mau", pasrah Lia begitupun dengan Michi.

"Kalian berdua bisa kan?", tanya Alesia ke Andika dan Arya.

"Kita iya iyain aja", sahut Arya dan diangguki oleh Andika.

"Tapi sebelum itu ada hal yang harus dituntaskan", ujarnya lagi membuat keduanya bingung dengan penuturan Alesia.

"Lo siap Zoya?", tanya Alesia terhadap Zoya dan Zoya pun mengerti maksud Alesia dan menganggukkan kepalanya. Kiel, Randy, dan Ken hanya penonton menyaksikan apa yang akan terjadi selanjutnya.

Zoya mendekati Andika dan Alesia mendekati Arya. Tanpa aba aba mereka berdua langsung membuka jaket Arya dan Andika. Randy dan Ken tercengang melihat aksi Alesia dan Zoya tidak tahu apa maksud tujuannya, dan Kiel tentu saja tahu.

"Heh! kalian mau ngapain buka jaket kita", teriak Andika karena terkejut, Zoya tidak menjawab dia masih sibuk dengan kegiatannya. Alesia mengikatkan jaket Arya ke pinggang ramping Michi dan Zoya melakukan hal yang sama terhadap Lia.

"Rok kalian kependekan", jelas Zoya menjawab kebingungan mereka. Dan Arya dan Andika pun mengerti apa yang dilakukan oleh kedua gadis itu.

"Makasih banyak kalian emang sahabat pengertian", ucap Michi tulus.

"Yes! we best friends forever", ucap Alesia dan mereka pun berpelukan ala Teletubbies.

"Ehem sorry ganggu, tapi sekarang kalian jadi nggak nih ikut nebeng, perut gue udah keroncongan dari tadi pengen makan", ujar Arya.

"Jadilah", teriak mereka berempat serempak.

"Buset dah lama lama kuping gue budek denger suara cempreng kalian", ucap Andika menutup telinganya.

Lia pun menaiki motor sport Andika dengan tiba tiba begitupun dengan Michi sehingga motor yang ditumpangi keduanya oleng.

"Woiiii kalo mau naik bilang dong, jangan main nyelonong aja seenak jidat lo", oceh Arya kesal.

"Untung gue tahan", timpal Andika yang ikut kesal. Lia dan Michi hanya tertawa cekikikan.

"Hati hati bawa motornya, awas kalo lo berdua macam macam ke mereka", ancam Alesia melotot kan matanya terhadap Arya dan Andika.

"Kalo nggak gue tebas lo berdua", timpal Zoya mengancam.

Arya dan Andika menelan salivanya susah payah dengan ancaman Alesia dan Zoya.

"Enak aja ngatain kita berdua macam macam ya nggaklah", ujar Arya sedikit takut.

"Ye diancam gitu aja takut", ujar Ken meledek mereka berdua dan mendapatkan tatapan horor dari Arya dan Andika.

Arya dan Andika memakai helmnya dan

motor keduanya pun berangkat duluan.

"Hati hati itu anak orang!", teriak Randy sebelum kedua motor sport itu benar benar pergi dan hanya di balas lambaian tangan Arya dan Andika.

Kini yang tersisa hanya Kiel, Randy, Zoya, Alesia dan Ken.

"Gue duluan yah", pamit Zoya dan menyalakan mesin motor sportnya dan menjalankannya.

"Titi DJ!", teriak Alesia dan dibalas lambaian tangan Zoya.

"Apaan tuh Titi DJ?", tanya Ken bingung dengan istilah baru itu karena baru pertama kali mendengarnya.

"Hati hati di jalan abangkuhh", sahutnya,

"Ohkk iya gue sama bang Ken balik juga yah", pamit Alesia terhadap Kiel dan Randy. Dan Randy hanya menganggukkan kepalanya. Dan Kiel hanya diam tidak merespon.

"Dasar kulkas 35 pintu", ocehnya kesal dalam hatinya karena tidak direspon Kiel.

Saat Alesia ingin menaiki motor sport Ken tiba tiba sebuah jaket hitam terlempar ke tangannya.

"Jaket", beo Alesia heran mengerutkan keningnya.

"Pake itu", ucap Kiel acuh dan menghidupkan mesin motornya dan melesat pergi dengan Randy. Yang dimana Randy sebagai penumpangnya.

Kalian pasti heran kenapa Randy tidak membawa motor kan secara dia anak holkay. Gini author jelasin, Randy sekarang lagi malas membawa motornya. Dia memilih nebeng bareng sohibnya agar dia bisa leluasa main ponsel alias main game di jalan meskipun naik motor (author: anak holkay memang aneh 🙃 kadang kala) tau ah gaje kembali ke laptop.

Alesia yang bingung dengan apa maksud tujuan Kiel hanya memandangi jaket hitam di tangannya.

"Ngapain bengong, lo mau disini terus disini, lo nggak takut apa sekolah udah sepi pake acara horor segala lagi", ujar Ken sedikit merinding melihat sekeliling sekolah yang sepi.

"Bang ini maksudnya gimana sih gue bingung, emang gue harus pake jaket ini, kan sekarang kan hari cerah bahkan sangat panas",

"Ya ampun adekku sayang, maksudnya tuh rok lo kependekan nah dia sengaja ngasih biar bisa nutupin aurat lo, sama yang lo lakuin ke Arya dan Andika membuka jaketnya terus lo ikat ke pinggang teman teman lo", jelas Ken menahan kesabarannya.

"Ohkk gitu", ujar Alesia melilitkan jaketnya ke pinggang rampingnya dan menaiki motor Ken. Ken hanya mendengus kesal karena jawaban Alesia tidak sesuai dengan yang di harapkan.

"Woiiii jalan kenapa malah bengong", ujarnya menepuk pundak Ken yang sudah stand bay di belakang Ken.

"Iya iya bawel, nih pake helm lo", ujar Ken rada kesal tersadar dari lamunannya dan memberikan helm ke Alesia.

"Sudah siap",

"Sudah dong",

"Let's go", teriak mereka berdua dan motor itupun melesat pergi ke tempat tujuannya.

Kiel yang keluar dari tempat persembunyiannya bersama Randy di kursi penumpangnya tersenyum kecil. Tapi sayang seribu sayang senyumannya tidak bisa dilihat Randy karena ditutupi helmnya.

"Apa mereka sudah pergi?", tanya Randy yang sibuk dengan game di ponselnya.

"Hm", jawab Kiel dingin nan datar,

Dia pun menyalakan mesin motornya dan bersiap pergi dari tempat itu karena misinya sudah selesai. Sebenarnya mereka tidak benar benar pulang, mereka mencari tempat persembunyian untuk memantau Alesia dan Ken atau lebih tepatnya Kiel memata-matai Alesia. Randy hanya tersenyum simpul di belakang sambil memandang ponselnya, sepertinya dia tau isi otak Kiel mengenai calon istrinya itu.

"Apa yang akan lo lakuin terhadap mereka?", tanya Randy mengenai Ara dan Elsa.

"Masih gue pantau", jawab Kiel datar,

"Ohkk gitu kirain mau jadi korban lo selanjutnya", timpal Randy lagi, dan Kiel tidak membalasnya dia hanya fokus ke jalanan.

"Kebiasaan nih anak", batin Randy rada kesal karena dicuekin Kiel. Dan tentu saja Kiel tau apa yang dikatakan Randy dalam hatinya tapi dia tidak mempermasalahkan itu.

Di tempat lain

"Bang!!", teriak Alesia tepat di telinga Ken yang ditutupi helmnya.

"Apaan!", sahut Ken berteriak mendekatkan telinganya tapi masih fokus ke jalanan.

"Enggak jadi deh bang, sekarang lagi di jalan kan bahaya di rumah aja ngomongnya", balas Alesia lagi dan Ken hanya mendengus kesal.

"Terserah lo", ujar Ken rada kesal dan menambah kecepatan motornya.

"Huaaaaa,,,,,, abangke jangan ngebut dong gue bisa bisa terbang nih nggak punya sayap lagi gue takut jatuh kejedot aspal nanti", teriak Alesia mengeratkan pelukannya di pinggang Ken. Ken hanya terkekeh dengan tingkah adiknya itu dan tidak memperdulikan ucapan Alesia.

Di tempat lain 2

"Rumah lo mana?", tanya Arya ke Michi yang lagi sedang bengong di belakang Arya.

"Woiii,,,, malah bengong", teriak Arya lagi rada kesal karena Michi masih tetap bengong.

"Ehk iya kenapa Ar, apa kita udah nyampe", ujar Michi sedikit malu setelah tersadar dari lamunannya.

"Gimana caranya kita nyampe alamat rumah lo aja gue nggak tahu", ujar Arya lagi.

Arya sengaja menepikan motornya dari jalanan karena dia tidak tahu dimana alamat Michi. Sedangkan orang yang ingin diantar malah keasyikan bengong. Makanya dia memutuskan untuk menepi sebentar.

"Sorry gue lupa ngasih tau alamatnya, kalo gitu kita ke Coffee Shop yang letaknya di jalan FXX", jelas Michi.

"Ngapain lo ke situ?", tanya Arya sedikit heran,

"Itu Coffee Shop milik keluarga gue, dan kemungkinan besar Mami gue masih di situ lagi memantau perkembangan tempat itu", jelasnya.

Coffee Shop adalah peninggalan dari kakek Michi terhadap dirinya. Karena dia masih sekolah dan dia belum tahu cara menjalankan bisnis Coffee Shop itu, sementara Maminya yang menghandelnya.

Sekarang Michi lagi belajar dari Maminya bagaimana caranya menjalankan bisnis itu dan setelah lulus SMA dia yang akan turun tangan menghandelnya. Dan Papinya adalah seorang asisten CEO dan dia tidak tahu dimana Papinya itu bekerja. Yang jelas dia tahu Papinya seorang asisten CEO terkenal dan kadangkala jarang pulang ke rumah akibat pekerjaan Papinya itu.

"Gue mampir sebentar bolehkan", pinta Arya ke Michi.

"Ngapain lo mampir?", tanya Michi bingung,

"Mau pesan kamar buat nginep", gas Arya rada kesal karena Michi tidak peka.

"Itu bukan hotel ogeb itu Coffee Shop gimana sih pesan kamar di tempat begituan ngaco", ujar Michi.

"Tau ah cape ngomong ama lo miris tau nggak", ujar Arya.

"Kalo cape ngapain ngomong sama gue tadi",

"Sabar Arya lo harus sabar hadepin bocah satu ini, kalo nggak sabar bisa bisa ketampanan lo bakal berkurang", batinnya menarik nafasnya dan membuang nafasnya perlahan.

"Woiiii kapan berangkatnya nih, keburu sore nanti", teriak Michi menepuk pundaknya Arya.

"Iya iya ini juga mau berangkat",

"Makanya cepetan",Arya hanya membuang nafasnya dengan kasar mendengar omelan Michi di belakangnya, dirinya begitu malas meladeninya.

"Bunuh anak orang dosa nggak sih", batinnya kesal, menghidupkan mesin motornya dan pergi menuju ke alamat yang dikatakan Michi.

Di tempat lain 3

"Sayang rumah kamu di mana, mungkin besok aku akan mengadakan acara lamaran ke rumah kamu, buat lamar kamu menjadi calon ibu dari anak anakku", ucap Andika di selingi gombalan recehannya.

Lia yang kesal mendengar gombalan receh Andika rada kesal. Dia pun memukul pundak Andika karena sangking kesalnya.

"Gue bukan sayang lo, kita baru aja ketemu beberapa jam yang lalu yah, malah sok akrab banget lagi", ujar Lia sangking geramnya. Dan Andika hanya terkekeh melihat tingkah Lia melalui kaca spion motornya.

Entah kenapa semenjak ketemu Lia dia merasa nyaman jika berada di dekatnya, meskipun baru beberapa jam yang lalu baru ketemu. Dari sekian banyak cewek yang digombalinnya hanya Lia yang tidak baper atau berteriak histeris seperti yang lainnya, dan itu membuat menarik perhatiannya terhadap gadis itu. Semakin Lia kesal akibat ulahnya dia semakin gemes melihat wajah Lia yang menurutnya sangat imut jika dia sedang kesal.

"Terus alamat rumah lo dimana?", tanya Andika sedikit serius.

"Di jalan XC", ucapnya singkat.

"Ok kalo gitu pegangan yang erat kita bakal ngebut nih", ujar Andika menambah kecepatan motornya. Dan secara refleks Lia memeluk pinggang Andika dan mengeratkan pelukannya karena takut jatuh.

"Jangan ngebut ngebut gue takut jatuh nanti!", teriak Lia semakin memeluk erat pinggang Andika. Andika yang dipeluk tentu saja tidak menyia-nyiakan kesempatan itu meskipun di dalam kesempitan.

Di tempat lain 4

Zoya yang baru Samapi di garasi memarkirkan motor kesayangannya. Dia pun berjalan memasuki rumah megah itu sambil senyum senyum sendiri. Pelayan lainnya yang melihat perubahan wajah nona majikannya itu merasa bingung. Karena biasanya Zoya akan menampilkan wajah datar nan dinginnya tapi beda dengan hari ini.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Jangan lupa like, komen, dan bila perlu favorit.

salam sehat dari Puput 😊

GBU😘

Terpopuler

Comments

coni

coni

Aster hadir kak Puput 😍😍

2021-05-27

1

HIATUS....

HIATUS....

Lanjut dedek semangat...

2021-05-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!