"Kalian duluan saja," kataku membuat mereka menoleh.
"Kenapa? Apa kau tidak lapar?" tanya ibu.
"Maaf saja ini memang buka restoran mewah," kata lisa membuatku jengkel.
"Memang aku orang seperti apa dalam pikiranmu itu!" kataku datar. "Bukannya aku tidak mau makan disana tapi aku tidak bisa melepaskan sabuk pengaman ini!" aku sebenarnya sudah sendari tadi berusaha melepaskan sabuk pengaman ini, tapi tak bisa. Sepertinya sabuk pengaman ini menyangkut. "Ah...!! Ada apa dengan benda ini!"
"Astaga Rin... Bilang dari tadi," kata ibuku menepuk jidat nya.
"Lisa apa kau bisa membantuku?"
"Dasar kau ini, ada-ada saja."
Lisa membantuku. Ia menarik salah satu sisi sabuk pengaman sedangkan aku menarik sisi yang lainnya. Masih saja sulit. Sabuk pengaman ini masih tidak bisa terlepas. Kami tidak berhenti berusaha dan akhirnya sabuk pengaman ini berhasil terlepas. Tapi kami berdua mala terjungkal kebelakang dan tidak sengaja kepalaku terbentur pintu mobil.
"Aduh...!" aku mengusap bagian kepalaku yang sakit.
"Rin kau tidak apa-apa?" tanya ibu khawatir.
"Tidak. Tidak apa-apa. Aduh... Kepalaku sakit sekali," rintih ku pelan.
"Kau yakin. Apa kita perlu ke rumah sakit?"
"Hanya terbentur sedikit tidak perlu ke rumah sakit segala ibu. Lagi pula sakitnya sudah hilang."
"Ya sudah kalau tidak apa-apa."
Kami bertiga keluar dari mobil dan pergi ke warung makan itu. Cukup lama mencari tapi akhirnya kami dapat menemukan meja kosong. Ibu memanggil pelayan dan segera memesan makanan yang ada di menu. Pesanan ibu tidak tanggung-tanggung hampir tidak menyisakan tempat lagi diatas meja. Aku dan Lisa hanya melongok melihat makanan yang segitu banyaknya. Ya ampun. Siapa yang mau menghabiskan semua ini?
"Mari makan. Jangan malu-malu" kata ibuku sambil tersenyum riang.
"Mrs. Morgen apa ini tidak terlalu berlebihan?" ucap Lisa.
"Sudahlah kalian berdua terlalu kurus. Cepat dihabiskan, kalau kurang boleh tambah."
"Siapa mau tambah ini, saja belum tentu habis."
Aku mencicip salah satu hidangan yang ada di meja. Em..... Sangat enak. Tidak kalah sama masakan koki di rumah. Sambil makan ibu sedikit bertanya pada Lisa mengenai hal apa saja seperti pekerjaan orang tuanya, sekolah, saudara, hobi, cita-cita dan banyak lagi. Di selah-selah percakapan itu aku baru tahu kalau lisa adalah murit pindahan dari sekolah lain. Ia di pindahkan karna mendapat beasiswa dari pemerintah. Ia sering mendapatkan juara pertama dikelas dan umurnya dua tahun lebih muda dariku. Aku kagum dengan kepintarannya. Orang tuanya pasti bangga. Dari asiknya mengobrol tiba-tiba ada telpon masuk dari hp ibu.
"Kalian ngobrol lah dulu. Ibu mau angkat telpon," ibu beranjak pergi mencari tempat yang lebih tenang.
Suasana di meja sekarang ini menjadi canggung sekali. Tidak ada percakapan antara aku dan Lisa. Aku tidak tahu bahan perbincangan apa yang ingin aku tanyakan dan begitu juga dengan Lisa, mungkin. Rasa sakit akibat terbentur tadi masih terasa sedikit sakit. Aku mengusap kepalaku agar rasa sakitnya cepat berlalu.
"Masih sakit? Wajar saja kepalamu terbentur sangat keras tadi," kata Lisa mulai berbicara padaku.
"Tidak terlalu sakit lagi. Hanya saja aku merasa kepalaku sedikit benjol," aku meraba bagian kepalaku memang terasa ada benjolan kecil disana.
"Kenapa kau tidak beritahu ibumu?"
"Aku tidak mau ibu khawatir. Lagi pula bukan masalah serius."
"Wajar bagi seorang ibu untuk khawatir pada anaknya. Ditambah lagi kau perna mengalami cedera serius di bagian kepalamu. Mungkin ada gangguan pada otakmu yang bisa membuatmu mati hanya karna benturan kecil."
"Ucapanmu kasar sekali. Tapi tidak masuk akal hanya terbentur sedikit saja bisa membuatku mati. Walau aku mengalami luka serius di kepalaku."
"Aku sedikit terkejut melihat reaksimu. Kau sangat berbeda hari ini. Apa kau mengalami sedikit..... Kau tahu...." Lisa memutar jari telunjuknya ke arah kepala.
"Apa maksudmu memberi isyarat begitu?" kata ku datar. Aku memahami maksud dari isyarat yang Lisa berikan.
"Tidak ada hanya menebak."
"Kalau boleh aku ceritakan. Sebenarnya...."
"Apa kalian ceritakan? Sepertinya seru," potong ibuku yang sudah kembali setelah menerima telpon.
"Tidak ada. Hanya bercerita tentang sekolah," aku langsung mengalihkan pembicaraan.
Selesai makan siang kami kembali ke perpustakaan. Tidak ada hal menarik lagi yang terjadi di perpustakaan ini. Aku menemukan buku yang hampir sama dengan buku yang aku baca sebelumnya. Tapi sayang buku itu belum dicap. Jadi aku tidak bisa meminjam nya.
"Apa kau tertarik dengan buku seperti ini?" tanya ibu.
"Tidak terlalu tertarik sih hanya penasaran."
"Kalau tidak salah di rumah ada beberapa buku tentang hal-hal seperti ini."
"Eh..... Benarkah! Kenapa ibu tidak bilang dari tadi?"
"Sengaja. Ibu hanya ingin membawahmu ke sini."
"Sudah aku duga ternyata ada maksud lain."
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Setelah makan malam aku menyempatkan diri pergi ke perpustakaan yang ada di lantai tiga. Ruang cukup besar, luasnya hampir sebagian dari perpustakaan sekolah. Benar kata ibu terdapat beberapa buku yang berhubungan dengan monster malam di perpustakaan ini. Monster malam yang aku maksud tentu saja Manusia serigala. Banya versi dari makhluk ini seperti menurut cerita pada buku yang hendak aku pinjam tadi siang.
Manusia serigala (dikenal juga dengan likantrof atau likan) adalah sebuah mitos dari Eropa kuno berupa monster setengah manusia dan setengah serigala. Konon manusia serigala akan berubah pada saat bulan purnama tiba saat kekuatan mistiknya mencapai puncaknya. Dalam mitologi tersebut, manusia serigala senantiasa akan memburu manusia dan yang tergigit atau terkena cakarannya akan menjadi salah satu dari manusia serigala. Dikisahkan bahwa manusia serigala hanya bisa mati jika ditembak dengan peluru perak.
Menurut legenda, pada saat bulan purnama, seorang manusia, dalam kondisi tertentu akan berubah menjadi serigala. Tubuhnya akan menjadi tinggi dan kuat. Matanya bersinar terang seperti hewan pada umumnya dan alisnya yang lebat akan bertemu di tengah. Mulutnya terlihat selalu kering, seperti orang yang kehausan.
Kulitnya kasar dan ditumbuhi bulu yang lebat. Telinganya berubah menjadi lancip seperti anjing dengan gelambir yang menggantung di lehernya. Bedanya dengan serigala, werewolf tidak memiliki ekor.
Salah satu metode untuk mengidentifikasi werewolf dalam rupanya sebagai manusia adalah dengan melukai tubuhnya. Jika ia adalah werewolf, maka di bagian tubuh yang terluka akan terlihat adanya bulu seperti serigala.
Ya begitulah menurut rincian dari buku yang aku baca. Tapi ada versi lain dari salah satu buku yang baru saja aku temukan di perpustakaan ini. Menurut buku itu. Manusia serigala dikenal dengan sebutan Lycanthropy. Istila Lycanthropy merujuk pada kemampuan untuk mengubah diri sendiri menjadi serigala dan tindakan melakukannya. Kata Lycanthropy berasal dari bahasa Yunani kuno. λυκάνθρωπος (Lukanthropos) {dari λύκος (Lukos) "serigala" dan άνθρωπος (anthropos) "manusia" }
Dan menurut legenda Kisah raja Lycaon dari Arcadia putra Pelasgus yang membuat marah dewa Zeus ketika ia menyajikan makanan yang terbuat dari sisa-sisa anak laki-laki yang ia korbankan. Sebagai hukuman dari Zeus, Lycaon dan putra-putranya dikutuk menjadi serigala.
Dari semua itu aku menemukan fakta menarik lainnya. Aku menemukan sebuah buku kuno yang terselip di antara beberapa buku pada rak paling atas. Isi buku itu membalikan semua cerita mengerikan tentang manusia serigala sebagai monster malam.
.
.
.
.
.
.
.
ξκύαε
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 221 Episodes
Comments
Permata Adinda
isi bukunya kek mana y tuh🤔
2023-07-16
2
Siti Arbainah
aku prnah nnton filmnya lycan vs werewolf thor seru
2022-12-19
1
WR ξκύαε
ok
2021-03-31
1