Aku bangun dengan rasa sakit di kepala ku. Aku melihat ke sekeliling ketika pandanganku mulai membaik. Stiker bintang? Bagaimana bisa aku ada di kamar ku sendiri? Bukankan tadi aku bersama teman-temanku di kafe. Apa yang terjadi? Aku mencoba mengingat-ingat kejadian di kafe tadi. Kalau tidak salah..... Aku dan Sofia bertengkar. Tak lama jamku berbunyi dan setelah itu.....
"Rin kau sudah sadar?" tanya ibuku yang ternyata duduk disampingku.
Aku berusaha untuk duduk, ibu membantuku. Aku melihat Sofia yang memalingkan muka saat aku menatapnya, dan seorang wanita yang mirip dengannya duduk manis di sofa. Sedangkan ayah berdiri dipojokan barsandar di dinding.
"Apa yang terjadi?" tanyaku kebingungan.
"Kau tidak ingat?" kata ibu
"Tidak."
Mendengar hal itu, ibu menoleh pada ayah. Aku tambah penasaran sebenarnya apa yang aku lewatkan? Ayah bejalan mendekat dan duduk di samping sebelah kiri ku.
"Putri kecil ayah yang cantik. Apa kau benar-benar tidak mengingat semuanya?" ayah mengulangi pertanyaan ibu.
"Tidak. Memang apa yang terjadi?"
"Baiklah, ayah akan menceritakan semuanya," ayah berhenti sejenak menarik nafas. "Di kafe, pagi ini. Kau menyerang Sofia, temanmu sendiri karna sedikit kesalah pahaman yang menjadi pertengkaran hebat. Dan kau menyerangnya dalam wujud serigala belum sempurna," jelas ayahku tidak masuk akal.
"Apa!!! Ayah pasti bercanda. Mana ada manusia serigala di dunia ini. Dan lagi, ayah bilang kalau aku menyerang Sofia dalam wujud serigala?! Apa ada penjelasan yang lebih masuk akal?" aku benar-benar tidak percaya dengan apa yang baru saja ayah katakan. Semuanya terdengar aneh bagiku.
"Percaya atau tidak, hal itu lah yang terjadi."
"Tidak!! Aku tidak percaya!" tegasku.
Ayahku berdiri dan melangka sedikit jauh dari tempat tidurku. Satu kali lompatan dalam sekejap ayahku berubah menjadi salah satu hewan buas.
Serigala hitam yang ada di depanku... Aku masih tidak percaya kalau itu adalah ayahku. Tatapan mata serigala itu sama persis dengan tatapan ayah, biru tajam. Aku tidak bisa membayangkan kalau aku perna mengalami perubahan dalam wujud seperti itu. Aku pasti bermimpi. Tolong bangunkan aku! Beberapa kali aku menampar atau mencubit pipiku, sakit juga. Tapi tetap saja aku tidak bangun dari mimpi aneh ini. Tidak! ini bukan mimpi, semuanya nyata. Aku menutup mataku mengunakan kedua tangan. Aku masih berharap semuai ini adalah mimpi.
Aku membuka mataku, kulihat serigala hitam itu sudah ada disampingku. Ia menyentuh tanganku menggunakan moncongnya. Aku rasa ayah memberiku isyarat untuk mengelus kepalanya. Awalnya aku takut, tapi aku memberanikan diri untuk menyentuh kepala ayahku. Bulu yang halus terasa geli dijari-jemariku. Aku mengelusnya sekali, dua kali, tiga kali. Aku mala tidak ingin berhenti mengelusnya dan bahkan aku ingin meremasnya gemas. Aku tidak tahan dengan wujud imut seperti ini. Telinganya lucu. Aku tersadar atas apa yang baru saja aku lakukan.
"Ehemm.... Maaf. Habis bulu ayah lembut sekali sih," kataku pelan sambil memanglingkan muka karna malu.
"Apa kau sekarang percaya kalau manusia serigala itu ada?" kata ibuku sambil tersenyum.
"Ini memang aneh. Tapi apa yang perlu diherankan dari semua itu. Semua kejadian yang tidak bisa dijelaskan secara logika ada di sekelilingku. Hanya saja aku perlu waktu untuk memahami dan menerima semua ini. Karna aku masih ragu bahwa aku adalah salah satu dari makhluk malam yang legendaris."
"Πίσο (Piso)" ayah merubah wujudnya kembali. "Tidak apa jika kau belum percaya sekarang. Seiring berjalanya waktu kau akan memahami semuanya."
"Oh... Iya, kenapa Rin tidak ingat saat ia mengalami perubahan, dan di kafe tadi sepertinya perubahannya bisa diperkirakan sudah pada tahap keempat," tanya ibuku pada ayah.
"Aku juga tidak tahu. Tapi sepertinya Rin tidak bisa mengendalikan kekuatan manusia serigala. Mungkin itu sebabnya ia tidak menyadari bahwa ia seorang manusia serigala," jelas ayah.
"Apa ini bebahaya? Bagaimana kalau aku kehilangan kendali dan menyerang seseorang?" tanyaku takut dengan kemungkinan terburuk.
"Tenang saja, kau akan mendapat pelatihan nantinya."
"Hoam..... Apa kalian sudah selesai?" kata wanita berambut hitam panjang itu. Ia berjalan mendekat ke arahku.
"Ayah pergi dulu, ada urusan yang harus diselesaikan," ayah melangkah pergi keluar kamarku.
"Hai... Sherina. Bagaimana keadaanmu? Lama tidak jumpa."
".....?" aku hanya diam menatapnya bingung.
"Oh... Maaf salahku. Perkenalkan namaku Victoria Livitt. Kau biasa memangilku bibi Tori. Aku adalah ibunya Sofia," wanita itu memperkenalkan diri. Ia sangat ramah jauh berbeda dengan anaknya.
"Hai... Maaf aku tidak mengenalmu."
"Tidak apa. Sofia kemari, saatnya menyelesaikan pertikaian kalian," bibi Tori menarik putrinya mendekat.
Sofia terlihat kebingungan. Ia terus memalingkan wajah dan sesekali melirik padaku. Sikapnya berubah lagi kali ini.
"Sofia sudah menceritakan awal masalahnya," kata ibu membuatku menoleh padanya.
"Iya. Sebaiknya kau sendiri yang menjelaskannya," kata bibi Tori pada Sofia.
"Aku.... Aku minta maaf. Aku tidak tahu kalau kau hilang ingatan."
"Aku juga salah. Seharusnya aku memberitahumu."
"Soal aku tidak menegurmu.... Aku tidak bermaksud, aku hanya takut kau marah padaku karna kejadian di perkemahan hari itu."
Jadi ini hanya kesalapahaman biasa. Ketidak jujuran membawa masalah.
"Nah... Kalau begini kan bagus. Jujur adalah kunci utama dalam menyelesaikan masalah," nasehat ibuku.
"Tunggu! Bagaimana dengan yang lain?" aku baru ingat dengan teman-temanku yang ada dikafe.
"Tenang saja Rin, Mr. Li sudah mengurus semuanya. Ganti rugi sudah diberikan, rekaman CCTV juga sudah di hapus. Jangan khawatir."
"Dan untuk masalah teman-teman kalian. Aku sudah menghapus ingatan mereka tentang kejadian hari ini," sambung bibi Tori.
"Bibi seorang penyihir?" tanyaku memastikan.
"Oho... Tentu saja aku ini lebih ahli dari paman Alan mu yang amatiran itu," kesombangan ibu Sofia ini sama persis dengan paman Alan.
"Ibu bagaimana dengan mobilku?!" aku ingat mobil itu mengunakan sidik jari untuk menyalakannya. Bagaimana cara membawahnya pulang? Apa mungkin di derek?
"Jangan risau Mr. Li juga yang mengurusnya."
"Mr. Li? Tapi mobil itu...." kata-kataku terhenti ketika paman Fang datang.
"Miss. Morgen kunci mobilmu," paman Fang menyerahkan kunci mobil padaku.
Seingatku mobil itu tidak memiliki kunci. "Terima kasih. Tapi bagaimana...."
"Sebaiknya Miss. Morgen tidak memberitahu hal ini pada ibumu, karna ini adalah salah satu rahasia kecilmu," kata paman Fang pelan tapi aku masih bisa mendengarnyaku.
Hanya aku. Dari reaksi ibu sepertinya ibu tidak mendengarnya, begitu juga dengan yang lain. Apa ini salah satu kemampuan manusia serigala? Tidak mungkin! Aku masih tidak percaya kalau aku manusia serigala.
"Rin ada apa?" tanya ibu
"Tidak ada."
"Kalau begitu saya undur diri dulu. Permisi Mrs. Morgen, Mrs. Livitt, Miss. Livitt dan untukmu Miss. Morgen...."
"Sherina." potongku. "Berapa kali aku bilang panggil namaku saja. Aku tidak suka dengan panggilan Miss. Morgen. Aku saja memanggil paman. Kenapa paman tidak mau memanggil namaku sendiri? Kita kan juga keluarga."
"Baiklah Sherina. Bagaimana kau senang?"
"Tentu saja."
"Jangan sampai ketahuan," kata paman Fang pelan lagi. Ia berlalu pergi.
*Sepertinya aku banyak menyembunyikan rahasia dari orang tuaku. Dan paman Fang salah satu orang terpercayaku*.
"Ibu belum menjelaskan kenapa ibu pulang tidak memberitahuku?" tanya Sofia pada ibunya.
"Apa begini caramu menyambut kepulangan ibumu? Sebenarnya ibu ingin memberikan kejutan untukmu. Oh.... Iya kemarin nenekmu memberi hadiah kecil untukmu."
"Benarkan. Dimana?" raut wajah Sofia berubah seketika gembira.
Ibunya memberikan kota kecil padanya. Lantas Sofia langsung membukanya. Kotak itu berisi cincin dengan permata berwarna hitam. Sofia sangat menyukainya dan langsung memakainya.
"Rin aku juga membawah oleh-oleh untukmu."
"Bibi tidak perlu...."
"Tidak ada penolakan kali ini. Kenapa kau selalu menolak pemberianku?"
"Baiklah aku akan menerimanya. Terima kasih," bibi Tori memberiku sebuah gelang berbentuk naga. Naga berwarna perak melingkar di tanganku. Aku menyukainya.
.
.
.
.
.
.
ξκύαε
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 221 Episodes
Comments
✹⃝⃝⃝s̊S Good Day
Lanjuuutt.
2021-04-19
3