🔥🔥🔥
Pagi datang diiringi dengan kicauan suara-suara burung yang bernyanyi begitu merdu, rerumputan disegarkan oleh embun pagi yang membasahi mereka. Sang surya pun tak kalah cerianya. Dengan sinarnya, ia menyalurkan semangat kepada setiap penduduk bumi.
Aku dan adik-adikku juga dibangunkan oleh sinar surya, yang menyelinap masuk lewat atap genting rumahku yang bocor.
Turun dari ranjang kayu yang telah rapuh, adikku langsung meregangkan otot. Berbeda denganku, aku punya kebiasaan aneh setiap kali bangun tidur. Mataku tertutup rapat, aku tak bisa menguceknya, karena akan pedih. Juga bibirku, kedua bibirku juga tak bisa dibuka ketika bangun tidur.
Jika ingin membuka keduanya aku harus mencuci muka terlebih dahulu. Walau mentalnya terganggu, tapi adikku begitu peka, setiap pagi keduanyalah yang membantuku kekamar mandi yang ada didapur. Aku masuk kekamar mandi dan sekalian membersihkan diri.
Ayahku tak pulang dari semalam, setelah pergi ketika memarahiku, ia tak terlihat lagi. Begitupun ibuku, ibu tak pulang dari kemarin. Aku tau ibu dimana! Dimana lagi kalau bukan sedang berada di clup, untuk apa? Untuk apa lagi kalau bukan menjual tubuhnya kepada setiap pria-pria hidung belang.
Ayahku tak peduli, ia asli orang eropa. Hal yang seperti itu biasa baginya. Aku pun tak peduli pada keduanya, aku hanya mengkhawatirkan nasibku dan juga adikku. Hari ini juga, aku akan meninggalkan mereka berdua. siapa yang akan mengurus keduanya? Ibu,Ayah, mana mungkin mereka peduli. Apa yang harus aku lakukan sekarang.
Kebetulan hari ini kantor libur. Aku bisa mempersiapkan adikku, untuk aku tinggalkan. Aku tak begitu khawatir tentang masak memasak. Kalau hanya membuat nasi goreng, telur ceplok, dan juga menanak nasi. Kalika sang kakak sudah handal melakukannya. Tapi untuk membeli semua bahan makanan keluar rumah, aku kuatir mereka dibuli lagi. Dan akhirnya aku memutuskan untuk mampir kerumah setiap minggunya guna membawakan bahan makanan untuk kedua adikku.
🔥🔥🔥
Sore hatinya, ketika aku sedang memasukkan baju-baju lusuh kedalam tas lusuhku. Dibantu juga oleh kedua adik kembarku. Hatiku begitu perih melihat keduanya sekeras mungkin menahan tangis mereka. Aku tau, mereka melakukan itu, agar aku tak sedih dan cemas saat meninggalkan mereka.
Tok...tok...tok... (suara ketukan pintu).
"Biar kakak saja," ujarku pada kalika yang akan berdiri tadinya.
Kalika hanya mengangukkan kepala menyetujui, aku segera menuju kedepan dan segera membuka pintu itu.
"Lama banget sih. Awas!" ujar ibu mendorongku kasar. Seperti biasa, ibu pulang dalan kondisi mabuk dengan pakain yamg sangtlah minim.
Awalnya aku ingin langsung menutup pintu, namun aku urungkan ketika melihat sebuah mobil mewah berhenti didepan rumahku.
Tak lama keluarlah sesosok pria yang begitu tampan, walaupun masih tampanan bosnya. Pria tampan itu tak lain dan tak bukan, adalah sekretaris Aron. Sekretaris Aron keluar dari mobil mewahnya, lalu berjalan penuh wibawa mendapatiku.
"Apakah Nona Lona sudah siap," tanyanya ketika sudah berada dihadapanku.
"Emm...saya siap, sekretaris Aron. Sebentar saya ambil tas saya lebih dulu." Jawabku, lalu masuk kedalam rumah. Guna mengambil tas lusuhku dan tak lupa berpamitan pada kedua adikku. Keduanya tak dapat menahan tangis saat melepasku, namun yang terjadi tetaplah akan terjadi. Aku akan pergi, pergi untuk menjadi BUDAK.
30 menit perjalanan, kini aku sudah berada didalam lif sebuah hotel ternama bersama dengan sekretaris Aron.
Tak lama kami sudah berada disebuah lantai pribadi, yang hanya dihuni satu penghuni saja padahal dilantai itu begitu luas. Tak tampak seperti hotel, lebih mirip sebuah rumah yang begitu mewah. Masuk kedalam rumah aku mengekor dibelakang sekretaris Aron.
Saat tiba diruang tamu, disana sudah duduk tuan devan. Jujur saja jantungku berdetak lebih cepat ketika melihatnya, tak bisa dipungkiri kalau aku juga jatuh cinta padanya, Sama dengan karyawan perempuan yang lainya. Bahkan mereka sangat iri padaku, karena aku bekerja dibagian yang setiap pagi dapat melihatnya.
Tak jarang mereka membuliku dan juga mengancamku agar tak menaruh hati pada tuan devan. Tapi apalah daya, aku hanyalah perempuan biasa yang tak dapat menolak jatuh cinta. Untuk itulah aku mau menjadi budaknya, dengan begitu, aku bisa melihatnya setiap hari. Aku sangatlah beruntung, entah bulian seperti apa lagi yang aku terima jika mereka tau bahwa aku tinggal dihotel bersama bosku.
Sebenarnya, aku sangat membenci diriku yang mencintainya. Tapi aku benar-benar tidak tau kenapa aku bisa menaruh hatiku padanya. Karena ketampananya! Tentu saja tidak, mantanku kak Ansel lebih tampan dari tuan devan. Karena kekayaanya! Tentu saja juga bukan, kak Ansel lebih kaya darinya. Ya! Kak Ansel segalanya dari tuan Devan, tapi aku membenci kak Ansel saat ini, karena dia berselingkuh dariku.
Aku juga tak mengapa, aku juga tak terlalu mencintai kak Ansel. Dia memang baik padaku, tapi tidak dengan keluarganya yang membenciku. Untuk itulah aku juga sudah merepakannya.
Kini, aku mendekat pada tuan Devan yamg duduk disofa dengan segala kearoganannya. Tapi tauhkah kalian, karena kearoganannyalah yang membuatku jatuh cinta padanya. Aku merasa bertemu dengan tuan Saga idolaku dinovel tmtm.
Tapi yang ini sedikit menyeramkan, karena tubuhnya dipenuhi dengan otot yang sangat besar-besar. Aku bergidik ngeri, ketika melihat banyaknya sayatan luka ditangan kekarnya. Karena saat ini tuan Devan hanya memakai kaos oblong lengkap dengan celana pendeknya. Jadi, aku bisa melihat ada banyak luka dilengan dan juga betisnya.
Aku berpikir, apakah ditubuh bagian lainya juga terdapat banyak luka.
Siapa sebenarnya pria dihadapanku ini, tidak mungkin dia hanya sebagai Ceo. Melihat luka sebegitu banyaknya, tidak mungkin karena bertarumg dengan kertas bukan? Pasti pria berwajah malaikat ini adalah iblis yang menyamar.
"Kau sudah tiba, kau boleh pergi, Aron," aku meneguk salivaku bersusah payah, ketikan mendengar suara seksinya yang begitu menakutkan.
"Duduklah," ujarnya singkat. Tanpa menjawab aku langsung mendudukkan bok*ngku di sofa empuk miliknya.
"Hey Budak, siapa yang menyuruhmu duduk disofaku. Turun, tempat budak itu dilantai," bentaknya membuat jantungku serasa ingin copot.
"Ba-baik tuan," segera aku berpindah kelantai yang terasa begitu dingin.
"Ini, baca dan hapalkan itu." tuan Devan berkata sambil melemparkan sebuah maf padaku.
"Apa ini tuan?" tanyaku heran.
"Apa lagi, kalau bukan peraturan dan juga daftar pekerjaan yang harus kau lakukan selama menjadi budakku," sahutnya membentak.
Aku tak lagi berkata, segera aku membaca surat itu. Aku mengerutkan alisku ketika mambaca setiap peraturan dan juga tugasku yang menurutku sangatlah aneh dan tidak wajar.
"Tuan, apa saya harus memandikan, tuan," tanyaku berhati-hati.
🍂🍂🍂
Like, komen, hadiah, dan voteeee🙏💗
Maafkan typonya🙏
Selamat membaca dan semoga suka💗
Lope lope readers😍😘😘😘
🔥🍂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Bunda silvia
Ko sama ya aq jg dah pernah baca novelnya
2023-08-30
0
Leni
ternyata kita sama ilona sayang...sama-sama penggemar tuan saga
2022-04-09
1
karisma
ə7
2022-02-02
1