BAB 2 GADIS TOMBOY

"Ada apa, Im?" tanya Bondan kebingungan.

"I-i-itu cewek yang ada di foto korban kecelakaan tadi," pekikku.

"Kamu yakin, Im?" tanya Bondan lagi.

"Iya, aku yakin, Ndan. Tak salah lagi. Apalagi tahi lalat di atas dagunya itu loh sama persis," jawabku.

"Oh ya?" pekik Bondan.

"Iya, Ndan. Aku harus memberitahukan hal itu kepada cewek itu," jawabku.

CUUUUIIIIIIIIIT!!!

Tanpa kusuruh, remaja jangkung yang baru ku kenal itu dengan spontan memanggil anak cewek berseragam SMP itu dengan membuat cuitan menggunakan simpul antara telunjuk dan jempol yang dimasukkan ke dalam mulut.

"Hus ... Nggak sopan kamu, Ndan!" pekikku.

"Terpaksa, Im. Daripada anak cewek itu keburu kabur. Iya, kan?" protes Bondan.

"Dik ... kami berdua ada perlu sebentar!" teriakku pada anak cewek itu yang baru saja menoleh ke arah kami karena mendengar cuitan Bondan.

"Ayo segera kita samperin anak cewek itu, mumpung ia sedang menoleh ke arah kita?" ucap Bondan keoadaku.

"Oke ...," jawabku.

Kami berdua melangkah mendekati anak cewek berseragam SMP yang berdiri mematung menghadap aku dan Bondan yang sedang berjalan mendekatinya.

"Ada apa ya, Mas?" sapa anak cewek itu kebingungan.

"E-e-e sebelumnya kami mohon maaf ya, Dik. Karena tadi kami memanggil Diiiiik.......,"

"Arini," potong anak perempuan itu.

"Iya. Dik Arni, kami mohon maaf karena memanggil dengan cara yang tidak sopan," lanjut Bondan.

"Oke, tidak masalah. Ada perlu apa memanggilku?" jawab Arini dengan nada datar. Kami berdua saling menoleh karena heran saja ia bersikap seperti itu. Setahu kami, tidak ada perempuan yang suka dipanggil dengan cara seperti itu.

"Eeeee anu-," jawab Bondan.

"Anu-Anu apa? Buruan, Mas. Aku keburu telat nih!" ujar Arini lagi. Bonda makin mati kutu fan gelagapan menghadapi Arini yang cuek itu. Aku pun dengan sigap menggantikan posisi Bondan.

"Gini, Dik Rini," ucapku.

"Panggil Arini saja. Toh, usia kita nggak jauh-jauh amat, kan?" protes anak perempuan itu.

"Eh ... Iya. Begini Riiin, aku mau tanya sama kamu, apakah kamu memiliki kenalan seorang sopir angkot?" tanyaku dengan nada serius.

Arini menatap mataku dengan lekat. Dari caranya menatap, sepertinya ia sangat kaget dengan pertanyaanku. Keraguan mulai mengusik perasanku, apakah aku bertanya pada orang yang tepat? Atau, aku salah orang? Kalau memang aku salah orang, bisa-bisa aku diomeli gadis tomboy di depanku ini.

"Maksud kamu apa menanyakan hal itu kepadaku?" tanya Arini kemudian.

"Begini, Rin. Tadi di depan sekolah ini ada kejadian kecelakaan," jawabku sambil menunjuk ke arah tiang listrik yang ditabrak oleh angkot tadi. Angkotnya memang sudah diderek dengan mobio khusus, tapi bekas hantaman angkot itu masih membekas di tiang listrik.

"Lantas, apa hubungan kecelakaan tadi pagi dengan pertanyaanmu kepadaku barusan?" tanya Arini lagi.

"Tadi aku sempat nolongin korban dan aku melihat foto yang sangat mirip denganmu di dompet sopir angkot itu," jawabku memberanikan diri.

"Apa???? Dimana sopir angkot itu sekarang?" teriak Arini tiba-tiba. Dalam hitungan detik, wajahnya yang kaku menjadi terlihat lemah seketika. Air matanya mengalir dengan deras dari kelopak matanya mengalir ke pipinya.

"Polisi membawa jenazah sopir itu ke rumah sakit umum daerah," jawabku kebingungan.

"Je-na-zah?" tanya Arini terbata-bata sambil menahan isak tangisnya.

"Iya, Rin. Nyawa sopir angkot itu melayang sesaat setelah kendaraan yang ia kendarai menabrak tiang listrik itu. Apa kamu mengenal sopir angkot itu?" tanyaku dengan nada direndahkan karena takut membuat anak perempuan itu makin keras tangisannya.

"I-i-iya ... Dia itu ayahku ...," jawab Arini dengan makin sesenggukan.

"Ya Tuhan!!" pekik aku dan Bondan.

"Gimana ini, Ndan?" tanyaku pada teman baruku itu.

"Ya gimana, Im. Kita harus mengantar Arini ke rumah sakitlah," jawab Bondan tegas.

"Iya ... Tolong temani aku ke rumah sakit. Aku tidak pernah ke rumah sakit. Aku ingin melihat jenazah ayahku," ucap Arini memohon.

"Apa tidak sebaiknya kita berdua izin dulu ke guru dan juga ke gurunya Arini, Ndan?" tanyaku pada Bondan.

"Nggak usah, Im. Nanti malah jadi panjang urusannya. Bisa-Bisa kita nggak dibolehin mengantar Arini ke rumah sakit. Kamu tahu sendiri, kita berdua masih baru di sini. Lagipula kalau sampai Arini kelamaan menemui ayahnya, bisa-bisa jenazah ayahnya Arini dinyatakan sebagai orang hilang dan organ-organnya nanti dipreteli di rumah sakit oleh para dokter yang nakal," jawab Bondan dengan nada tinggi.

"Tidaaak!!! Jangan sampai hal itu terjadi. Ayo, buruan antar aku ke rumah sakit. Kalau kalian berdua tidak mau mengantar, biar aku berangkat sendiri," teriak Arini sambil ngeloyor pergi.

"T-t-tunggu, Rin!!!" teriak kami berdua.

Kami berdua pun mengejar Arini yang berjalan dengan tempo cepat menyebrangi jalan raya untuk mencari angkot yang akan mengantarnya ke rumah sakit.

Akhirnya kami berdua berhasil mengejar Arini. Tak lama kemudian Bondan menghentikan sebuah angkot bertuliskan huruf "C" di atasnya.Ternyata angkot tersebut memang akan turun di depan sekolah karena di dalamnya berisi banyak sekali siswa dan siswi badu di SMA 14. Setelah mereka semua turun dari dalam angkot, gantian kami bertiga yang masuk ke dalam angkot. Anak-Anak yang baru datang itu menatap kami bertiga dengan tatapan aneh. Mungkin pikir mereka, kami mau kemana, lah jam masuk sudah dekat. Kok, kami bertiga malah mau pergi.

Aku dan Bondan naik di bagian belakang mobil, sedangkan Arini naik di depan, sebelah sopir. Sopir sengaja membuka pintu depan untuk memberikan kesempatan kepada Arini untuk duduk di sebelah sopir.

"Mau kemana kalian bertiga, bukankah sebentar lagi bel masuk sekolah akan berbunyi?" tanya sopir angkot tersebut.

"Kami mau ke rumah sakit, Pak!" jawabku.

"Kenapa harus pagi-pagi? Kenapa tidak sepulangnya sekolah saja?" tanya Pak Sopir lagi.

Aku sudah bermaksud menjawab dengan jujur pertanyaan sopir angkot itu, tapi Arini buru-buru menjawab.

"Kami mau mengurusi surat keterangan sehat untuk digunakan sebagai persyaratan mengikuti lomba PMR di sekolah," jawab Arini berbohong.

"Oooo ...," suara yang keluar dari mulut Pak Sopir. Aku cukup kaget dengan jawaban bohong Arini. Cerdas juga anak itu mengarang cerita secara spontan.

Angkot pun melaju dengan kecepatan sedang membawa penumpang di dalamnya menuju tempat tujuan masing-masing. Aku melirik ke arah Bondan karena aku merasa ada yang janggal dengan keterangannya tadi.

"Ndan ...," panggilku pada teman baruku itu dengan berbisik.

"Apa?" jawab Bondan dengan berbisik juga.

"Emang beneran, ya, kalau jenazah sopir tadi tidak dikenali, organnya akan diambili oleh dokter?" tanyaku.

"Enggak, Im. Aku bohong saja tadi. Buat apa dokter melakukan tindak kriminal seperti itu," jawab Bondan.

"Mungkin untuk dijual ke orang kaya yang butuh organ itu misalnya?" tanyaku memastikan.

"Tidak semudah itu, Im. Untuk melakukan pendonoran organ membutuhkan alat yang canggih. Tidak semua rumah sakit memiliki alat canggih itu. Penerima dan pendonor organ harus diperiksa secara intensif terlebih dahulu berkali-kali. Dan harus ada pernyataan persetujuan dari pendonor dan masih banyak lagi serangkaian protokol yang harus dipenuhi, Im," jawab Bondan.

"Lantas, kenapa barusan kamu membohongi kami berdua, Ndan?" tanyaku makin penasaran.

Bondan hanya menjawab pertanyaan itu dengan tersenyum. Aku menjadi semakin penasaran.

Bersambung

Burung dara di dekat jendela

Burung langka di atas meja

Cukup segini episode kedua

Kalau suka monggo dikomen saja

Terpopuler

Comments

Reyxxyz

Reyxxyz

bikin tegang

2024-05-26

0

Tantina Wyvaldia

Tantina Wyvaldia

makin panjang makin penasaran karena banyak pertanyaan yang membingungkan

2024-04-21

0

Ciciajadeh Ciciajadeh

Ciciajadeh Ciciajadeh

iya masih nyimak juga...😅 aku baru aja baca..agak bingung juga...ini mulai bacanya dari yg mana dulu ya kak...🙏🙏

2023-12-16

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 BAB 1 TEMAN PERTAMA
3 BAB 2 GADIS TOMBOY
4 BAB 3 SIAPA DIA
5 BAB 4 LORONG RUMAH SAKIT
6 BAB 5 KAMAR MAYAT
7 BAB 6 SEBUAH PESAN
8 BAB 7 TERJEBAK
9 BAB 8 TOLOOONG
10 BAB 9 TERNYATA
11 BAB 10 SEBUAH MISTERI
12 BAB 11 SEBUAH FAKTA
13 BAB 12 RUANGAN KECIL
14 BAB 13 ADA SESUATU
15 BAB 14 SATPAM
16 BAB 15 SEBUAH RASA
17 BAB 16 SEBUAH PETUNJUK
18 BAB 17 DAERAH TERLARANG
19 BAB 18 PARTNER BARU
20 BAB 19 PETUGAS PERPUSTAKAAN
21 BAB 20 INFORMASI BERHARGA
22 BAB 21 TANDA DARI ALAM GHAIB
23 BAB 22 TERNYATA
24 BAB 23 DIGANGGU
25 BAB 24 MENCARI PETUNJUK
26 BAB 25 KEJUTAN
27 BAB 26 : MIE AYAM
28 BAB 27 : TAK SENGAJA
29 BAB 28 JALAN MAWAR
30 BAB 29 GAGAL?
31 BAB 30 TAKUT
32 BAB 31 DITEROR
33 BAB 32 PEREMPUAN MISTERIUS
34 Bab 33 Perempuan Berpayung
35 BAB 34 KISAH MBAH NUR
36 BAB 35 TAK DIANGGAP
37 BAB 36 KENANGAN MASA KECIL
38 BAB 37 PENAMPAKAN
39 BAB 38 PERBEDAAN PENDAPAT
40 BAB 39 DOKUMEN LAMA
41 BAB 40 KEPALA SEKOLAH
42 BAB 41 LANTAI KEDUA
43 BAB 42 RUANG RAHASIA
44 BAB 43 TAK DISANGKA
45 BAB 44 TERDESAK
46 BAB 45 TAKUT
47 BAB 46 ALIBI
48 BAB 47 BUKU PEGAWAI
49 BAB 48 TETANGGA
50 BAB 49 ANAK PUNGUT
51 BAB 50 SIRNA
52 BAB 51 GUBUK
53 BAB 52 PERSAHABATAN?
54 BAB 53 THE GENGS
55 BAB 54 WAWANCARA
56 BAB 55 DISKUSI
57 BAB 56 KAKAK BERADIK
58 BAB 57 PENCARIAN
59 BAB 58 : BAU BUSUK
60 BAB 59 : BERBEDA
61 BAB 60 : TAK DISANGKA
62 BAB 61 MENYAMPAIKAN INFO
63 BAB 62 BERHATI-HATI
64 BAB 63 TANGKAP
65 BAB 64 : RENCANA
66 BAB 65 EMOSI
67 BAB 66 : MENJAGA LILIN
68 BAB 67 : LUPA
69 BAB 68 : KEMENANGAN
70 BAB 69 : PENJELAJAHAN
71 BAB 70 : RASA TAKUT YANG BERBEDA
72 BAB 71 : POS KEDUA
73 BAB 72 : KAKEK MISTERIUS
74 BAB 73 : LABIRIN
75 BAB 74 : TEMPAT ASING
76 BAB 75 NYI HANUM
77 BAB 76 : RUMAH NYI SUKMA
78 BAB 77 : JATMIKO
79 BAB 78 : PERMAINAN PERTAMA
80 BAB 79 DIKEJAR WAKTU
81 BAB 80 PANIK
82 BAB 81 : JATUH
83 BAB 82 : PERJUANGAN
84 BAB 83 TERLALU SAYANG
85 BAB 82 : TANTANGAN KEDUA
86 BAB 83 : BUKAN KOLAM BIASA
87 BAB 84 : DINDA DAN RONI
88 BAB 85 : DINDA OH DINDA
89 BAB 86 : MUNCUL
90 BAB 87: JUNGKAT-JUNGKIT
91 BAB 88 : PUTARAN MAUT
92 BAB 89 : TERPEROSOK
93 BAB 90 : TERAKHIR
94 BAB 91 : GODAAN
95 BAB 92 : PERJUANGAN
96 BAB 93 : TERLALU SAYANG
97 PENUTUP SEASON PERTAMA
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Prolog
2
BAB 1 TEMAN PERTAMA
3
BAB 2 GADIS TOMBOY
4
BAB 3 SIAPA DIA
5
BAB 4 LORONG RUMAH SAKIT
6
BAB 5 KAMAR MAYAT
7
BAB 6 SEBUAH PESAN
8
BAB 7 TERJEBAK
9
BAB 8 TOLOOONG
10
BAB 9 TERNYATA
11
BAB 10 SEBUAH MISTERI
12
BAB 11 SEBUAH FAKTA
13
BAB 12 RUANGAN KECIL
14
BAB 13 ADA SESUATU
15
BAB 14 SATPAM
16
BAB 15 SEBUAH RASA
17
BAB 16 SEBUAH PETUNJUK
18
BAB 17 DAERAH TERLARANG
19
BAB 18 PARTNER BARU
20
BAB 19 PETUGAS PERPUSTAKAAN
21
BAB 20 INFORMASI BERHARGA
22
BAB 21 TANDA DARI ALAM GHAIB
23
BAB 22 TERNYATA
24
BAB 23 DIGANGGU
25
BAB 24 MENCARI PETUNJUK
26
BAB 25 KEJUTAN
27
BAB 26 : MIE AYAM
28
BAB 27 : TAK SENGAJA
29
BAB 28 JALAN MAWAR
30
BAB 29 GAGAL?
31
BAB 30 TAKUT
32
BAB 31 DITEROR
33
BAB 32 PEREMPUAN MISTERIUS
34
Bab 33 Perempuan Berpayung
35
BAB 34 KISAH MBAH NUR
36
BAB 35 TAK DIANGGAP
37
BAB 36 KENANGAN MASA KECIL
38
BAB 37 PENAMPAKAN
39
BAB 38 PERBEDAAN PENDAPAT
40
BAB 39 DOKUMEN LAMA
41
BAB 40 KEPALA SEKOLAH
42
BAB 41 LANTAI KEDUA
43
BAB 42 RUANG RAHASIA
44
BAB 43 TAK DISANGKA
45
BAB 44 TERDESAK
46
BAB 45 TAKUT
47
BAB 46 ALIBI
48
BAB 47 BUKU PEGAWAI
49
BAB 48 TETANGGA
50
BAB 49 ANAK PUNGUT
51
BAB 50 SIRNA
52
BAB 51 GUBUK
53
BAB 52 PERSAHABATAN?
54
BAB 53 THE GENGS
55
BAB 54 WAWANCARA
56
BAB 55 DISKUSI
57
BAB 56 KAKAK BERADIK
58
BAB 57 PENCARIAN
59
BAB 58 : BAU BUSUK
60
BAB 59 : BERBEDA
61
BAB 60 : TAK DISANGKA
62
BAB 61 MENYAMPAIKAN INFO
63
BAB 62 BERHATI-HATI
64
BAB 63 TANGKAP
65
BAB 64 : RENCANA
66
BAB 65 EMOSI
67
BAB 66 : MENJAGA LILIN
68
BAB 67 : LUPA
69
BAB 68 : KEMENANGAN
70
BAB 69 : PENJELAJAHAN
71
BAB 70 : RASA TAKUT YANG BERBEDA
72
BAB 71 : POS KEDUA
73
BAB 72 : KAKEK MISTERIUS
74
BAB 73 : LABIRIN
75
BAB 74 : TEMPAT ASING
76
BAB 75 NYI HANUM
77
BAB 76 : RUMAH NYI SUKMA
78
BAB 77 : JATMIKO
79
BAB 78 : PERMAINAN PERTAMA
80
BAB 79 DIKEJAR WAKTU
81
BAB 80 PANIK
82
BAB 81 : JATUH
83
BAB 82 : PERJUANGAN
84
BAB 83 TERLALU SAYANG
85
BAB 82 : TANTANGAN KEDUA
86
BAB 83 : BUKAN KOLAM BIASA
87
BAB 84 : DINDA DAN RONI
88
BAB 85 : DINDA OH DINDA
89
BAB 86 : MUNCUL
90
BAB 87: JUNGKAT-JUNGKIT
91
BAB 88 : PUTARAN MAUT
92
BAB 89 : TERPEROSOK
93
BAB 90 : TERAKHIR
94
BAB 91 : GODAAN
95
BAB 92 : PERJUANGAN
96
BAB 93 : TERLALU SAYANG
97
PENUTUP SEASON PERTAMA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!