🔥🔥🔥
Pov Author:
Tiing tiing......(suara bel elit)😂
Tuan devan memgurungkan niatnya, untuk mencium perempuan yang tubuhnya sudah menjadi Candu baginya. Meraih ponselnya, guna melihat siapa yang berada didepan pintu hotelnya.
"Mommy, Shiiiit," umpat tuan Devan, kala melihat ada sang Mommy didepan pintu hotelnya.
Terburu-buru, tuan Devan menggendong tubuh Lona. Dan segera memindahkannya kedalam gudang, yang kini telah menjadi kamar Lona.
Setelah itu, tuan Devan langsung membuka pintu hotel. Untuk menyambut kedatangan Mommy tercintanya.
"Sayang, muach, muach." nyonya Zeline langsung mencium pipi kiri dan pipi kanan putra tercintanya.
"Kenapa sandinya diganti, sayang?" tanya nyonya Zeline heran akan gelagat putranya yang tak seperti biasanya.
"Apa kamu menyimpan perempuan lain dihotelmu? Ayolah sayang, Mommy sudah sangat menyukai Myla. Pokoknya Mommy tidak mau tau, Myla lah yang harus dan pantas menjadi menantu, Mommy, titik." tegas nyonya Zeline. Menatap tajam putranya.
"Itu tidak akan terjadi Mom, Mom kan tau kalau Devan sangat mencintai Myla. Lagi pula, Devan hanya mengganti sandinya dengan tanggal lahir Myla. Kalau Mommy tidak percaya, coba saja," ucap tuan Devan meyakinkan Mommynya.
"Dan Devan tidak menyimpan siapa pun dihotel. Memang ada satu perempuan yang tinggal bersama Devan. Tapi dia adalah pembantu sekaligus Budaknya Devan. Dan perempuan itu, Devan tempatkan di gudang dapur. Apa Mom ingin melihatnya, tapi sepertinya dia sudah tidur," jelas Devan pada sang Mommy.
"Pembantu? Budak? Sejak kapan kamu punya peliharaan seperti itu. Bukannya kamu tidak suka ada pembantu tinggal seatap denganmu?" tanya nyonya Zeline heran.
"Ini berbeda Mom, pembantu ini berbeda dari pembantu lainnya. Dia akan Devan jadikan sebagai pembalasan Dendam. Mom tidak perlu tau apa masalahnya. Tapi yang pasti, Devan hanya memeliharanya untuk menyiksanya," jepas Devan lagi.
"Oke oke, Mom percaya itu. Tapi, awas saja kalau kamu menghianati Myla," ancam nyonya Zeline lagi.
"Itu tidak akan pernah terjadi, Mom," jawab tuan Devan yakin.
"Yasudah, lupakan hal itu. Sekarang,Mom sangat merindukanmu, sayang. Mom ingin tidur dengan anak tampan Mom ini. Boleh kan," bujuk nyonya Zeline manja.
"Oh Ayolah, Mom. Devan sudah dewasa, Devan bukan anak kecil lagi, Mom," tolak tuan Devan. Namun pada akhirnya, tuan Devan tak dapat menolak kala melihat raut wajah sang Mommy yang mulai cemberut. Itupah kelemahannya, semenjak kepergian sang Daddy. Tuan Devan tak pernah menolak apalagi melawan Mommy tercintanya.
🔥🔥🔥
Pov Lona:
Keesokkan paginya, aku terbangun. Seperti biasa, aku tidak dapat mengucek mataku ketika pagi. Aku mencoba untuk bangkit, tapi seluruh tubuhku terasa remuk.
Perlahan aku berusaha untuk bangun. Setelah dapat duduk, aku meraba lemari kardusku, mengambil sebuah baju didalamnya. Aku melepaskan kemeja ku yang telah terbuka lalu mengenakan baju yang tadinya aku ambil.
Dengan bersusah payah, aku mencoba berdiri. Meraba dinding aku keluar dari kamarku. Kembali meraba dinding aku menuju toilet yang ada didapur.
Segera aku mecuci muka, guan membuka mata juga mulutku. Setelah selesai barulah aku bisa melihat dengan jelas. Dari kaca toilet aku melihat pantulan wajahku yang begitu kelelahan.
Begitu selesai aku kembali ke kamarku. Tak lupa aku membawa kompres untuk meringankan luka-luka ditubuhku. Membuka bajuku, perlahan disertai menahan pedih aku mengempres luka-luka ditubuhku.
"Kenapa, kenapa semua orang di dunia ini membenciku. Apa salahku?" Tangisku pecah, kala itu. Pedih disekujur tubuhku tak dapat menandingi pedih dihatiku.
"Apa aku dilahirkan ke dunia, hanya untuk menderita. Hentikan, aku mohon hentikan. Aku lelah, aku sangat lelah. Aaaaaa.....," aku berteriak histeris sambil menangis sepuasku. Setidaknya aku lega.
Begitu selesai mengempres semua luka, aku langsung bersiap. Begitu siap, aku langsung menuju dapur. Membuatkan serapan seadanya, lalu menyajikannya dimeja.
Pov Author:
"Siapa kamu?" tanya nyonya Zeline membuat Lona kaget.
"Sa-saya....," Lona terbata-bata karena bingung.
"Ooo.. Kamu pembantu yang diceritakan Devan ya? Siapa nama kamu?" tanya nyonya Zeline dengan nada sombongnya.
"I-iya, nyonya,. perkenalkan saya Lona," jawab Lona pelan hampir tak terdengar.
"Devan sudah berangkat kerja, kamu kesiangan bangunya. Lain kali bangun pagi-pagi dong. Gimana sih? Pembantu tapi kerjanya nggak benar. Siapkan saya sarapan yang lain. Apaan ini, roti isi. Jadi selama ini, putra saya kamu berikan makanan yang begini, nggak bermutu begini. Cepat buatkan saya sarapan yang bermutu dan nggak pakai lama. Buruan sana!" Titah nyonya Zeline ketus.
"Baik, nyonya," jawab Lona, lalu bergegas menuju dapur.
Pov Lona:
Dengan menahan segala rasa sakit, aku menuju dapur. Untuk membuatkan sarapan yang baru lagi.
15 kemudian aku berhasil membuatkan sarapan yang menurutku bermutu. Omelet isi sayur dan juga daging, dan aku langsung membawanya kepada nyonya Zeline, yang aku ketahui ibu dari ruan Devan.
"Ini nyonya, sarapannya," ucapku sambil mengulurkan makanan yang tadi kubuat.
"Lama banget sih! Bikin beginian juga," bentaknya membuatku takut.
Byaaar......
"Ops...terjatuh gelasnya, cepat bersihkan," ucapnya setelah menjatuhkan gelas dengan sengaja.
"Baik, nyonya," jawabku akan pergi mengambil sapu dan serokan.
"Hey! Kamu mau kemana?" tanyanya dengan nada membentak.
"Ingin mengambil sapu dan serokan, nyonya," jawabku ketakutan.
"Lebay banget sih! Cepat bersihkan pakai tangan kamu saja, beling sedikit itu saja harus pakai sapu dan serokan," ocehnya tak berujung.
Perlahan aku berjongkok dilantai, lalu memungut beling-beling tajam itu.
Byaaaaar.......
Punggung tanganku tertancap beling yang lumayan besar. Ketika nyonya Zeline kembali menjatuhkan gelas tepat dihadapnku, satu beling tajam berhasil meloncat dan mendarat dipunggung tanganku.
Setelah melihatku terluka, nyonya Zeline pergi keruang tamu. Dengan senyuman puas terpampang nyata diwajahnya.
Darah segar mengalir dari punggung tanganku, segera aku menuju kamar mandi. Akan mencucinya dengan air agar tidak infeksi. Di air mengalir itu, aku memejamkan mataku erat, menahan rasa perihnya, dan langsung menarik beling yang menancap di punggung tanganku.
"Aaa," teriak ku tertahan. Air mataku mengalir dengan sendirinya. Kala rasa perihnya semakin menjadi.
Tapi setidaknya, aku berhasil melepaskan beling yang tertancap. Aku segera mengambil tisu toilet dan segera membalut luka baruku.
Begitu lukaku sudah terbalut, aku kembali lagi keruang makan. Tak lupa aku membawa serokan juga sapu, guna membersihkan beling tadi. Kemudian aku membawa piring kotor ke dapur, guna mencucinya. Aku mecuci piring dengan sangat berhati-hati, agar tak membasahi luka ku. Untuk kedepannya, aku menguatkan lagi batin dan fisikku. Setelah mengetahui jika ibu dari tuan Devan, tak kalah kejamnya dari tuan Devan.
Tak lama aku mendengar kembali, nyonya Zeline memanggilku. Aku segera menuju ruang tamu, entah kekejaman apa lagi yang akan aku terima nantinya. Tapi aku selalu menyiapkan batin dan fisikku untuk mencoba menerima dan ikhlas.
🍂🍂🍂
Like, komen, hadiah, dan voteeee🙏🙏🙏
Rate bintang 5 jug, pleseeee🙏🙏🙏
Maafkan typonya🙏🙏🙏
Selamat membaca dan semoga suka💗
Lope readers😍😘😘😘
🔥🍂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Ina Rose
Bacanya agak ngeri yah sb byak menderitanya c Lona.
2024-07-09
0
Tri Novita Kusumawati
ini cerita gk bisa di logika yaa masak masih sekuat itu tubuhnya ilona
2022-12-31
1
玫瑰
Aduh..makin double triple penyeksaan nya..
Awas kau Devan..aku sumpah kau bucin sebucin bucin nya kepada dia..
2022-09-29
0