🔥🔥🔥
Begitu menyelesaikan makan malam, tuan Devan akan kembali kekamarnya. Namun tiba-tiba saja ia berbalik kebelakang dan langsung mel*mat bibir manis Lona yang seakan menjadi candu baginya.
Lona berontak, ia tidaklah semurahan itu. Tapi apa yang terjadi pada dirinya, tak bisa dipungkiri ia juga menikmati setiap kecup*n yang didaratkan tuan Devan padanya. Tapi sekuat tenaga ia menyadarkan dirinya untuk tidak larut dalam perasaan cintanya yang semakin hari semakin dalam.
Tuan Devan yang kejam padanya saja, bisa membuatnya luluh. Apalagi tuan Devan yang seperti sekarang ini, yang memberinya cium@n terlembut yang pernah ia rasakan. Ini adalah cium@n keduannya yang juga dicuri oleh pria kejam yang dicintainya.
Air mata Lona mengalir begitu saja, ia begitu membenci perasaannya yang kini semakin dalam. Kenapa ia harus jatuh hati pada pria yang kini membencinya. Tak habis pikir memang, tapi itulah yang namanya Cinta, ia datang tanpa bisa diminta pada siapa hati akan berlabuh.
Lona benar-benar tidak dapat berbuat apa-apa, ketika tuan Devan membuka paksa mulutnya agar ia bisa menjelajah disana. Lona mulai resah, kala cium@n yang tadinya lembut berubah menjadi panas. Ia mulai tersadar, Lona kembali berontak minta dilepaskan. Namun usahanya gagal, karena tuan Devan sudah mulai terbakar nafsu.
"Hemp...hemp....," Lona terus berusaha ingin lepas.
Hampir kehabisan nafas, tuan Devan langsung melepaskan pangut@n itu. Lona langsung menghirup udara yang seakan habis diruangan itu.
Sedangkan tuan Devan langsung berlalu ke kamarnya. Ia merutuki kebodohannya, yang tidak bisa menahan nafsunya saat bersama dengan Lona.
"Ada apa denganku, shiiit. Kalau terus begini bukan dia yang menjadi budakku. Tapi aku yang akan menjadi budaknya, bahkan bibirnya saja mampu membuatku secandu ini. Apalagi yang lainnya. Ah sial, apa lagi yang aku pikirkan," umpat tuan Devan mengacak rambutnya kasar, ia tak habis pikir pada pikiran bejatnya yang kini membayangkan betapa indahnya lekuk tubuh Lona. Memikirkan hal itu, membuat si juniornya bangkit. Tuan Devan segera masuk ke kamar mandinya dan mulai berolahraga dengan sabunnya.
"Aaaaaah Lonaaaaaa," Teriak tuan Devan ketika mencapi puncaknya
"Aku tidak boleh seperti ini. Rencana ku untuk balas dendam bisa gagal, kalau begini ceritanya." Ucap tuan Devan lagi.
🔥🔥🔥
POV LONA:
Aku menjatuhkan tubuh lemasku ke lantai. Dengan air mata yang terus mengalir, juga memegangi dadaku yang terasa nyeri. Apakah jatuh cinta membuatku merasa sakit seperti ini. Ada apa dengan hatiku. Kenapa rasa nyeri yang tak tertahankan ini selalu datang diwaktu yang tidak tepat.
Aku ingin segera melupakan hal tadi, aku ingin segera tidur saat ini. Aku berharap ketika bangun, perasaan cinta ini bisa segera hilang dari hatiku.
Berbaring diatas kardus sebagai kasurku, aku mulai menjelajahi mimpi dengan membawa air mata bersamaku.
🔥🔥🔥
Pagi harinya, aku bangun dari tidurku.
Ditemani sejuta semangat, aku langsung menuju dapur guna membuatkan sarapan untuk tuan Devan.
Begitu selesai, aku langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Setalahnya berpakaian rapi, karena hari ini aku akan kembali bekerja seperti biasa.
Kemeja berwarna putih, rok berwarna hitam diatas lutut, dengan rambut gelombang terurai. Aku tak pernah memakai make up. Karena kulitku memang sudah putih dan bersih. Aku juga tak menggunakan pewarna bibir, karena bibirku juga sudah merona alami.
Kecantikan natural nan alami begitu melekat pada diriku. Tapi kecantikan itu, juga membuatku dibenci oleh semua karyawan di perusahaan, kecuali Yuna. Hanya dialah satu-satunya karyawan perusahaan yang mau bersahabat denganku.
Begitu selesai bersiap, aku langsung menuju kamar tuan Devan. Memasuki kamarnya aku segera mencari keberadaanya. Tidak ada dikasur, itu artinya ia sudah berada dikamar mandi. Dengan terburu-buru, aku segera mengambil pakaian untuknya. Dan langsung meletakkanya dikasur. Setelah itu aku langsung berlari terbirit-birit untuk segera keluar dari kamarnya. Karena aku tidak ingin kejadian tempo hari terulang lagi.
Aku merasa begitu lega, begitu sampai diruang makan. Aku ingat kata-katanya tadi malam. Yaitu masalah, aku yang telah diperbolehkan untuk memakan makanan yang aku masak. Dengan semangat aku langsung mengambil roti isi daging, yang tadinya aku buatkan. Memegangnya dengan tissu, aku langsung keluar dari hotel, dan lebih dulu berjalan menuju perusahaan.
Sampai di perusahaan, seperti biasa aku mulai melakukan tugasku. Sore harinya, aku selalu menebarkan senyuman manis ku kepada setiap tamu-tamu penting tuan Devan.
Seseorang dengan perawakan tampan datang ingin menemui tuan Devan, aku langsung menyambutnya dengan senyum. Namun senyumku luntur ketika tau siapa yang datang.
"K-kak A-Ansel...,"
🍂🍂🍂
Like, komen, hadiah, dan vote🙏
Rate bintang 5 juga 🙏
Maafkan typonya 🙏
Selamat membaca dan semoga suka 💖
Lope readers 😍😘😘😘
🔥🍂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
💞💜 Ńãỳ 💜💞
q gak suka ibunya Devan yang sok ngatur.
2021-12-28
0
Denis putra
sabar ilona suatu saat indah pd waktunya
2021-08-09
0
Rahmadani Azis
ini cerita yg paling kejam yg pernah kubaca. baru di eps. 7 udh mewek ngek mgek lgi🤧🤧🤧🤧. tapi suka,, semangat thor🤗❤️
2021-07-26
1