Episode 06

🔥🔥🔥

"Aaaaaakh.....,"teriakku ketika tanganku ditarik seseorang. Kini, aku telah berada dalam dekapan tuan Devan. Aku terkejut, juga berontak minta dilepaskan.

"Tuan, lepaskan saya tuan," ucapku masih berusaha mrlepaskan diri dari pelukkan tuan Devan.

"Myla sayang, kau kemana saja, sayang. Aku sangat merindukkanmu." Ucap tuan Devan mengigau.

"Tuan, saya Lona bukan Myla. Tolong lepaskan saya, tuan," teriakku semakin berontak.

Mendengar teriakanku, akhirnya tuan Devan terbangun. Tapi nasibku tidak beruntung, karena tiba-tiba Ia mendorongku hingga terhentak kelantai. Aku menekan bagian dadaku yang terasa begitu nyeri, rasanya sangatlah nyeri. Aku menekannya semakin kuat untuk meredakan nyerinya. Usahaku tak sia-sia, karena kini nyerinya berangsur menghilang.

"Berani sekali kau mencari kesempatan saat aku tertidur," bentaknya padaku.

Aku tidak ingin lagi membela diri. Cukup sekali dia menciumku secara brutal, aku tidak ingin ada yang kedua kalinya.

"Saya hanya membangunkan, tuan," jawabku pelan sseraya menundukkan wajahku dalam.

"Minggir," kembali tuan Devan mendorongku.

Aku terhuyung, tapi aku masih bisa menjaga keseimbangan hingga tidak lagi terjatuh.

Menuju walk in closet, aku mengambil setelan kerjanya. Begitu urusanku selesai aku pun keluar dari kamar itu.

Tanpa menunggunya aku langsung keluar dari hotel, berjalan menuju perusahaan. Karena, aku harus segera berada disana sebelum tuan Devan sampai. Karena pekerjaanku adalah menyambutnya di lif.

Beruntung, hotelnya berada tak jauh dari kantor. Hanya 15 menit perjalanan aku sudah berada diperusahaan. Aku langsung menuju lif dimana tempatku bekerja.

Karena masih sepi, aku segera mengeluarkan rotiku dan segera melahapnya sebagai sarapanku hari ini.

Tak lama tuan Devan datang, dan aku segera menyambutnya. Seperti biasa, dia hanya melewatiku begitu saja.

Siangnya saat istirahat, aku sangat kelaparan. Beruntung ada sahabatku Yuna. Dia juga bekerja diperusahaan, Yuna bekerja di devisi keuangan. Yuna sangat sederhana dan juga baik hati, sangat berbeda dengan karyawan lain, yang rata-rata membenciku. Yuna sebenarnya adalah perempuan yang sangat cantik. Tapi dia menutupi kecantikkannya dengan kacamata yang besar, dengan rambut ikal yang selalu diikatnya tinggi. Aku sudah berteman lama denganya.

Seperti biasa, Yuna membawa bekal dari rumah, dan dia selalu mengajakku makan bersama. Karena, dia sengaja membawa bekal yang banyak agar bisa berbagi denganku.

Sore harinya, sudah waktunya pulang. Aku sudah bersiap-siap akan segera pulang berjalan kaki.

Tiba-tiba saja aku kebelet. Karena sudah tak dapat ditahan, aku berlari menuju toilet. Dan segera buang air kecil disana.

Begitu selesai, aku segera membuka pintu untuk keluar. Saat pintu terbuka, tiba-tiba seorang perempuan berpakaian seksi mendorongku hingga aku kembali terduduk di closet.

"Ada apa ini, kak. Kenapa kakak mendorongku?" Tanyaku marah.

"Oh...Lihatlah teman-teman, sekarang dia sudah berani melawan. Jangan-jangan benar lagi, kalau dia sudah menjual tubuhnya pada tuan Devan." Ucap perempuan yang tadinya mendorongku.

"Apa maksud kakak, aku tidak menjual tubuhku pada siapapun," jawabku berani.

"Sudahlah Lona, tidak usah berkilah lagi. Jelas-jelas tadi pagi aku melihatmu keluar dari lif khusus, yang biasanya hanya boleh digunakan oleh Tuan Devan dan sekretaris Aron.

"Aku tidak menjual tubuhku, kak. Aku berani bersumpah," jawabku hampir menangis.

"Sudahlah, tidak usah berbohong lagi, Lona. Teman-teman, ayo kita habisi jal*ng ini," ucap salah satu dari mereka, lalu mulai mengemukul serta melukaiku

Setelah puas, mereka segera meninggalkan aku yamg sudah tak berdaya didalam toilet. Lebam-lebam memenuhi tubuhku, pakaian dan rambutku berantakan.

Tapi mereka pandai, mereka selalu melukaiku dibagian tubuhku yang tak terlihat. Mereka tidak pernah melukaiku dibagian betis, tangan leher dan wajah, itu semua aman. Tapi punggungku, bahuku, pahaku, perutku, semuanya balu lebam. Ada juga yang memgeluarkan darah disana.

Aku mencoba untuk berdiri, dan kala itu pula nyeri di dadaku kembali datang. Aku menekannya sekuat mungkin, guna meredakan rasa sakitnya. Aku berhasil, nyeri yang ku alami kembali mereda.

Kembali aku mencoba untuk bengkit, memegangi baju agar tak terbuka, karena kancing bagian atasnya telah berserakan entah kemana.

Tak lupa aku merapikan rambutku yang berantakan. Luka dipunggungku mengelurkan darah segar, darah segar itu merubah warna bajuku yang tadinya putih menjadi bercak merah.

Rambut yang tadinya aku ikat, kembali aku urai, guna menutupi bercak darah yang ada dibahuku.

Menghapus air mataku. Aku kembali berjalan keluar dari perusahaan, walaupun terpincang-pincang. Kondisi perusahaan kali ini sepi, karena semua penghuninya telah pulang kerumah masing-masing.

Menyeret kaki lemahku, aku berjalan menuju hotel. Keadaan sudah mulai galap, karena malam telah datang. Aku terus menyeret kakiku, saat ini aku pasrah, kalaupun sampai hotel harus dihukum karena terlambat pulang. Aku tak ingin memikirnya itu dulu, yang aku inginkan sekarang, hanyalah pulang, walaupun pulang kekandang harimau sekalipun. Sesekali aku menghapus air mataku yang terkadang mengalir tanpa bisa aku tahan.

Ketika akan menyebrang, aku hampir ditabrak oleh sebuah mobil. Beruntung mobil itu segera mengerem mendadak, sehingga aku masih selamat.

Aku masih terduduk di aspal, sambil teris memegang bajuku yang kancingnya telah terbuka.

"Lona, ilona." Panggil seseorang dengan suara yang tak asing ditelingaku.

Aku menengadahkan pandanganku pada orang itu ternyata orang itu adalah mantan kekasihku yang telah mengkhianatiku yaitu Kak Ansel.

Kak Ansel duduk dihadapanku, bermaksud ingin membantuku berdiri. Tapi aku segera menepis uluran tangnya. Sekuat tenaga yang tersisa aku bisa berdiri sendiri.

"Lona, kamu kenapa bisa seperti ini? Kakak mencarimu kemana-mana. Bahkan adikmu tidak tau kamu ada dimana, sekarang kamu tinggal dimana, Lona?" Tanya kak Ansel membuatku tersenyum sinis.

"Apa peduli kakak padaku, ak...," ucapanku kembali terhenti kala rasa nyeri di dadaku kembali terasa.

"Lona, kamu kenapa. Ayo kakak antar kerumah sakit," ujar kak Ansel meraih tubuhku yang membungkuk, kembali aku menepisnya.

"Aku tidak mau kak, tolong tinggalkan aku sendiri, aku mohon kak. Biarkan aku hidup dengan caraku sendiri, lepaskan aku, aku mohon." Teriakku menangis histeris.

"Kakak hanya ingin membantumu, Lona. Apakah tidak boleh?" Ucap kak Ansel memaksa aku, untuk ikut dengannya.

Aku terus memberontak, tapi tak lama. Karena tenagaku tidaklah cukup untuk melawan kekuatannya.

"Aku ingin pulang, kak. Cukup antarkan aku pulang," ketusku.

"Baiklah, kakak akan mengatarkanmu pulang ke rumahmu," jawab kak Ansel.

"Tidak, aku tidak tinggal dirumahku. Antarkan aku kehotel GELORA," ucapku ketus.

Ckiiiiiit........

🍂🍂🍂

Like, komen, hadiah, dan vote🙏🙏🙏

Rate bintang 5 pleaseeee🙏🙏🙏

Maafkan typonya🙏

Selamat membaca dan semoga suka💗💗💗

lope readerss😍😘😘😘

🔥🍂**

Terpopuler

Comments

Widi Rahmia

Widi Rahmia

ko aku jadi nangis ya bacanya. semangat thor

2022-01-27

0

Vanza Vanza

Vanza Vanza

nyesek thor

2021-09-08

0

Tati Cinqi

Tati Cinqi

dadaq trsa sesak bgt bc novel ne

2021-08-01

0

lihat semua
Episodes
1 Epiosde 01
2 Episode 02
3 Episode 03
4 Episode 04
5 Episode 05
6 Episode 06
7 Episode 07
8 Episode 08
9 Episode 09
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48 (Aron & Anna)
49 Episode 49 (Aron & Anna)
50 Episode 50
51 Episode 51 (Aron & Anna)
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Pengumuman Rilis Sekuel
77 Rilis novel terbaru
78 Rilis Sekuel
79 Terjerat Hyper Husband (Lolin Baldev & Luke Marit)
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Epiosde 01
2
Episode 02
3
Episode 03
4
Episode 04
5
Episode 05
6
Episode 06
7
Episode 07
8
Episode 08
9
Episode 09
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48 (Aron & Anna)
49
Episode 49 (Aron & Anna)
50
Episode 50
51
Episode 51 (Aron & Anna)
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Pengumuman Rilis Sekuel
77
Rilis novel terbaru
78
Rilis Sekuel
79
Terjerat Hyper Husband (Lolin Baldev & Luke Marit)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!