Episode 13

🔥🔥🔥

Aku kembali ke hotel, setelah diseret paksa oleh nyonya Zeline. Konon katanya, aku akan bertugas menjaga menantu kesayangannya. Sebagai budak yang patuh, tentu saja aku mengikuti apapun yang dikatakan oleh majikkanku.

Samapi disana, aku yang sudah berpakaian rapi. Disuruh ini dan disuruh itu, oleh nyonya Zeline. Bak robot yang sudah disetel oleh tuannya, aku mengikuti semua yang mereka perintahkan.

Saat ini, aku disuruh membersihkan dapur dan ruang makan. Padahal sehabis membuat sarapan, semua sudah sudut sudah aku bersihkan. Entah apa yang mereka lakukan, hingga kini kembali berantakan.

Tuan Devan telah lama berangkat kerja, nyonya Zeline dan menantunya. Tengah menikmati waktu santai mereka diruang tamu.

Sedangkan aku, kembali disuruh membersihkan kamar tuan Devan, yang sangat berantakan akibat olahraga yang mereka lakukan semalamman.

Siang harinya, barulah semua pekerjaan selesai aku kerjakan. Sekarang tubuhku benar-benar sangat lelah, aku sangat ingin beristirahat walau semenit saja.

Tapi sepertinya itu hanya akan menjadi khayanlaku saja. Karena nyonya Zeline, menyuruhku membuatkan makan siang untuk keduannya.

Bak robot, aku kembali menuruti keinginan tuanku. Ah! Padahal aku sangat lelah, lihatlah ini, memotong sayuran saja, terasa seperti memotong kayu.

Tapi pada akhirnya, aku selesai juga membuatkan makan siang untuk dua makhluk itu. Aku tidak tau asli atau tidak. Tapi, Myla selalu ingin membantuku. Tapi selalu dilarang oleh nyonya Zeline.

Setelah menyajikannya dimeja makan. Aku kembali akan pergi kedapur untuk beberes. Tapi langkahku terhenti, saat namaku disebut oleh nyonya Zeline. Dengan bersemangat aku menoleh padanya, karena ku kira. Mereka akan mengajakku makan bersama. Tapi ternyata aku salah.

"Kamu berdiri disitu dulu, Lona. Nanti kalau kita butuh apa-apa kan susuah harus manggil-manggil kamu." Ucap nyonya Zeline, sepertinya sengaja ingin menyiksaku.

Tak menjawab ataupun menolak, aku kembali menjadi robot yang begitu patuh. Aneh, aku heran kenapa Myla tak lagi ingin membantuku. Ia tampak diam saja kali ini.

Jika hanya berdiri ditempat, itu sudah biasa bagiku. Karena itulah pekerjaanku sehari-hari saat di perusahaan. Tapi jika aku harus berdiri, dengan menatap kedua manusia yang tengah makan dengan lahap, dalam keadaan perutku yang keroncongan. Dan itulah ujiannya, perutku sampai pedih saking laparnya. Tapi apa daya, apa yang bisa aku lakukan saat ini. Mengingat ancaman tuan Devan saja sudah membuatku ketakutan. Apalagi jika harus mendengar ancaman ratu iblis lagi, aku menyerah. Aku tak sangup, biarlah begini dulu. Tuhan tidaklah buta bukan! Aku yakin akan ada hari kebahagiaan untukku. Mungkin saja, tuahn sedang meyiapkan yang terbaik untukku. Dan aku akan terus menunggu nya, hingga ujian hidupku selesai aku jalani.

Selesai makan, nyonya Zeline akan kembali pulang. Beban yang tadi berkumpul di pundakku, kini mulai lepas. Aku tidak sabar menunggu ratu iblis itu pergi. Aku ingin sekali makan siang. Aku sudah tak sangup menahan pedih di perutku. Aku sangatlah kelaparan.

Kertika nyonya Zeline keluar dari hotel, senyuman mengembang di bibirku. Lega! Rasanya sangatlah lega.

"Apa kamu lapar, Lona," tanya Myla padaku.

"Iya, aku sangat lapar. Apakah aku boleh makan sekarang?" Pandangan ku langsung tertuju kemeja makan, yang tinggal berisi makanan sisa.

"Tentu saja boleh," ucap Myla langsung menuju meja makan, aku kira ia akan memberikanku makanan. Tapi lagi-lagi aku salah, Myla bukannya memberikan makanan sisa itu padaku. Tapi, malah menjatuhkan semua sisa makanan itu kelantai.

"Sekarang, makanlah," ujarnya menunjuk kelantai, dengan gerakan kepalanya.

Hancur sudah Hatiku, apa yang akan aku lakukan sekarang. Aku benar-benar telah masuk kedalam neraka jahanam, yang semuanya berisi iblis-iblis yang tak punya perasaan.

Aku sadar sekarang, kecirigaanku terhadap kebaikan Myla, bener nyatanya. Dari awal aku sudah curiga, bahwa kebaikkan yang ia tebarkan adalah kabaikkan yang palsu.