Episode 15

🔥🔥🔥

Keesokkan paginya, Aku terbangun dengan menahan sakit dipertku. Wajar saja sakit, dari kemarin aku belum makan apapun.

Menuju dapur, aku langsung mengambil sebuah roti tawar. Tanpa olesan selai, aku langsung melahapnya. Habis tiga potong roti tawar, dan dua gelas air putih. Barulah perutku terasa mendingan.

Aku langsung mendudukkan tubuhku dikursi. Kala merasai kepalaku yang terasa berputar-putar. Kaki dan tangan ku terasa sangat dingin, keningku begitu panas, tubuhku terasa remuk. Dengan semua gejala itu, berarti saat ini aku mengalami Demam.

Tapi tak mungkin aku tidak membuat sarapan, dengan langkah gontai aku menuju dapur, dan mulai membuat sarapan. Sesekali aku terduduk dilantai, karena tak dapat menahan tubuhku yang terasa lemas.

Dengan penuh perjuangan, akhirnya aku berhasil membuat sarapan untuk pagi itu. Setelah menyajikannya diatas meja, aku berniat kembali kekamar untuk mengistirahatkan tubuhku yang begitu lemas.

"Hey, Lona. Mau kemana ha? Tetap disitu," ucap Myla langsung menarik tanganku dengan kasar.

"Ada apa Myla," tanya ku dengan suara yang lemah. Aku benar-benar tidak ingin berdebat dengan iblis satu ini.

"Ambilkan sarapanku," titah Myla padaku. Memejamkan mataku kasar, aku pun mengikuti keinginannya.

"Ini," ucapku singkat memberikan sebuah piring berisikan omelet padanya.

Dia mengambilnya dengan kasar, lalu langsung melahapnya.

"Ambilkan aku minuman," titah Myla lagi padaku. Dengan sabar aku melayaninya.

Tanganku yang lemas, tak sengaja menjatuhkan gelas itu, dan percikkan belingnya mengenai kaki Myla.

"Aaaww....," Jerit Myla kencang.

"Apa yang terjadi?" Tanya tuan Devan datang tiba-tiba.

Aku terdiam, duduk aku langsung memungut beling itu. Sedangkan Myla langsung berdiri dan segera berlari terseok-seok menuju kekasihnya.

"Sayang, lihatlah apa yang dilakukan Lona pada kakiku. Tapi aku tidak apa, sayang. Sepertinya dia tidak sengaja. Kamu Jangan memarahinya ya. Bantu aku mengobati kaki ku saja, sayang. Ini sangat perih," ucap Myla berakting dengan segala kelemah-lembutannya di depan kekasihnya. Dengan air mata buayanya, aktingnya berjalan begitu mulus.

Kuatir! Itulah yang aku lihat dari raut wajah tuan Devan. Ia langsung menggendong tubuh Myla dan membawanya kekamar mereka.

Dengan hati yang begitu terluka, dilanjutkan dengan setetes air mata yang tiba-tiba menerobos disudut mataku. Kala melihat pemandangan romantis itu. Myla mencebikkan lidahnya padaku.

"Aku juga ingin merasakan hal yang seperti itu. Tapi, siapa yang akan memberikan perhatian padaku. Kak Ansel! Hanya dia yang pernah memberikanku perhatian lebih. Tapi tak lama dia juga memberikanku luka yang amat sakit. Semua orang di dunia ini, memang membenciku. Tidak ada yang menyayangiku," batinku menjerit saat ini, air mataku juga menetes tak dapat ditahan.

"Kenapa aku bisa mencintainya. Tuhan! Aku mohon hilangkan lah perasaan ini, ini juga sangat menyiksaku, aku mohon," ucapku dengan segala rasa sesak didadaku.

Setelah memungut semua beling itu, aku langsung membuangnya. Saat akan berjalan, aku merasakan perih yang amat perih dibawah kakiku. Melihat kebawah, ternyata aku tak sengaja menginjak pecahan beling.

Kembali duduk, aku menahan segala rasa perih. Saat berusaha mencabutnya, darah bercucuran dari jempol kaki yang terinjak pecahan beling.

Mengambil kotak p3k, lalu mengambil sebuah plaster dan langsung aku tempelkan pada lukaku. Begitu selesai aku langsung menuju kamar ku, lebih tepatnya gudangku.

Aku tak ingin memikirkan kejadian tadi, aku hanya ingin istirahat saat ini. Aku begitu lelah dengan semua penderitaan ini. Membalutkan tubuh demam ku dengan selimut, aku berusaha memejamkan mataku agar bisa tidur. Beberapa saat kemudian, akhirnya aku pun bisa tertidur.

Byuuuur.....

🍂🍂🍂

Like, komen, hadiah, dan vote🙏

Rate bintang 5, jangan lupa🙏

Maafkan typonya🙏

Selamat membaca dan semoga suka💖

Lope readersss 😘

Maaf juga atas keterlambatan up-nya🙏

🔥🍂

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***