BAB 16 SEBUAH PETUNJUK

Aku menoleh ke belakang untuk mengetahui siapa yang sudah memegang pundakku. Si jangkung dari kabupaten sebelah sedang berdiri sambil cengengesan di belakangku.

"Oalah, kamu, Ndan. Kirain siapa?" tegurku pada temanku itu.

"Ealah, masih pagi wajahmu sudah kusut kayak kertas ditekuk saja, Im," jawab Bondan.

"Enggak kok biasa saja. Ayo buruan dah!" jawabku ngeles.

"Percuma kamu menutupi dariku, Brother. Emangnya aku nggak tahu insiden apa yang baru saja terjadi," ujar Bondan.

"Emangnya ada insiden apa?" tanyaku.

"Halah, masih ngeles saja. Wajahmu kehilangan gairan karena tingkah Arini barusan, kan?" tanya Bondan.

"Kok kamu tau? Apa kamu melihatnya tadi?" tanyaku.

"Ya iyalah. Aku kan sudah tadi nungguin kamu di halte itu. Kamu saja nggak ngeliat aku," jawab Bondan sambil menunjuk halte yang ada di sebrang jalan.

"Ooo...," gumamku.

"Kamu tau nggak kenapa tingkah Arini tadi aneh?" tanya Bondan sambil meletakkan tangan kirinya di atas bahu kiriku. Kami mengobrol sambil berjalan menuju gerbang sekolah.

"Enggak. Kira-Kira kenapa, ya?" Aku bertanya kepada Bondan dengan wajah kebingungan.

"Tolol kamu, Im. Apa kamu nggak nyadar Arini tadi cemburu sama kamu?" ucap Bondan mengagetkanku.

"Cem-bu-ru?" Aku mengulangi kata itu sambil menghentikan langkah dan menatap lekat mata temanku itu.

"I-ya! Dia itu cemburu melihat kamu akrab dengan cewek.lain di dalam Angkot tadi," jawab Bondan dengan suara tegas.

"HAH???" suara yang keluar secara spontan dari mulutku.

"Nggak usah berlaga bego kamu. Apa kamu tidak menyadari hal itu?" cecar Bondan lagi.

"Enggaklah, Ndan. Mana mungkin Arini punya perasaan seperti itu? Itu hanya asumsimu saja. Mungkin dia lagi datang bulan atau apa gitu jadi emosinya sedang tidak stabil. Lagian, kami saja baru kenal dan tidak ada hubungan apa-apa, masa bisa cemburu begitu? Ngarang kamu!" kilahku.

"Dasar kamu ini emang naif ya dalam urusan hati. Ya, sudah kalau kamu tidak percaya sama omonganku, kamu tinggal lihat ke depannya akan seperti apa," ujar Bondan.

"Oke, Bos. Oh ya, nanti siangnya kita temui Arini, ya?" ucapku mengalihkan pembicaraan.

"Oke, siap!" jawab Bondan.

Kami pun melangkah memasuki gerbang sekolah. Di samping gerbang sekolah ada pos Satpam. Aku menoleh ke arah pos Satpam. Siapa tahu Satpam aneh itu sedang ada di sana. Aku ingin menyampaikan salam dari Cindy kepada pamannya itu. Sayangnya, yang ingin kutemui sedang tidak ada di tempat itu.

"Nyari siapa, Im?" tanya Bondan.

"Nyari Satpam itu, Ndan. Ternyata dia itu paman dari anak cewek yangbtadi di Angkot bareng aku," jawabku.

"Ooo... Yang cantik itu, ya?" ujar Bondan dengan ekspresi nakalnya.

"Hus ... kamu ini nggak bisa lihat yang bening-bening," ujarku.

"Emangnya air bisa bening? Kenalin aku sama temanmu itu dong, Im!" rayu Bondan sambil memicingkan matanya.

"Emangnya aku sudi ngenalin temanku pada buaya darat seperti kamu?" Aku melotot kepada Bondan.

"Jahat banget kamu, Im! Masa aku dibilang buaya darat?" bela Bondan.

"Masih mau ngeles sama aku? Emanhnya aku nggak tahu gimana cara kamu ngeliat Arini kemarin sebelum kamu tahu ia sedang berduka? Kartumu itu sudah kupegang, paham?" bentakku.

"He he he ... jangan gitu dong, Im! Kalau sama Arini kayaknya aku mundur deh. Anak itu sepertinya kesengsem sama kamu. Tapi plis kenalin aku sama anak cewek yang tadi, ya?" ujar Bondan masih dengan ekspresi merayunya yang bikin aku neg.

"Kesemsem-Kesemsem, sayur asem yang ada. Udah deh ayo buruan kita ke kelas masing-masing! Sudah bel tuh. Ketemu di kantin nanti, ya!" ucapku pada Bondan yang disambut dengan salam perpisahan menggunakan tangan oleh temanku yang bertampang playboy itu.

Pada saat pemberian materi MOS di dalam kelas, aku tiba-tiba merasa ingin buang air kecil. Aku pun meminta ijin kepada Pak Nasrawi untuk pergi ke kamar mandi siswa. Untuk sampai ke kamar mandi siswa, aku harus melewati deretan kelas yang seharusnya dihuni oleh kelas tiga. Namun, karena mereka masih belum masuk, maka ruangan yang kulewati kosong melompong tak berpenghuni. Hanya beberapa kelas tiga yang masuk, yaitu yang terlibat aktif sebagai pengurus OSIS untuk menjadi senior dalam kegiatan MOS ini.

Karena kelas yang kosong, suara langkahku terdengar menggema ketika aku lewat di koridor deretan kelas tersebut. Setelah berjalan selama beberapa menit, akhirnya sampailah aku di kamar mandi yang letaknya bersebelahan dengan ruang perpustakaan. Di antara kamar mandi dan ruang perpustakaan terdapat tangga menuju ke atas. Entah menuju ke ruangan apa di atas, aku belum tahu.

Kamar mandi di sekolahku belum dipisah untuk laki-laki dan perempuan. Hanya terdapat dua kamar mandi tertutup dan satu ruangan besar untuk buang air kecil. Biasanya anak perempuan menggunakan kamar mandi yang tertutup itu, sedangkan anak laki-laki menggunakan ruangan besar untuk buang air kecil. Tapi, kalau anak laki-laki mau buang air besar, ya, menggunakan kamar mandi tertutup itu juga. Miris juga sebenarnya, sekolah favorit ini ternyata belum memiliki sanitasi yang cukup. Beginilah nasib sekolah negeri mungkin, pembangunan fisiknya sangat bergantung pada bantuan dari pemerintah.

Aku pun masuk ke ruangan yang besar itu untuk buang air kecil. Saat aku buang air kecil, tanpa sengaja aku melihat seseorang sedang berdiri di pintu masuk ruangan ini. Tapi, aku tidak dapat melihat badannya secara utuh karena terhalang tembok. Tapi, dari seragamnya aku yakin dia adalah Satpam sekolah ini. Dalam hati aku berpikir, ngapain dia berdiri di depan pintu masuk kamar mandi? Aku pun buru-buru menyelesaikan hajatku dan menyiram bekas air seniku dengan air yang memancar dari keran. Setelah selesai, aku buru-buru keluar untuk mengejar Satpam itu. Sayangnya, aku terlambat. Satpam itu sudah tidak ada di sana lagi. Aku penasaran, kemana perginya Satpam itu. Kenapa ia bisa menghilang dengan begitu cepat. Saat aku berusaha mencari keberadaan laki-laki misterius itu, aku mendengar suara langkah kaki dari atasku. Iya, sepertinya itu suara Satpam itu. Dan kali ini, ia sedang menaiki tangga menuju lantai atas.

"Ada ruangan apa di atas perpustakaan ini? Benarkah itu suara langkah kaki Satpam itu? Apa aku sebaiknya mengejar pria itu ke atas sekarang untuk mengobati rasa penasaranku?" Aku bertanya-tanya di dalam hati. Akhirnya setelah menimbang-nimbang selama beberapa detik, aku pun memutuskan untuk naik ke atas tangga berwarna krem itu untuk memeriksa keadaan di atas. Secara perlahan aku melangkah menaiki satu persatu anak tangga. Belum lengkap sepuluh anak tangga kunaiki, tiba-tiba ...

BERSAMBUNG

Tiap hari bangka dada

Percuma le deng ngana

Updatenya tidak lama

Bagaimana perasaan Anda?

Terpopuler

Comments

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

𝓽𝓲𝓫𝓪" 𝓪𝓹𝓪 𝓘𝓶𝓻𝓪𝓷🤭🤭🤭🤭🤭🤭

2022-10-02

0

Wulandk_

Wulandk_

napa gt ya stiap toilet dket perpus selalu angker, persis kek disklhanku dl

2022-04-12

1

chandra harp

chandra harp

456

2022-02-02

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 BAB 1 TEMAN PERTAMA
3 BAB 2 GADIS TOMBOY
4 BAB 3 SIAPA DIA
5 BAB 4 LORONG RUMAH SAKIT
6 BAB 5 KAMAR MAYAT
7 BAB 6 SEBUAH PESAN
8 BAB 7 TERJEBAK
9 BAB 8 TOLOOONG
10 BAB 9 TERNYATA
11 BAB 10 SEBUAH MISTERI
12 BAB 11 SEBUAH FAKTA
13 BAB 12 RUANGAN KECIL
14 BAB 13 ADA SESUATU
15 BAB 14 SATPAM
16 BAB 15 SEBUAH RASA
17 BAB 16 SEBUAH PETUNJUK
18 BAB 17 DAERAH TERLARANG
19 BAB 18 PARTNER BARU
20 BAB 19 PETUGAS PERPUSTAKAAN
21 BAB 20 INFORMASI BERHARGA
22 BAB 21 TANDA DARI ALAM GHAIB
23 BAB 22 TERNYATA
24 BAB 23 DIGANGGU
25 BAB 24 MENCARI PETUNJUK
26 BAB 25 KEJUTAN
27 BAB 26 : MIE AYAM
28 BAB 27 : TAK SENGAJA
29 BAB 28 JALAN MAWAR
30 BAB 29 GAGAL?
31 BAB 30 TAKUT
32 BAB 31 DITEROR
33 BAB 32 PEREMPUAN MISTERIUS
34 Bab 33 Perempuan Berpayung
35 BAB 34 KISAH MBAH NUR
36 BAB 35 TAK DIANGGAP
37 BAB 36 KENANGAN MASA KECIL
38 BAB 37 PENAMPAKAN
39 BAB 38 PERBEDAAN PENDAPAT
40 BAB 39 DOKUMEN LAMA
41 BAB 40 KEPALA SEKOLAH
42 BAB 41 LANTAI KEDUA
43 BAB 42 RUANG RAHASIA
44 BAB 43 TAK DISANGKA
45 BAB 44 TERDESAK
46 BAB 45 TAKUT
47 BAB 46 ALIBI
48 BAB 47 BUKU PEGAWAI
49 BAB 48 TETANGGA
50 BAB 49 ANAK PUNGUT
51 BAB 50 SIRNA
52 BAB 51 GUBUK
53 BAB 52 PERSAHABATAN?
54 BAB 53 THE GENGS
55 BAB 54 WAWANCARA
56 BAB 55 DISKUSI
57 BAB 56 KAKAK BERADIK
58 BAB 57 PENCARIAN
59 BAB 58 : BAU BUSUK
60 BAB 59 : BERBEDA
61 BAB 60 : TAK DISANGKA
62 BAB 61 MENYAMPAIKAN INFO
63 BAB 62 BERHATI-HATI
64 BAB 63 TANGKAP
65 BAB 64 : RENCANA
66 BAB 65 EMOSI
67 BAB 66 : MENJAGA LILIN
68 BAB 67 : LUPA
69 BAB 68 : KEMENANGAN
70 BAB 69 : PENJELAJAHAN
71 BAB 70 : RASA TAKUT YANG BERBEDA
72 BAB 71 : POS KEDUA
73 BAB 72 : KAKEK MISTERIUS
74 BAB 73 : LABIRIN
75 BAB 74 : TEMPAT ASING
76 BAB 75 NYI HANUM
77 BAB 76 : RUMAH NYI SUKMA
78 BAB 77 : JATMIKO
79 BAB 78 : PERMAINAN PERTAMA
80 BAB 79 DIKEJAR WAKTU
81 BAB 80 PANIK
82 BAB 81 : JATUH
83 BAB 82 : PERJUANGAN
84 BAB 83 TERLALU SAYANG
85 BAB 82 : TANTANGAN KEDUA
86 BAB 83 : BUKAN KOLAM BIASA
87 BAB 84 : DINDA DAN RONI
88 BAB 85 : DINDA OH DINDA
89 BAB 86 : MUNCUL
90 BAB 87: JUNGKAT-JUNGKIT
91 BAB 88 : PUTARAN MAUT
92 BAB 89 : TERPEROSOK
93 BAB 90 : TERAKHIR
94 BAB 91 : GODAAN
95 BAB 92 : PERJUANGAN
96 BAB 93 : TERLALU SAYANG
97 PENUTUP SEASON PERTAMA
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Prolog
2
BAB 1 TEMAN PERTAMA
3
BAB 2 GADIS TOMBOY
4
BAB 3 SIAPA DIA
5
BAB 4 LORONG RUMAH SAKIT
6
BAB 5 KAMAR MAYAT
7
BAB 6 SEBUAH PESAN
8
BAB 7 TERJEBAK
9
BAB 8 TOLOOONG
10
BAB 9 TERNYATA
11
BAB 10 SEBUAH MISTERI
12
BAB 11 SEBUAH FAKTA
13
BAB 12 RUANGAN KECIL
14
BAB 13 ADA SESUATU
15
BAB 14 SATPAM
16
BAB 15 SEBUAH RASA
17
BAB 16 SEBUAH PETUNJUK
18
BAB 17 DAERAH TERLARANG
19
BAB 18 PARTNER BARU
20
BAB 19 PETUGAS PERPUSTAKAAN
21
BAB 20 INFORMASI BERHARGA
22
BAB 21 TANDA DARI ALAM GHAIB
23
BAB 22 TERNYATA
24
BAB 23 DIGANGGU
25
BAB 24 MENCARI PETUNJUK
26
BAB 25 KEJUTAN
27
BAB 26 : MIE AYAM
28
BAB 27 : TAK SENGAJA
29
BAB 28 JALAN MAWAR
30
BAB 29 GAGAL?
31
BAB 30 TAKUT
32
BAB 31 DITEROR
33
BAB 32 PEREMPUAN MISTERIUS
34
Bab 33 Perempuan Berpayung
35
BAB 34 KISAH MBAH NUR
36
BAB 35 TAK DIANGGAP
37
BAB 36 KENANGAN MASA KECIL
38
BAB 37 PENAMPAKAN
39
BAB 38 PERBEDAAN PENDAPAT
40
BAB 39 DOKUMEN LAMA
41
BAB 40 KEPALA SEKOLAH
42
BAB 41 LANTAI KEDUA
43
BAB 42 RUANG RAHASIA
44
BAB 43 TAK DISANGKA
45
BAB 44 TERDESAK
46
BAB 45 TAKUT
47
BAB 46 ALIBI
48
BAB 47 BUKU PEGAWAI
49
BAB 48 TETANGGA
50
BAB 49 ANAK PUNGUT
51
BAB 50 SIRNA
52
BAB 51 GUBUK
53
BAB 52 PERSAHABATAN?
54
BAB 53 THE GENGS
55
BAB 54 WAWANCARA
56
BAB 55 DISKUSI
57
BAB 56 KAKAK BERADIK
58
BAB 57 PENCARIAN
59
BAB 58 : BAU BUSUK
60
BAB 59 : BERBEDA
61
BAB 60 : TAK DISANGKA
62
BAB 61 MENYAMPAIKAN INFO
63
BAB 62 BERHATI-HATI
64
BAB 63 TANGKAP
65
BAB 64 : RENCANA
66
BAB 65 EMOSI
67
BAB 66 : MENJAGA LILIN
68
BAB 67 : LUPA
69
BAB 68 : KEMENANGAN
70
BAB 69 : PENJELAJAHAN
71
BAB 70 : RASA TAKUT YANG BERBEDA
72
BAB 71 : POS KEDUA
73
BAB 72 : KAKEK MISTERIUS
74
BAB 73 : LABIRIN
75
BAB 74 : TEMPAT ASING
76
BAB 75 NYI HANUM
77
BAB 76 : RUMAH NYI SUKMA
78
BAB 77 : JATMIKO
79
BAB 78 : PERMAINAN PERTAMA
80
BAB 79 DIKEJAR WAKTU
81
BAB 80 PANIK
82
BAB 81 : JATUH
83
BAB 82 : PERJUANGAN
84
BAB 83 TERLALU SAYANG
85
BAB 82 : TANTANGAN KEDUA
86
BAB 83 : BUKAN KOLAM BIASA
87
BAB 84 : DINDA DAN RONI
88
BAB 85 : DINDA OH DINDA
89
BAB 86 : MUNCUL
90
BAB 87: JUNGKAT-JUNGKIT
91
BAB 88 : PUTARAN MAUT
92
BAB 89 : TERPEROSOK
93
BAB 90 : TERAKHIR
94
BAB 91 : GODAAN
95
BAB 92 : PERJUANGAN
96
BAB 93 : TERLALU SAYANG
97
PENUTUP SEASON PERTAMA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!