Ancaman Ara

"Emangnya kenapa kalo minuman kulkas gue minum salahkah atau ada racunnya lagi", ucapnya pura pura bergidik ngeri.

"Terlalu polos", batin mereka serempak kecuali Kiel dia hanya diam mematung.

"Nggak salah kok dan nggak beracun juga jadi aman pastinya", ujar Ken,

"Yaudah toh kan nggak salah, ngapain sewot", ocehnya.

Mereka semua pun memutuskan cari pembahasan lain kalau tidak otak Alesia akan semakin tercemar. Ken memilih bicara kepada Zoya meskipun terlihat sangat canggung.

"Ehem nama lo kan Zoya", tanya Ken basa basi berusaha melawan rasa gugupnya begitupun Zoya yang ditanyain Ken.

"Ehk i iya", ucapnya canggung karena jantungnya sudah lari maraton sejak tadi dan sekarang puncaknya. Baru kali ini dia gugup di depan seorang cowok padahal biasanya kalau ada yang mendekati dirinya langsung baku hantam.

Ken pun yang melihat Zoya terlihat gugup tersenyum tipis. Dia pun berusaha mencari topik yang pas untuk bisa berkomunikasi dengan Zoya meskipun masih dilanda kegugupan.

Dan Arya memilih untuk menggangu Michi yang sedang makan.

"Pantesan berat badan lo wow ternyata doyan makan", ledek Arya,

"Maksud lo apa?", tanya Michi melihat badannya sekilas. Dan perang mulut keduanya pun di mulai.

Kalau Andika dia memilih menggoda Lia yang sedari tadi menyeruput minumannya.

"Lo tau nggak, lo cantik tapi sayang", Andika sengaja menggantung kalimatnya.

"Sayang kenapa?", tanya Lia polos,

"Acie panggil sayang", ledek Andika diselingi tawanya. Lia yang merasa kesal karena dipermainkan Andika memukul tangan Andika menggunakan sendok. Dan perang sendok pun terjadi.

Alesia yang melihat teman temannya pada sibuk memilih diam bingung mau ngapain. Randy yang sibuk dengan game ponselnya dan sesekali senyum senyum sendiri karena chatingan entah ke siapa dan Kiel yang disebelahnya juga sibuk memainkan ponselnya.

Alesia menundukkan kepalanya dan tidak sengaja melihat tangan kekar Kiel didepannya. Tangannya yang putih ditumbuhi bulu kecil dan halus menarik perhatiannya. Dia menyentuhnya karena saking gemesnya karena menurutnya sangat cute. Kiel yang merasakan bulu tangannya di sentuh memalingkan wajahnya ke arah Alesia. Dan tidak sengaja Alesia juga melihat ke arahnya, mereka pun bersitatap sekitar 5 detik.

Alesia yang merasa canggung memilih untuk ke kamar mandi sebentar dengan sendirinya.

"Kenapa tuh bocah", tanya Ken melihat tingkah Alesia seperti salting dan yang lainnya hanya mengangkat bahunya tidak tahu. Kiel yang melihat tingkah Alesia seperti anak kecil terkekeh kecil.

Dan Ara yang melihat Alesia pergi ke arah kamar mandi ikut menyusulnya. Ara yang sedari tadi sudah menahan amarahnya dan ingin melupakannya kini bisa terpenuhi. Dia akan melabrak Alesia dan mengancamnya memakinya bila perlu.

Alesia berada di depan kaca berusaha menetralkan jantungnya yang sedari tadi lari maraton.

"Jantung gue huaaaaa,,,,,,,, dag-dig-dug jer,

Sekarang tenangkan dirimu Alesia tarik nafas yang dalam terus buang", dia menarik nafasnya dan membuangnya dengan kasar.

"Tapi dia terlalu tampan, matanya yang indah, bibir merah muda, hidung mancung

huaaaaa,,,, gue nggak tahan, waktu gue 5 detik yang berharga mencetak rekor baru huaaaaa,,, ganteng bangettttt", teriaknya histeris seperti orang gila dan untung saja semua isi penghuni kamar mandi kosong, sehingga dia bisa leluasa berteriak.

Alesia yang sudah mulai tenang dan berusaha melawan rasa canggungnya sekalian merapikan seragamnya yang berantakan.

"Ok gue siap", bersiap siap untuk keluar dari kamar mandi untuk bertemu gengnya lagi dan tentu saja dengan Kiel.

Saat dia hendak pergi tiba tiba dia dihadang oleh kakak kelas yang tak lain adalah Ara sang bunga sekolah dengan sohibnya Elsa.

"Lo Alesia kan?", tanya Ara dengan angkuhnya.

"Iya kak gue Alesia, ada apa yah?", tanya Alesia sopan karena dia tahu kalo dia adalah seniornya yang kelasnya terletak tepat di samping kelasnya dan juga sebagai bunga sekolah.

"Ck, nggak usah sok polos muka lo aja yang cantik tapi hati lo busuk dan munafik", cibir Ara meluapkan emosinya terhadap Alesia yang sedari dia tahan.

"Maksud Kak Ara apa yah, kenapa ngatain gue kayak gitu?", tanya Alesia menahan kesabarannya karena sudah dikatai kasar.

"Asal lo tau, lo udah berani meluk ayang bebeb gue Ken dan lo juga udah berani mencium pipinya bahkan di muka umum, dasar centil", ucap Ara marah menunjuk wajah Alesia menggunakan jari telunjuknya dan disingkirkan kasar oleh Alesia.

"Emangnya lo siapanya larang larang gue buat meluk meluk dia, situ pacarnya bukan kan kenapa situ yang marah", balas Alesia balik marah karena kesabarannya sudah habis dan sekarang yang tinggal jiwa galaknya yang sekarang ambil alih. Ara yang merasa di pojokan mencari kata kata lain agar bisa membalas Alesia.

"Gue calon pacarnya dan juga calon ibu buat anak anaknya, dan gue minta lo sekarang JANGAN PERNAH DEKATIN PANGERAN KEN GUE LAGI! MENGERTI!!!", teriak Ara tepat di telinga Alesia.

"Nggak usah teriak juga di kuping gue, gue nggak tuli yah",

"Dan lagi lo bilang calon ibu dari anak anaknya, hah bulshit mimpi lo ketinggian, dan asal lo tau dia nggak bakal sudi punya pacar kayak lo apalagi dengan muka lo yang cabe plus ngandelin makeup tebal, upss,,,, aib kebongkar", ucap Alesia sengaja memancing Ara.

"Lo,,,,,," ucap Ara hendak menampar Alesia tapi ditahan oleh Elsa.

"Tahan Ara,,," ucap Elsa menahan tangan Ara

"Apa! lo mau nampar gue silahkan,,,,,, ayo napa lo tahan takut cemen lo", tantang Alesia.

Ara mengibaskan tangannya dan kembali mengancam Alesia.

"Harusnya lo sopan dan hormat ke kakak kelas lo, punya etika nggak", marah Ara.

"Ngapain juga punya etika kayak manusia setengah jadi kayak lo nggak ada gunanya, dan asal lo tau gue bakal sopan dan hormat terhadap kakak kelas gue kalo dia juga tau cara ngrhargain gue sebagai adek kelasnya, ngerti nggak lo", balas Alesia tidak kalah marah juga.

"Sombong banget lo ngomongnya, lo tahu siapa gue hah?",

"Ohk jelas dong gue sombong emang lo siapa menantu presiden nggak kan dan ohk iya gue lupa lo kan manusia tikus yang belum jadi jadi hahahaha,,,,," cibir Alesia.

"Sekali lagi lo ngatain gue kayak gitu gue nggak akan segan segan merobek mulut lo", ancam Ara marah.

"Gue nggak takut, lo manusia gue manusia kita sama tapi beda attitude ngerti nggak lo", ucap Alesia dan berjalan santai melewati Ara yang sudah berkobar dengan amarahnya.

Ara yang mendengar itu hendak menjambak rambut Alesia tapi tetap di tahan Elsa.

"WOIII CENTIL,,,,,, JANGAN PERNAH DEKATIN KEN LAGI, AWAS AJA LO SAMPAI DEKATIN LO BAKAL TAU AKIBATNYA,,," teriak Ara dari kamar mandi. Alesia yang sudah di luar kamar mandi tersenyum meremehkan.

"Ck, punya hak apa dia larang larang gue deket deket Abang gue sendiri, ngaco", oceh Alesia sepanjang jalan untuk ke kantin lagi.

"Kenapa lo tahan sih gue, gue mau nampar mulutnya dia", oceh Ara kesal terhadap Elsa.

"Lo nggak takut apa citra lo bakal buruk sebagai bunga kebanggaan sekolah Galaxy internasional school, kalo lo tampar cewek centil itu, emangnya lo mau?", ucap Elsa melerai.

"Y ya gue nggak maulah sampe citra gue buruk akibat si cewek sialan itu", bantah Ara kesal.

"Justru itu gue nahan lo buat nampar dia",

"Tapi mau gimana lagi, gue udah emosi liat dia akrab gitu sama ayang bebeb gue Ken, udah pake acara peluk sama cium segala lagi, pengen banget gue nampar muka dia dan juga menjambak rambutnya cewek sialan itu", ucap Ara ngegas karena sangking emosi.

"Gue juga marah karena pangeran gue Randy juga akrab sama para cewek centil itu",

"Terus gimana dong",

"Sekarang ini kita memilih diam, tapi lain kali kita akan membalasnya", seringai licik terpampang di wajah Elsa dan diikuti oleh Ara.

"Gue setuju, kita kelas yuk males gue di tempat ini", ucap Ara menarik tangan Elsa pergi ke kelasnya.

(Author:"Cari dulu kebenarannya, jangan asal nuduh",

Ara:"Tau apa lo",

Author:"Taulah gue kan Authornya",

Ara:"Terserah",

Author:"Dasar nyamuk dibilangin juga",

Dah lah lupain perdebatan di atas kembali ke laptop.)

Alesia kembali ke tempatnya semula menemui teman temannya yang lagi asik nongkrong sambil memakan berbagai makanan Snack. Karena sekarang belum waktunya pulang sekolah memilih nongkrong santai.

"Lama amat sih lo!",oceh Lia,

"Ngapain aja, make up", timpal Michi.

"Tadi ada insiden drama Korea di kamar mandi tadi", ucapnya setelah mendudukkan kembali bokongnya di sebelah Kiel dan mengambil Snack minuman yang di depannya dan menyeruputnya hingga habis tak tersisa.

"Insiden drama Korea gimana maksud lo?", tanya Arya penasaran.

Alesia pun menceritakan kejadian barusan dari awal sampai akhir. Tapi tidak dengan kejadian senyum senyum sendiri dan berteriak seperti orang gila karena salting akibat tatapan Kiel.

Ken yang mendengar isi penuturan Alesia mengepalkan tangannya. Tentu yang lain juga seperti itu menahan amarahnya masing masing termasuk Kiel karena sudah berani mengancam gadisnya itu tanpa sebab, bahkan belum tahu kebenarannya seperti apa.

"Gila tuh cewek udah cabe, tampang kayak badut, pake acara ancam segala lagi tanpa tahu kebenarannya", oceh Lia kesal terdapat Ara.

"Katanya bunga sekolah tapi kok bodoh langsung ambil simpulan tanpa cari tahu kebenarannya emang dasar nggak ada otak, pengen gue cincang dah" oceh Michi jiwa Mak rempongnya keluar.

"Gini nih makanya gue nggak suka yang namanya cabe nyusahin mulu kerjaannya", timpal Ken ikut kesal juga.

"Les, kalo gue jadi lo tadi gue bakal geprek geprek tuh mukanya sampe rata apalagi tuh si Elsa pake lipstik tebal di depan gue kan jadinya gue risih dan muak", ujar Randy panjang lebar, sang mulut pedas telah kembali itulah panggilannya.

"Bentar Ara siapa, kok bahas dia sih, bahkan ngatain dia kasar banget", tanya Arya yang sedari tadi bingung siapa yang mereka bahas, begitupun dengan Andika yang ikut juga bingung.

Kiel dia tidak bingung karena dia tahu seluruh siswa di sekolah itu bahkan sisi beluk sekolah itu, sampai kepala sekolah yang suka main wanita di belakang dan seorang koruptor di sekolah itu. Bahkan dia juga mau mengambil salah satu cewek cantik di sekolah itu sebagai pelampiasan nafsunya karena dia gila ****. Bagaimana dia tahu karena dia adalah pemilik sekolah itu, dan hanya Ken, Andika, Arya, dan Randy yang tahu itu di sekolah itu.

Mungkin sekarang Pak kepsek sekolah itu lagi bahagia. Tapi tidak untuk hari esok dia akan turun tangan membereskan Pak kepsek. Bukti sudah ada di tangannya. Tapi belum ada niat untuk membeberkannya. Karena dia sekarang menunggu waktu yang tepat membongkar semua kebusukan Pak Kepsek.

"Ara itu manusia ular yang sekelas dengan gue bahkan dia berusaha dekatin gue, dan katanya juga bunga di sekolah ini, dan dia punya sohib namanya Elsa dia juga berusaha dekatin Randy", jelas Ken.

"Cantik nggak, katanya bunga sekolah", tanya Arya lagi.

"Kalo lo penasaran nih fotonya di IG", ucap Michi menyodorkan ponselnya.

"Cantik" puji Arya,

"Alias CAloN TIKus hahahaha,,,,,," ucapnya lagi bersama Andhika dan tertawa terbahak bahak.

"Cantik darimananya kayak gini, dia cuma mengumbar hampir seluruh badannya", ucap Arya.

"Nggak sekalian aja bukain semua bajunya lumayan sekarang lagi open BO", lanjut Andika.

"Wahai para manusia jaga ucapan kalian, karena ucapanmu itu tidak baik, bahkan akan berdampak buruk bagimu", ucap Lia seolah olah memberi nasihat.

"Gue sengaja ehk nggak sengaja", ucap Arya spontan.

"Gue juga", timpal Andika,

Mereka pun tertawa bersama di kantin itu bahkan tidak peduli dengan berbagai tatapan para penghuni kantin itu terutama Rezky.

Pulang sekolah

"Cepat banget sih pulangnya, perasaan tadi sekolah masih bentar", oceh Alesia yang sudah merangkul tas punggungnya.

"Cepet gimana maksud lo, ini udah pukul 14.00 ogeb gimana sih", ucap Michi melihat jam tangannya.

"Itu karena sekarang free kelas coba kalo belajar serius, satu jam aja lo udah kayak nunggu seribu tahun", ujar Zoya.

"Iya juga yah kok gue nggak mikir", ujar Lia.

"Karena lo nggak punya otak", timpal Zoya,

"Perasaan gue punya otak loh", ucap Lia polos.

"Terserah cape gue ngomong ama lo", pasrah Zoya.

"Salah yah", gumam Lia.

"Nggak kok tapi otak lo emang lagi bermasalah kayaknya deh", ledek Michi.

"Sialan Lo", umpat Lia.

Mereka berempat pun berjalan menuju parkiran, karena sekarang sekolah lagi keadaan sepi, karena siswa yang lain sudah pada pulang satu jam yang lalu.

"Berhenti", hadang Zoya tiba tiba.

"Kenapa sih kok berhenti", ucap Lia kesal,

"Itu tuh liat topeng badut lagi perhatiin Bang Ken sama Banh Randy", tunjuk Zoya ke arah Ara dan Elsa yang letaknya tidak jauh dari parkiran. Memperhatikan Ken dan Randy yang sedang asyik nongkrong di parkiran bersama gengnya. Dan juga kenapa Zoya memanggil bang karena Ken dan Randy Abang kelasnya jadi wajar kalau dia memanggil bang.

"Kayaknya si Ara beneran suka deh sama Abang lo les", ujar Lia.

"Dan si Elsa juga kayak demen ke bang Randy", timpal Michi.

"Gue punya ide!", ujar Alesia tiba tiba,

"Apaan tuh?", tanya Michi penasaran.

"Liat aja nanti", ujarnya dan berlari ke arah parkiran menemui Ken. Dan para sohibnya hanya mengikutinya saja.

"Bang lo harus kerja sama bareng gue dan juga bang Randy", ujar Alesia setibanya di parkiran.

"Maksud lo apa?", tanya Ken bingung dan Randy juga bingung.

"Si muka badut alias si Ara dan si Elsa lagi perhatiin lo berdua dari tadi",

"Terus, maksud dari kerjasama apa?", tanya Randy.

Alesia pun mengutarakan kerjasama yang dimaksudnya.

"Gini,,,,,,,,,,

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terimakasih dah mampir 😊

maaf gaje

Salam sehat 💪

GBU 😇

Terpopuler

Comments

coni

coni

next up kak Puput😘

2021-05-16

1

HIATUS....

HIATUS....

lanjutin lagi dedek

2021-05-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!