Kain putih penutup itu sekarang sudah sampai di leher jenazah sopir angkot itu. Wajah pucatnya sangat terlihat jelas dari posisiku berdiri. Darah mengering terlihat menyebar di dahi, telinga, dan di bagian rambutnya. Aku yang melihatnya langsung syok seketika. Bagaimana tidak? Sampai saat ini aku belum menemukan sebab pasti mengapa brankar itu bisa bergerak maju dan mundur dengan sendirinya. Logikaku mengatakan bahwa ini adalah bagian dari pekerjaan makhlus halus penghuni kamar mayat ini. Setelah berhasil menjebakku masuk ke ruangan ini dengan menyamar menjadi bapak petugas, kali ini sepertinya makhluk halus itu akan menerorku lagi dengan menggunakan jenazah sopir angkot ini.
Dan jujur saja, hal itu akan terasa lebih seram dari godaan yang tadi. Aku jadi ingat dengan pengalamanku waktu masih SD kelas 6. Bapak mengajakku menonton pasar malam di lapangan yang bersebelahan dengan desaku. Saat itu aku memaksa bapak untuk memasuki wahana rumah hantu. Bapak awalnya menolak tegas permintaanku, tapi aku memaksa karena penasaran dengan apa sebenarnya yang ada di dalam wahana rumah hantu tersebut. Akhirnya, bapak pun luluh dengan anak laki-laki satu-satunya.
Kami pun masuk ke dalam wahana rumah hantu itu. Aku di depan dan bapakku berada tepat di belakangku. Waktu itu tema rumah hantunya adalah hantu rumah sakit. Di dalam rumah hantu itu didesain seolah-olah pengunjung sedang berada di sebuah rumah sakit. Ruangan yang dimasuki pertama kali didominasi warna putih. Ada dua ranjang di dalam ruangan itu.
Di atas ranjang itu terbaring dua sosok jenazah. Saat kami berdua berjalan, tiba-tiba kedua jenazah itu terbangun dari tidurnya. Yang satu masih lengkap dengan kostum pocongnya, sedangkan yang satunya menggunakan kostum kuntilanak. Suara tawa kuntilanak terdengar memekakkan telinga. Saat itu aku menoleh ke arah dua hantu itu. Ternyata itu hanya boneka yang sengaja dibuat oleh pengelola rumah hantu tersebut. Aku dapat melihat bagian belakang pocong dan kuntilanak tersebut seperti ada pegas otomastisnya.
Kami berdua pun melangkah meninggalkan ruangan tersebut. Akhirnya kami pun sampai di ruangan selanjutnya yang terpisah dengan jembatan buatan dengan ruangan tersebut. Entah bagaimana konsepnya kok bisa ada jembatan aneh di dalan rumah sakit. Saat kami berdua melewati jembatan tersebut, tiba-tiba ada benda bergelantungan seliweran di depan kami. Ternyata itu adalah boneka pocong-pocongan yang sengaja dibuat oleh pengelola rumah hantu untuk mengagetkan pengunjung. Jujur, saat itu aku dan bapak sempat terkejut. Bukan karena bentuk pocongnya yang mirip dengan pocong beneran, melainkan karena kemunculannya yang sangat tiba-tiba, muncul dari kegelapan dan hampir saja kami tabrak. Kalau bentuk pocongnya, menurutku sih keliatan kalau pocong bohongan. Tidak ada yang istimewa dan berkesan selama memasuki wahana rumah hantu di pasar malam tersebut. Tapi ada satu hal aneh yang menurutku agak janggal. Sewaktu aku dan bapak selesai menyeberangi jembatan, aku sempat melirik ke pojok ruangan. Ada seorang wanita cantik berpakaian kebaya berdiri di pojok ruangan di dekat pintu keluar.
Aneh juga, di dalam wahana rumah hantu, kok bisa ada perempuan menggunakan kebaya? Yang bikin tambah aneh lagi, saat kami pulang dari pasar malam tersebut, aku melihat perempuan berkebaya itu muncul lagi di pinggir jalan di dekat jembatan yang menghubungkan antara desaku dengan desa tempat diadakannya hiburan pasar malam tersebut. Apa yang sedang dilakukan perempuan cantik tersebut di jembatan itu malam-malam? Apakah rumahnya berada di dekat situ? Hal itu masih menjadi misteri yang belum bisa aku pecahkan sampai sekarang.
Kain yang menutupi jenazah sopir angkot itu sudah jatuh sepenuhnya ke lantai. Menyisakan sekujur tubuh sopir angkot yang terbujur kaku. Kondisi jenazah sopir angkot tersebut masih sama dengan pagi tadi. Hanya, darah yang keluar dari tubuhnya sudah mengering. Waktu terasa begitu lama untuk bergulir. Aku ingin segera kedua temanku bersama petugas penjaga kamar mayat yang asli segera masuk ke ruangan ini. Namun, mereka bertiga tak juga muncul di sini. Sedangkan dadaku sudah kembang kempis menahan rasa takut.
BLEP!
Tiba-Tiba lampu di ruangan ini padam. Aku menghela napas di dalam kegelapan. Aku yakin padamnya lampu ini adalah ulah penghuni ruangan ini. Mataku melirik ke kiri dan ke kanan di dalam kegelapan. Aku tidak menemukan apa-apa. Semuanya terlihat gelap di ruangan ini. Tidak ada sinar matahari yang dapat masuk ke ruangan ini. Sebelum lampu di ruangan itu padam, secara sepintas aku seperti melihat jenazah sopir angkot itu bangkit dan duduk layaknya orang hidup. Tapi aku tidak yakin dengan hal itu karena waktunya terlalu cepat. Bisa jadi itu hanya akibat ketakutanku saja. Pada tarikan napas yang kedua, syukurlah lampu di ruangan itu sudah menyala kembali. Aku terkejut karena di atas brankar yang semula ada jenazah sopir angkot, ternyata saat ini brankar itu sudah kosong. Aku bingung dan takut.
"Kemana perginya jenazah sopir angkot itu? Jangan-Jangan tadi barusan itu aku tidak sedang salah lihat? Ya Tuhan!!" Pekikku di dalam hati sambil mengedarkan pandangan ke sekeliling untuk mencari keberadaan jenazah tersebut. Dan aku semakin terkejut tatkala kakiku seperti menyentuh sesuatu. Aku pun menoleh ke bawah. Pandanganku kali ini tertuju pada kakiku.
"Astagfirulllah!!" Aku melonjak kaget karena jenazah sopir angkot yang tadi berada di atas brankar, sekarang sedang terbujur kaku tepat di depanku. Sontak saja aku panik dan menggedor-gedor pintu dengan kencang karena saking paniknya. Sialnya, kedua temanku belum juga datang dan masuk ke ruangan ini. Menyadari hal itu, aku pun semakin panik. Aku melompat ke samping karena tidak nyaman sekali berdiri di samping mayat sopir angkot itu. Kali ini aku berada di sudut ruangan tersebut. Meskipun lampu di ruangan ini sudah kembali menyala, tapi di sudut ruangan ini terlihat gelap karena bagian sinar lampu yang menuju sudut ruangan ini terhalang oleh kap lampu yang agak miring.
Aku tinggalkan mayat sopir angkot itu di lantai di dekat pintu. Aku masih berharap mayat itu tidak bangun dan berjalan ke arahku. Aku mengedarkan pandangan ke sekeliling untuk memeriksa kejanggalan yang lain. Baru saja selesai memeriksa keseluruhan ruangan ini dengan mataku, aku dibuat terkejut karena aku seperti melihat seseorang sedang berdiri memunggungiku tepat di sebelahku. Aku menoleh untuk memastikan penglihatanku. Dan kali ini aku tidak salah lihat lagi, sosok yang berdiri memunggungiku membalikkan badannya untuk menghadapku. Aku benar-benar kaget dan tidak mempercayai apa yang kulihat.
"T**idaaaak ... tidak mungkin!!!" pekikku dengan gemetar.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Susi Hidayati Yukky
ko ga baca doa
2023-02-20
3
Ganuwa Gunawan
klu aku mh udah pingsan kli thor..
hebat tuh s imron
2022-12-27
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝓼𝓮𝓻𝓮𝓶𝓶𝓶𝓶𝓶
2022-10-02
0