Memikirkannya

Suasana yang hening tiba tiba dikejutkan dengan suara teriakan Alesia yang tiba tiba. "Bang Ken berhenti" teriak Alesia dan mobil yang dikemudikan oleh Ken berhenti mendadak karena teriakan Alesia.

"Lo kenapa teriak Lesia, gimana kalo kita kenapa napa hah, untung gue cetakan" ucap Ken terkejut dan masih dalam nafas yang ngos-ngosan.

"Ya sorry, gue kan nggak sengaja", ucap Alesia lirih. "It's okay lo gue maafin tapi lo harus jelasin kenapa lo teriak kencang kayak tadi" tanya Ken.

"Gue cuma mau nanya, kenapa muka lo ada luka lebam, itu doang" ucap Alesia lagi.

Alesia berteriak karena mau menanyakan luka wajah Ken, karena sedari tadi dia tidak menyadarinya.

"Gue pikir apaan sampe lo teriak kenceng segala, tapi lo cuma mau nanya luka lebam gue doang" Alesia menganggukkan kepalanya mengiyakan perkataan Ken.

Ken menarik nafasnya dan menghembuskannya kembali dengan kasar. Dan dia pun menceritakan kejadian kenapa dia bisa mendapatkan luka lebam di wajahnya.

Flashback on

Saat Ken ingin menjemput Alesia dari mall, dia melihat ibu ibu lagi dijambret. Dan hal itu mengakibatkan Ken tidak tinggal diam. Ken menepikan mobilnya dan keluar untuk mengejar jambret itu.

Buggggggg,,,,,,,

Ken melayangkan pukulan keras ke wajah jambret itu. Jambret itu langsung tersungkur, dia belum sempat kabur karena dia sudah dipukul oleh Ken terlebih dahulu.

"Sial, berani lu sama gua" teriak jambret itu dengan marah. "Cih, lo pikir gue takut hah" tantang Ken lagi. Jambret yang sudah tersulut emosi langsung menghantam Ken.

Bukan Ken namanya jika dia tidak tahu menghindar, malah sebaliknya Ken malah menghajarnya balik dengan pukulan kuat.

Jambret itu tersungkur kembali, tapi dia kedatangan para rombongan bantuan para jambret itu. Sekarang Ken akan melawan 5 orang tidak satu lagi, kelihatan itu tidak mudah. Karena dari segi bentuk tubuh para jambret itu alias para preman itu kekar kekar.

Saat Ken melawan dia sangat kewalahan. Beberapa kali dia dipukuli dan dia juga mendapatkan luka lebam di wajahnya.

Ken yang sudah mulai kehabisan tenaganya bersandar di depan mobilnya sementara untuk mengatur nafasnya.

Saat salah satu jambret ingin menyerang, jambret itu tiba tiba tersungkur. Ken yang awalnya melindungi kepalanya dari serangan jambret itu tentu saja terkejut.

Dan orang yang menyelamatkan nyawa Ken adalah seorang gadis muda yang seumuran dengan Ken.

Ken yang melihat Zoya tentu saja kagum "cantik" kata Ken dalam hati.

"Ck, cemen lo semua badannya aja yang kekar tapi ngelawan satu orang saja pake demo segala" ledek Zoya merendahkan para jambret itu, yap gadis yang menolong Ken adalah Zoya. Zoya yang tidak sengaja lewat dan melihat pertengkaran tadi, dan dia tidak tinggal diam dia membantu Ken.

"Lu cewek mana berani melawan kita" tantang jambret itu.

"Cih, kenapa kalo gue cewek gue nggak akan kalah dengan pengecut seperti lo semua" sahut Zoya yang sudah diambang batas kesabarannya.

Jambret yang mendengar penuturan Zoya tentu saja emosi. Para jambret itu menghajar Zoya bersamaan. Bukan Zoya namanya jika dia tidak melawan. Meskipun Zoya kewalahan melawan 5 orang, tapi dia masih unggul. Karena para jambret sudah tersungkur merintih kesakitan, Zoya menghampiri Ken di depan mobilnya.

"Lo nggak apa apa kan?" tanya Zoya sedikit khawatir, meskipun dia tidak mengenalnya tapi dia punya rasa iba.

"Gue nggak apa apa kok", sahut Ken memegangi bibirnya yang sudah mulai mengering.

Zoya yang mendengar Ken baik baik saja tersenyum lega. Ken yang melihat Zoya tersenyum seperti itu tentu saja dia salting sendiri. "Manis" hanya itu yang dipikirkan Ken.

Saat Zoya dan Ken saling menatap satu sama lain. Dibelakang Zoya terdapat jambret yang membawa sebongkah kayu.

"Awas" teriak Ken dan langsung reflek memeluk Zoya dan membalikkan badannya untuk menghindar dari serangan jambret itu. Zoya yang mendengar itu tentu saja terkejut dan tidak ada persiapan.

Tapi ada hal yang perlu kalian tau. Meskipun punggung Ken sudah terkena pukulan dari jambret, tapi bibirnya menyentuh sesuatu benda kenyal. Yap Ken dan Zoya tidak sengaja berciuman, Zoya yang lagi bersandar di atas mobil dan Ken yang sedang melindungi Zoya dengan punggungnya. Zoya yang merasakan bibir kenyalnya menyentuh bibir Ken jantungnya tiba tiba berdetak kencang.

Mereka berdua yang masih dalam luar kesadaran dan masih terkejut, salah satu jambret itu memanfaatkan keadaan itu. Zoya yang melihat jambret mengambil bongkahan kayu yang tadi dan ingin memukul Ken lagi, tentu saja tidak tinggal diam.

Zoya yang langsung menyudahi ciuman itu dan langsung menghajar para jambret membabi buta, sampai mereka kabur. Ken yang merasakan Zoya melepaskan ciuman itu langsung tersungkur karena punggungnya terasa sakit dan kepalanya terasa pusing karena bongkahan kayu tadi.

Zoya yang melihat para jambret itu kabur mengambil tas yang sudah terletak di jalan dan memberikan kepada pemiliknya.

"Ini Bu tasnya" kata Zoya terhadap pemiliknya yang sudah menangis dari tadi karena shock.

"Terimakasih Nak" ucap ibu ibu itu tulus.

"Jangan berterimakasih padaku Bu, berterimakasilah kepada pria itu Bu, saya permisi" kata Zoya dan langsung pergi menuju motor kesayangannya yang terparkir tidak jauh dari tempat dia berkelahi.

"Tunggu nak" teriak ibu ibu itu, tapi Zoya tidak menghiraukannya, dia malah semakin mempercepat langkahnya.

"Bu gadis yang tadi dimana?" tanya Ken berjalan sempoyongan dan merintih kesakitan di bagian perutnya.

"Bukannya itu teman kamu?" tanya ibu ibu itu balik lagi. Ken hanya menggelengkan kepalanya. "Gadis tadi sudah pergi, tadi saya mengucapkan terimakasih tapi dia mengatakan harusnya saya mengatakan kepadamu nak" jelas ibu itu dan Ken hanya termenung mendengar penuturan ibu ibu itu.

"Kalo gitu saya pergi ya Bu", pamit Ken sopan. "Tapi kamu terluka nak, apa perlu kita ke rumah sakit saja" tawar ibu ibu itu khawatir.

"Tidak usah Bu, saya masih ada urusan lain" kata Ken lagi. "Kalo begitu ibu mengucapkan banyak terimakasih karena telah menolong ibu, hati hati ya nak" ucap ibu ibu itu tulus. Ken yang mendengar penuturan hanya menundukkan kepalanya dan tersenyum. Ken pun masuk ke dalam mobilnya dan melajukannya.

"Gue penasaran sama itu cewek" batin Ken dalam mobil sambil senyum senyum sendiri. "Mampus gue, Lesia bakal marah ke gue udah lama jemputnya" kata Ken lagi panik dan menambah kecepatan mobilnya.

Flashback off

Alesia yang mendengar penjelasan Ken merasa bersalah. "Maafin Lesia karena Lesia, bang Ken jadi keroyokan gini" lirih Alesia.

"Lah kok minta maaf sih, kan lo nggak salah, lagian gue kayak gini bantuin orang lain yang butuh bantuan"

"Lo harusnya bersyukur karena gue masih selamat, untung cewek itu nolongin gue kalo nggak tinggal nama dong gue" jelas Ken dan mendapatkan pukulan ringan dari Alesia.

"Kalo ngomong yang bener, tapi untung juga cewek itu nolongin lo bang" timpal Alesia dan Ken hanya mengiyakan.

"Terus nama tuh cewek lo tau nggak"

"Ya mana gue tahu, ucapin terimakasih aja belom sempet apalagi nanyain namanya", oceh Ken.

"Kok bisa"

"Ya iyalah, dianya langsung pergi tanpa ngomong apa apa"

"Ohk gitu, btw ceweknya cantik nggak", Ken yang mendengar penuturan Alesia hanya tersenyum.

"Acie cieee,,,,,, abang gue lagi naksir uhuuuuiiiii", jiwa centil Alesia keluar.

"Bochil mending diem deh, lo nggak tau apa apa" kata Ken menutupi saltingnya.

"Gue bukan bochil" ketus Alesia dan Ken tidak menyahut.

"Ehk luka lo masih sakit nggak" tanya Alesia sedikit khawatir.

"Nggak" jawab Ken singkat.

Ken dan Alesia akhirnya sampai di pekarangan rumah.

Makan malam

"Lesia udah selesai" ucap Alesia menyudahi makan malam.

"Loh, sayang kamu udah selesai?" tanya Ema heran tidak biasanya Alesia seperti itu

"Lesia udah kenyang Mom, Lesia ke kamar dulu yah Mom" pamit Lesia dan menaiki tangga kamarnya.

Johan yang juga heran dengan sikap Alesia memilih bertanya ke Ken.

"Ken adek kamu kenapa?" tanya Johan

"Kayaknya dia masih masih trauma Dad" sahut Ken.

"Trauma" kata Johan dan Ema bersamaan dan saling berpandangan. Ken yang sudah terlanjur mengatakan ke orangtuanya tidak punya pilihan lain selain menjelaskannya secara detail. Setelah Ken selesai menjelaskan, Johan seperti menahan dirinya untuk marah.

"Dad, tenanglah para preman itu sudah ditangani, dan dia akan selalu menjaga Lesia dengan baik", ujar Ken meyakinkan.

"Ayolah Dad, putri kita akan baik baik saja jika bersama dia, dia akan menjaga putri kita dengan baik" hibur Ema terhadap Johan.

"Daddy tidak marah kepadanya, Daddy hanya marah ke para preman itu yang sudah berani mengganggu putriku, bahkan Daddy sangat bangga terhadap dia karena sudah menjaga putriku", Kata Johan menjelaskan dan amarahnya mulai mereda.

"Ohk iya Ken wajah kamu kenapa lebam begitu" tanya Ema penasaran dan Johan juga ikut penasaran. Ken pun menceritakan apa yang terjadi kepadanya tapi tidak semua, dia tidak menceritakan kalo dia tidak sengaja mencium gadis itu.

"Daddy bangga padamu, kamu adalah laki laki bertanggung jawab, meskipun orang lain kamu tetap membantunya dalam kesusahan" ucap Johan bangga. Ken yang mendapatkan pujian dari ayahnya tentu saja dia sangat senang dan tersenyum.

"Tapi siapa gadis yang telah menolongmu itu Ken" tanya Ema lagi.

"Ken juga tidak tau Mom, saat Ken bertanya kepada ibu ibu itu dia sudah pergi" jelas Ken.

Johan dan Ema hanya mengangguk kepalanya dan melanjutkan makan malamnya yang tertunda tanpa Alesia.

"Maafin bang Ken Lesia, gue nggak bisa tenang selama gue belum ceritain semua ke Daddy dan Mommy, gue sayang sama lo sebagai abang lo" ucap Ken dalam hati dan melanjutkan makan malamnya.

Kiel POV

Kiel yang lagi berdiri di balkon kamarnya sambil meminum coklat panas kesukaannya, tidak lupa dia selalu senyum senyum sendiri. Itu hal momen langka yang pernah ada, biasanya dia tidak akan pernah tersenyum meskipun keadaan sepi atau cuma ada dirinya di tempat itu.

"Queentina Alesia Devandra, nama yang indah" gumam Kiel dengan smirknya dan meminum kembali cokelat panasnya yang masih menggumpal asap.

Alesia POV

Alesia yang berusaha menutup matanya tapi tidak bisa. Dia menggulingkan badannya kesana kemari untuk bisa tidur, tapi tetap aja tidak bisa. Dan akhirnya dia memutuskan untuk duduk dan bersandar di dinding kasur.

"Kok gue terus mikirin itu cowok yah" gumam Alesia. Cowok yang dia maksud adalah Kiel yang telah menolongnya.

"Gue nggak bisa tidur, mending gue ke kamar bang Ken deh sekalian ngasih sepatu yang gue beli dari mall tadi siang" putusnya dan berjalan menuju lemari tempat disimpannya sepatu itu.

Alasan kenapa Alesia terakhir pulang dari mall daripada para sahabatnya adalah sepatu itu. Alesia sengaja membeli sepatu sport kesukaan Ken sebagai bukti kalo dia sayang dengan abangnya itu Ken. (Ya kali dia nggak ngasih hadiah, dia aja udah make uang ken buat traktir teman temannya, wkwkwk canda)

Zoya POV

Zoya yang bersandar di tempat tidurnya, masih sibuk memegang bibirnya dan sesekali tersenyum sendiri, mengingat kejadian tadi siang. Dan alasan Zoya kenapa dia meninggalkan Ken sendirian karena dia merasa malu dan canggung terhadap Ken.

"First Kiss gue" gumamnya tidak lupa dengan senyuman yang tidak luntur dari wajah cantiknya.

Ken POV

Ken yang masih termenung di atas tempat tidurnya sambil memetik gitar, memikirkan kejadian yang tadi siang.

"Gue mesti cari tau itu cewek" gumam Ken dan meletakkan gitarnya yang sedari tadi dia peluk ke tempat semula.

Saat dia ingin tidur, pintu kamarnya diketuk oleh seseorang yaitu Alesia.

Tok,,,,,tok,,,,, tok

"Bang, lo udah tidur belum, ini gue Alesia" teriak Alesia dari luar pintu.

"Masuk aja, gue belum tidur" sahut Ken dari dalam sambil membetulkan cara duduknya.

Kreeeek,,,,,,, pintu terbuka dan menampakkan adek kesayangan Ken dengan senyum di wajahnya, dan tangan ke belakang seperti menyembunyikan sesuatu.

"Kenapa lo belum tidur Lesia? ini kan udah malem" tanya Ken heran.

"Gue mau ngasih sesuatu ke lo bang" ucap Alesia sudah duduk di pinggir kasur Ken.

"Sesuatu" angguk Alesia mengiyakan.

"Jengjengjenggggg,,,,,,, sepatu sport terbaru dari Queentina Alesia Devandra untuk Abang tersayangnya Ken Tristan Devandra" teriak Alesia lantang dengan tangan menyodorkan sepatu sport yang masih di dalam kotak, tidak lupa dengan senyum senangnya. Ken yang melihat antusias adiknya itu tentu saja senang dan menerima hadiahnya dengan senang hati.

"Wowwww keren banget sepatunya, thanks yah lo emang adek gue yang paling terbaik" ucap Ken tulus setelah membuka kotak sepatu. Alesia yang mendengar itu tentu saja sangat senang.

"Gimana lo suka nggak" tanya Alesia lagi.

"Jelaslah gue suka, sepatunya keren plus yang paling penting yang ngasihnya adalah adek gue yang paling lucknut thanks banget buat adek gue" kata Ken lagi saking senangnya.

"Enak aja ngatain gue lucknut" cemberut Alesia melipat tangannya memalingkan wajahnya, sangat menggemaskan.

"Ululuuuuuu,,,,,, adek gue ngambek" celoteh dan menggelitiki Alesia karena gemas.

Alesia yang digilitiki tentu saja merasa geli dan tidak bisa menahan tawanya.

"Hahahaha,,,,,,, stop bang stop Lesia geliiiii,,,,,, hahahaha,,,,,,,"

"Rasain ini,,,,,,,, hahahaha"

Mereka pun tertawa bersama.

Johan dan Ema yang mendengar tawa keras Ken dan Alesia tentu saja senang karena mendengar anak anak mereka akur seperti itu.

Kreeeek,,,,,

tanpa mereka sadari Ema sudah di dalam kamar memperhatikan Alesia dan Ken saling mengelitiki dan tertawa, tidak lupa dengan senyum tidak luntur dari wajahnya.

"Ken, Lesia ayo tidur ini sudah malam" kata Ema tiba tiba dan mengejutkan keduanya.

"Ehk Mommy, maaf udah ribut malam malam, itu semua karena bang Ken Mom",

"Enak aja tuduh gue"

"Emang kenyataan" Ken dan Alesia melirik sinis.

"Udah udah sekarang kamu Lesia ke kamar kamu tidur udah malem, dan kamu juga Ken tidur" nasihat Ema.

"Iya Mom" sahut Ken

"Mm Mom, Lesia boleh tidur bareng bang Ken nggak, soalnya Lesia udah lama nggak tidur bareng semenjak dia pergi ke Jerman, boleh yah Mom, please!" pinta Alesia dengan puppy eyes andalannya. Ema yang melihatnya tidak tega akhirnya menginginkannya lagian Ken adalah abangnya tidak mungkin dia melakukan hal aneh aneh terhadap Alesia.

"Iya Mommy ijinin, tapi awas yah kamu Ken jangan macam-macam ke Alesia" ancam Ema halus.

"Ya ampun Mom ngak mungkin Ken melakukan hal aneh ke adek aku sendiri Mom" sanggah Ken.

"Syukurlah"

"Kalian pada bahas apa" tanya Alesia polos

Ema dan Ken yang mendengar pertanyaan Alesia super duper polos saling memandang dan menahan tawa.

"Ngak ada kok, kalo gitu kalian mending tidur udah malem"

"Iya Mom, good night Mom" ucap mereka berdua dan mencium wajah Ema.

"Selamat malam anak anak kesayangan Mommy", balas Ema dan mematikan lampu.

Ken dan Alesia pun tidur berpelukan, tapi tidak seperti pasangan suami istri. Melainkan pelukan kakak dan adek.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

😘😘I LIKE YOU 😘🤣

Terpopuler

Comments

HIATUS....

HIATUS....

Lanjut dedek...

2021-05-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!