BAB 12 RUANGAN KECIL

"Ndan, Pak Satpam tadi ke mana, ya? Kok, tiba-tiba ngilang begitu saja?" tanyaku pada Bondan.

"Ah, palingan dia sudah masuk ke ruangan lain," jawab Bondan.

"Masa secepat itu, Ndan?" tanyaku lagi.

"Apa perlu kita periksa lagi ke sana, Im?" tanya Bondan seakan kesal dengan kecurigaanku.

"Nggak perlu, Ndan. Lebih baik kita ke Perpus saja. Biar tidak terlalu sore. Hawanya mulai nggak enak nih. Sudah tidak ada anak-anak yang berseliweran. Sepertinya mereka sudah pulang semua," jawabku.

"Oke, ayo kita segera ke Perpus saja!" ujar temanku itu.

Kami berdua pun menyusuri koridor ruangan kelas di sebelah selatan. Pada bagian ujung deretan ruangan itu terdapat ruang UKS yang kondisi pintunya masih terbuka. Pada saat kami menoleh, melalui pintu yang terbuka, kami melihat ada seseorang dengan jas Lab berwarna putih sedang duduk membelakangi kami. Aku dan Bondan hanya saling memandang, tidak berani menyapa orang tersebut karena kami belum mengenalnya.

"Siapa kira-kira perempuan barusan, Ndan?" tanyaku.

"Kalau tidak anak ekskul PMR ya bu guru pembina PMR, Im," jawab Bondan juga kebingungan.

"Ngapain sesore ini dia belum pulang. Sendirian lagi," jawabku.

"Ya, barangkali dia lagi ada kerjaan, Im" cetus Bondan.

"Posenya janggal, Ndan. Masa duduk nggak gerak-gerak sedikitpun?" ucapku.

"Lagi ngelamun kali dia, Im?" ucap Bondan.

"Iya kali, ya," jawabku

Sepuluh meter setelah meninggalkan ruang UKS tersebut, sampailah kami di depan ruang perpustakaan yang pintunya masih terbuka lebar. Sayangnya, kami tidak melihat satu orang pun di sana.

"Kok sepi banget ya, Im?" tanya Bondan.

"Iya, Ndan. Apa petugas penjaga Perpus sudah pulang semua, ya?" Aku balik bertanya.

"Mungkin begitu. Tapi, mengapa pintu depan masih terbuka?" tanya Bondan.

"Hm ... mungkin yang bertugas menutup pintu depan adalah orang lain," ujarku.

"Maksud kamu Pak Satpam yang tadi?" kini Bondan yang balik bertanya.

"Hm ... Ayo buruan kita rapikan buku-buku itu saja, Ndan!" jawabku sambil menarik lengan temanku itu.

Kami berdua pun segera menuju ke meja besar tempat buku-buku berserakan. Kami memunguti buku-buku yang berserakan di meja itu untuk dikembalikan ke raknya masing-masing, sesuai dengan nomer kode bukunya.

"Awas, jangan sampai ada yang salah kodenya, Im. Bisa-bisa kita dimarahi lagi sama Bu Nonik kalau sampai petugas perpustakaan ini melaporkan hasil pekerjaan kita ke Bu Nonik," ucap Bondan.

"Tenang, Ndan. Aku hati-hati kok!" jawabku.

Kami pun bahu membahu mengembalikan buku-buku itu ke raknya masing-masing.

"Im, buku ini di mana ya raknya?" tanya Bondan sambil menimang-nimang buku di tangannya.

"Kan, ada kodenya, Ndan?" tanyaku.

"Ada. Tapi di ruangan ini tidak ada rak yang kodenya sesuai," jawab Bondan.

"Coba kulihat!" jawabku sambil mengambil buku itu dari tangan Bondan.

"Hm ... Nomernya ribuan, ya?" tanyaku pada Bondan.

"Itu dia. Mulai tadi aku berkeliling ruangan ini. Tidak ada rak yang sesuai," jawab Bondan.

"Apa di ruangan yang terbuka sedikit itu, Ndan?" tanyaku pada temanku itu.

"Maksudmu ruangan yang agak gelap di pojok itu?" tanya Bondan.

"Iya, Ndan," jawabku.

"Aku nggak berani masuk ke situ, Im. Kayaknya siswa nggak boleh masuk ke situ," jawab Bondan.

"Lantas, bagaimana dengan buku ini? Apa kita biarkan di sini saja?" tanyaku.

"Jangan juga sih. Ntar kita berdua dikira tidak serius mengerjakan tugas tambahan yang sudah kita sepakati dengan Bu Nonik," jawab anak laki-laki di sampingku itu.

"Gimana kalau kita taruh buku ini di rak lain?" Aku berusaha memberi ide.

"Coba kamu lihat daftar peminjaman buku itu di halaman belakang! Hm ... Hampir tiap hari buku itu dipinjam siswa kan? Kalau sampai petugas Perpus tidak melihat buku itu di raknya, kita berdua yang bakalan kena," ujar Bondan dengan tegas.

"Iya juga, Ndan," jawabku sambil mengamati bagian belakang buku itu yang berisi daftar nama peminjam buku berjudul 'Pocong In The School' itu.

"Ayo sudah, Ndan. Kita masuk ke ruangan itu terus buru-buru kita tinggalkan ruangan ini!" ucapku.

"Oke," jawab Bondan.

Kami berdua pun melangkah bersama menuju bagian belakang dari ruang perpustakaan ini. Di ujung ruangan sampailah kami pada sebuah pintu yang sedikit terbuka dengan bagian di dalamnya hanya diterangi lampu yang agak remang.

"Im, kamu yang masuk, ya! Aku berjaga-jaga di depan pintu ini!" ucap Bondan.

"Kenapa nggak masuk barengan saja, Ndan?" protesku.

"Jangan, Im. Ntar kalau pas kita masuk barengan, kemudian pintunya tertutup dan terkunci sendiri kayak di film-film horor itu gimana?" ucap Bondan dengan berbisik.

"Halah, kamu ini malah ngomong kayak gitu? Bikin suasana makin nggak enak saja, Ndan. Ya sudah, aku yang masuk ke dalam. Awas kamu jangan usil, ya!" ucapku pada Bondan.

"Tenang, Im. Ngapain aku ngusilin kamu kayak nggak ada kerjaan sama. Mending aku ngusilin Arini, mending ada manjs-manisnya," ucap Bondan.

"Apa?" Aku bertanya seolah tidak percaya Bondan berkata seperti itu.

"Iya, ngusilin Arini. Emang kenapa? Cie cie ... Kamu cemburu, ya?" goda Bondan.

"Huuuus!!! Sudah, aku mau masuk. Minggir!" ucapku sambil membuka pintu yang awalnya terbuka sedikit itu. Bondan kemudian berdiri di tengah-tengah pintu yang sudah terbuka lebar itu.

Aku masuk ke dalam ruangan yang lebih pengap dari ruangan sebelumnya. Ruangan tersebut memiliki ukuran sekitar empat kali empat meter. Ada tiga rak buku panjang di dalamnya yang membujur ke samping. Kalau melihat dari daftar kode yang ditulis di setiap rak, sepertinya memang di sinilah tempat buku yang kupegang ini berasal. Aku pun memeriksa kode yang ada di setiap rak buku dengan kode yang tertulis di buku yang kupegang. Dua rak sudah kuperiksa namun nomernya belum sesuai. Tinggal rak ketiga yang letaknya paling ujung yang belum aku datangi. Aku pun melangkah menuju rak ketiga secara perlahan. Semakin masuk ke dalam ruangan itu, pencahayaannya semakin berkurang karena lampu penerangnya ternyata terletak menyamping disebelah pintu masuk. Dalam keadaan kurang pencahayaan seperti itu, entah mengapa aku merasa tidak sedang berada sendirian di ruangan itu. Aku berusaha menepis kecurigaanku itu dengan tetap melangkah menuju ke rak nomer tiga. Sialnya, aku mendengar suara 'ceklek' dari arah belakangku setelah terdengar suara cekikikan seseorang.

"Ndan, buka pintunya jangan usil! Plis, nggak enak banget suasananya di dalam sini!" teriakku kepada temanku itu. Sayangnya, Bondan tidak memperdulikan teriakanku. Ketika aku menoleh ke belakang, benar saja pintu itu memang tertutup. Berarti Bondan sengaja mengerjaiku dengan menutup pintu itu dari luar. Aku tidak sedang ingin meladeni gurauan temanku ini. Aku ingin segera menyelesaikan tugasku ini. Kembali aku melangkah menuju rak ketiga meskipun kehadiran orang ketiga di ruangan ini semakin bisa aku rasakan.

BERSAMBUNG

Sahur pake sayur lodeh

Ini aku cepetin updatenya, deh!

Terpopuler

Comments

Susi Hidayati Yukky

Susi Hidayati Yukky

deg2an bangetyy

2023-02-20

1

Ganuwa Gunawan

Ganuwa Gunawan

klu makan enakan sama goreng jengkol.thor..
sambel terasi lalab nya lalab pete

2022-12-28

0

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

𝓪𝓷𝓰𝓴𝓮𝓻 𝓫𝓪𝓷𝓰𝓮𝓽 𝓼𝓲𝓱 😱😱😱😱😱

2022-10-02

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 BAB 1 TEMAN PERTAMA
3 BAB 2 GADIS TOMBOY
4 BAB 3 SIAPA DIA
5 BAB 4 LORONG RUMAH SAKIT
6 BAB 5 KAMAR MAYAT
7 BAB 6 SEBUAH PESAN
8 BAB 7 TERJEBAK
9 BAB 8 TOLOOONG
10 BAB 9 TERNYATA
11 BAB 10 SEBUAH MISTERI
12 BAB 11 SEBUAH FAKTA
13 BAB 12 RUANGAN KECIL
14 BAB 13 ADA SESUATU
15 BAB 14 SATPAM
16 BAB 15 SEBUAH RASA
17 BAB 16 SEBUAH PETUNJUK
18 BAB 17 DAERAH TERLARANG
19 BAB 18 PARTNER BARU
20 BAB 19 PETUGAS PERPUSTAKAAN
21 BAB 20 INFORMASI BERHARGA
22 BAB 21 TANDA DARI ALAM GHAIB
23 BAB 22 TERNYATA
24 BAB 23 DIGANGGU
25 BAB 24 MENCARI PETUNJUK
26 BAB 25 KEJUTAN
27 BAB 26 : MIE AYAM
28 BAB 27 : TAK SENGAJA
29 BAB 28 JALAN MAWAR
30 BAB 29 GAGAL?
31 BAB 30 TAKUT
32 BAB 31 DITEROR
33 BAB 32 PEREMPUAN MISTERIUS
34 Bab 33 Perempuan Berpayung
35 BAB 34 KISAH MBAH NUR
36 BAB 35 TAK DIANGGAP
37 BAB 36 KENANGAN MASA KECIL
38 BAB 37 PENAMPAKAN
39 BAB 38 PERBEDAAN PENDAPAT
40 BAB 39 DOKUMEN LAMA
41 BAB 40 KEPALA SEKOLAH
42 BAB 41 LANTAI KEDUA
43 BAB 42 RUANG RAHASIA
44 BAB 43 TAK DISANGKA
45 BAB 44 TERDESAK
46 BAB 45 TAKUT
47 BAB 46 ALIBI
48 BAB 47 BUKU PEGAWAI
49 BAB 48 TETANGGA
50 BAB 49 ANAK PUNGUT
51 BAB 50 SIRNA
52 BAB 51 GUBUK
53 BAB 52 PERSAHABATAN?
54 BAB 53 THE GENGS
55 BAB 54 WAWANCARA
56 BAB 55 DISKUSI
57 BAB 56 KAKAK BERADIK
58 BAB 57 PENCARIAN
59 BAB 58 : BAU BUSUK
60 BAB 59 : BERBEDA
61 BAB 60 : TAK DISANGKA
62 BAB 61 MENYAMPAIKAN INFO
63 BAB 62 BERHATI-HATI
64 BAB 63 TANGKAP
65 BAB 64 : RENCANA
66 BAB 65 EMOSI
67 BAB 66 : MENJAGA LILIN
68 BAB 67 : LUPA
69 BAB 68 : KEMENANGAN
70 BAB 69 : PENJELAJAHAN
71 BAB 70 : RASA TAKUT YANG BERBEDA
72 BAB 71 : POS KEDUA
73 BAB 72 : KAKEK MISTERIUS
74 BAB 73 : LABIRIN
75 BAB 74 : TEMPAT ASING
76 BAB 75 NYI HANUM
77 BAB 76 : RUMAH NYI SUKMA
78 BAB 77 : JATMIKO
79 BAB 78 : PERMAINAN PERTAMA
80 BAB 79 DIKEJAR WAKTU
81 BAB 80 PANIK
82 BAB 81 : JATUH
83 BAB 82 : PERJUANGAN
84 BAB 83 TERLALU SAYANG
85 BAB 82 : TANTANGAN KEDUA
86 BAB 83 : BUKAN KOLAM BIASA
87 BAB 84 : DINDA DAN RONI
88 BAB 85 : DINDA OH DINDA
89 BAB 86 : MUNCUL
90 BAB 87: JUNGKAT-JUNGKIT
91 BAB 88 : PUTARAN MAUT
92 BAB 89 : TERPEROSOK
93 BAB 90 : TERAKHIR
94 BAB 91 : GODAAN
95 BAB 92 : PERJUANGAN
96 BAB 93 : TERLALU SAYANG
97 PENUTUP SEASON PERTAMA
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Prolog
2
BAB 1 TEMAN PERTAMA
3
BAB 2 GADIS TOMBOY
4
BAB 3 SIAPA DIA
5
BAB 4 LORONG RUMAH SAKIT
6
BAB 5 KAMAR MAYAT
7
BAB 6 SEBUAH PESAN
8
BAB 7 TERJEBAK
9
BAB 8 TOLOOONG
10
BAB 9 TERNYATA
11
BAB 10 SEBUAH MISTERI
12
BAB 11 SEBUAH FAKTA
13
BAB 12 RUANGAN KECIL
14
BAB 13 ADA SESUATU
15
BAB 14 SATPAM
16
BAB 15 SEBUAH RASA
17
BAB 16 SEBUAH PETUNJUK
18
BAB 17 DAERAH TERLARANG
19
BAB 18 PARTNER BARU
20
BAB 19 PETUGAS PERPUSTAKAAN
21
BAB 20 INFORMASI BERHARGA
22
BAB 21 TANDA DARI ALAM GHAIB
23
BAB 22 TERNYATA
24
BAB 23 DIGANGGU
25
BAB 24 MENCARI PETUNJUK
26
BAB 25 KEJUTAN
27
BAB 26 : MIE AYAM
28
BAB 27 : TAK SENGAJA
29
BAB 28 JALAN MAWAR
30
BAB 29 GAGAL?
31
BAB 30 TAKUT
32
BAB 31 DITEROR
33
BAB 32 PEREMPUAN MISTERIUS
34
Bab 33 Perempuan Berpayung
35
BAB 34 KISAH MBAH NUR
36
BAB 35 TAK DIANGGAP
37
BAB 36 KENANGAN MASA KECIL
38
BAB 37 PENAMPAKAN
39
BAB 38 PERBEDAAN PENDAPAT
40
BAB 39 DOKUMEN LAMA
41
BAB 40 KEPALA SEKOLAH
42
BAB 41 LANTAI KEDUA
43
BAB 42 RUANG RAHASIA
44
BAB 43 TAK DISANGKA
45
BAB 44 TERDESAK
46
BAB 45 TAKUT
47
BAB 46 ALIBI
48
BAB 47 BUKU PEGAWAI
49
BAB 48 TETANGGA
50
BAB 49 ANAK PUNGUT
51
BAB 50 SIRNA
52
BAB 51 GUBUK
53
BAB 52 PERSAHABATAN?
54
BAB 53 THE GENGS
55
BAB 54 WAWANCARA
56
BAB 55 DISKUSI
57
BAB 56 KAKAK BERADIK
58
BAB 57 PENCARIAN
59
BAB 58 : BAU BUSUK
60
BAB 59 : BERBEDA
61
BAB 60 : TAK DISANGKA
62
BAB 61 MENYAMPAIKAN INFO
63
BAB 62 BERHATI-HATI
64
BAB 63 TANGKAP
65
BAB 64 : RENCANA
66
BAB 65 EMOSI
67
BAB 66 : MENJAGA LILIN
68
BAB 67 : LUPA
69
BAB 68 : KEMENANGAN
70
BAB 69 : PENJELAJAHAN
71
BAB 70 : RASA TAKUT YANG BERBEDA
72
BAB 71 : POS KEDUA
73
BAB 72 : KAKEK MISTERIUS
74
BAB 73 : LABIRIN
75
BAB 74 : TEMPAT ASING
76
BAB 75 NYI HANUM
77
BAB 76 : RUMAH NYI SUKMA
78
BAB 77 : JATMIKO
79
BAB 78 : PERMAINAN PERTAMA
80
BAB 79 DIKEJAR WAKTU
81
BAB 80 PANIK
82
BAB 81 : JATUH
83
BAB 82 : PERJUANGAN
84
BAB 83 TERLALU SAYANG
85
BAB 82 : TANTANGAN KEDUA
86
BAB 83 : BUKAN KOLAM BIASA
87
BAB 84 : DINDA DAN RONI
88
BAB 85 : DINDA OH DINDA
89
BAB 86 : MUNCUL
90
BAB 87: JUNGKAT-JUNGKIT
91
BAB 88 : PUTARAN MAUT
92
BAB 89 : TERPEROSOK
93
BAB 90 : TERAKHIR
94
BAB 91 : GODAAN
95
BAB 92 : PERJUANGAN
96
BAB 93 : TERLALU SAYANG
97
PENUTUP SEASON PERTAMA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!