"Apa kalian tidak menyadari, Sofia dan Rin.... Mereka.... Sepertinya ini masalahnya," Esme melirik padaku dan Sofia.
"Benar juga. Dari tadi kalian tidak saling bicara. Apa kalian bertengkar?" tanya Jane membuat aku dan Sofia terkejut.
"Tidak. Kami tidak bertengkar." aku segera menyangkalnya.
"Aku tidak tahu ini bisa dikatakan bertengkar atau tidak. Yang pasti, aku dan dia tidak pernah sehubungan lagi," kata Sofia tanpa melirik padaku. Ia lebih suka memperhatikan kukunya.
"Eh.... Kenapa?" tanya Aro ingin tahu.
"Entahlah, tiba-tiba ia mengacukanku," kataku mulai kesal pada Sofia.
"Apa maksudmu? Kau duluan yang mengacukanku!" protes Sofia tidak senang.
"Kau bahkan tidak melirikku sama sekali ketika aku kembali bersekolah!"
"Kau menyapa yang lain tapi tidak padaku! Setelah kembali dari rumah sakit kau benar-benar berubah!"
"Stop!!" bentak Aro melerai pertengkaran kami. "Bisa jelaskan dari awal? Kami pusing melihat pertengkaran kalian."
"Kau perna dirawat di rumah sakit? Kenapa tidak memberitahu kami?" tanya Jane padaku.
"Em.... Soal itu, aku tidak bermaksud tidak memberitahu kalian. Aku hanya mengalami kecelakaan kecil saat penjelajahan. Tidak ada yang serius."
"Mungkin karna itulah kepalamu jadi rusak dan menjauhi temanmu sendiri," oceh Sofia.
"Sembarangan!!! Bukan hanya aku saja yang aku acukan. Nic, Kevin, Evan juga tahu!!" aku meninggikan suaraku. Aku benar-benar kesal mendengar celotehan Sofia.
"Beraninya kau membentakku seperti itu!!" balas Sofia membentakku sambil berdiri.
"Memangnya kenapa aku tidak berani membentak Miss. Sofia Liana Livitt," aku menatap tajam pada Sofia.
"Hei..... Kalian berdua berhenti bertengkar!!" kata Jane mencoba melerai kami. Tapi aku tidak menghiraukannya, begitu juga Sofia.
"Sudahlah Jane, biarkan mereka menyelesaikan masalah ini berdua. Kita tidak perlu ikut campur," ucap Esme sambil bersilang tangan. Aku cuman meliriknya.
"Tapi ini tempat umum. Banyak orang disini," jelas Luxy.
"Kau maksud siapa? Tidak ada orang disini," kata Aro.
"Lalu kau sebut siapa orang yang ada dipojakan itu," tunjuk Jane pada segerombolan remaja yang berjumlah lima orang.
"Kecuali mereka."
"Jangan lupa masih ada lagi disebelah sana," Luxy menunjuk pada meja nomor 7 dan 10.
"....."
"Sebaiknya kau benturkan saja kepalamu itu Miss. Morgen!! Aku rasa otakmu itu benar-benar sudah rusak!"
"Otakku memang rusak kalau aku dulu perna berteman denganmu!"
"Aku juga tidak mau berteman denganmu jika seperti ini jadinya!"
"Sofia kau....." kata-kataku terhenti ketika aku mendengar jam ku berbunyi. Suara yang sama seperti malam itu. "Sudahlah aku malas meladenimu," aku segera pergi.
Terakhir kali jam ku berbunyi, kamarku porak poranda. Aku tidak masih belum tahu apa yang terjadi. Tapi aku tidak mau membuat masalah disini. Banyak hal yang belum aku ingat tentang siapa aku sebenarnya. Rahasia keluargaku yang tersembunyi dari masyarakat dan anehnya semua itu berkaitan dengan hal yang tidak bisa dijelaskan secara logika.
"Δεσμεντικό ξόρκι (Desmeftiko xorki)" kata Sofia sangat pelan, tapi aku masih bisa mendengarnya dan aku dapat memastikan kalau ia yang mengatakan.
Setelah Sofia mengucapkan kalimat tersebut. Entah bagaimana, tiba-tiba tubuhku tidak bisa di gerakan. Rasanya seperti tubuhku terlilit tali dari bahu sampai kaki. Tapi kenapa kalimat itu kedengarannya seperti mantra yang biasa diucapkan paman Alan? Walau katanya berbeda namun bahasanya sama. Apa jangan-jangan Sofia seorang penyihir?! Kalau memang iya.... Kejadian di gudang....
"Berbalik."
Tubuhku bergerak dengan sendirinya mengikuti perintah Sofia. Aku memasang wajah masam padanya.
"Kau mau pergi kemana? Urusan kita belum selesai."
"Benar. Urusan kita belum selesai. Kau masih berhutang pembalasan dariku," kataku sambil tersenyum. Aku tidak memperdulikan lagi jam ku yany terus berbunyi semakin cepat dan rasa panas mulai menjalar ke seluruh tubuhku. Keringat bercucur deras dipelipisku.
"Apa yang kau maksud?! Jangan bermain teka-teki!!"
"Kau jangan sok tidak tahu!! Kau kan yang mengunciku di gudang waktu itu. Karna perbuatanmu aku mala memalas Lisa!!"
"Kenapa kau sekarang peduli dengan musuhmu sendiri?!"
"Musuh?" apa aku dan Lisa memang bermusuhan dari awal? Tapi kenapa? Ia tidak begitu mengesalkan dari orang yang ada di depan ku ini.
"Hah.... Apa gunanya aku menanyakan hal itu padamu. Tidak penting. Oh... Iya, kalau kau ingin tahu, memang aku yang melakukan hal itu."
"Dasar kau Sofia!! Kalau bukan karnamu, aku tidak akan bertemu dengan Linda! Dan Jenny...." aku teringat kembali pada peristiwa tragis itu. "Semua itu salahmu!!!"
"Kenapa emangnya? Apa kau mau menyerang ku anjing kecil?"
"Kau yang memintanya Sofia!!!" bentaku. Entah mengapa rasanya tubuhku seperti dikendalikan seseorang dan pandanganku lenyap.
...ΩΩΩΩ Sudut pandang orang ketiga ΩΩΩΩ...
"Kau yang meminta Sofia!!!" bentak Rin sambil menatap tajam pada Sofia.
Sofia yang menyadari ada sesuatu yang salah pada Rin segera mundur perlahan. Bentakan berubah menjadi geraman. Satu lompatan Sherina berubah menjadi serigala dalam wujud belum sempurna. Mantra yang mengikatn dirinya terlepas dengan mudah. Sofia yang sudah waspada berhasil menghindar. Seluruh pengunjung kafe panik dan berhamburan keluar ketika mendengar suara geraman serigala. Sedangkan teman-temannya yang lain Esme, Aro, Luxy dan Jane tersentak kaget melihat salah satu teman mereka berubah menjadi monster di depan mata mereka sendiri. Mereka hanya terpaku terdiam, tidak mampu mengucapkan sepata katapun.
"Oho..... Kau mau main kasar rupanya."
Sofia menjentikkan jarinya. Seketika muncul bola api seukuran bola baseball melayang di telapak tangannya. Rin menggeram kembali, memperlihatkan giginya yang mengkilat. Sofia menyerang. Ia melemparkan bola api itu pada Rin, tapi tidak berhasil. Terjadi sedikit ledakan ketika bola api itu menghantam benda-benda yang mengenainya. Esme, Aro, Luxy dan Jane segera menghindar mencari tempa yang lebih selamat dari pertengkaran dua sahabat itu.
Kali ini Rin menyerang lagi. Ia mengayunkan cakarnya pada Sofia. Beberapa kali serangan itu lolos dan mala menghantam meja kafe. Sofia tidak tinggal diam, segala macam mantra diucapkannya untuk menyerang Rin yang semakin brutal. Pertengkaran mereka tidak berlangsung lama. Rin berhasil memojokan Sofia disudut. Ia mengeram dengan ganasnya. Merasa mangsanya tidak dapat melarikan diri lagi, Rin mengambil kesempatan menyerang. Ia melompat ke arah Sofia, membuka mulutnya lebar-lebar dan mencoba menekram mangsanya. Sofia yang tidak bisa menghindar hanya bisa menutup mata.
Tiba-tiba muncul serigala besar berwarna hitam melompat ke arah Rin. Hal itu membuat Rin terhempas ke meja-meja kafe dan membuatnya pingsan seketika. Karna serangan itu Rin berubah wujud lagi menjadi manusia.
"Sofia! Kau tidak apa-apa?" seorang wanita berambut hitam panjang berlari menghampiri Sofia dan langsung memeluknya.
"Ibu? Kapan ibu kembali?" tanya Sofia terkejut melihat ibunya yang datang tiba-tiba.
"Rin!!!" teriak seorang wanita lain berambut merah berlari menghampiri Sherina yang terbaring di lantai tak sadarkan diri.
"Tidak apa. Dia hanya pingsan," kata seorang pria yang ternyata adalah serigala hitam tadi. "Sebaiknya kita bawah dia pulang," pria itu segera menggendong Rin dan membawanya pergi dari tempat itu. Tapi sebelum pergi pria itu memerintahkan salah satu bawahannya. "Aku serahkan padamu sisanya."
"Baik."
"Nak, ayok kita juga pergi," ajak ibu Sofia lembut.
"Tapi bu.... Teman-temanku...." Sofia menoleh melihat teman-temannya yang masih bingung dengan apa yang terjadi. Semuanya berjalan terlalu cepat dan sulit dicerna akal sehat.
"Sekan pada ibu. Ξόρκι μνήμης (Xórki mnímis)."
Esme, Aro, Luxy dan Jane seketika tersungkur tak sadarkan diri. Sofia yang melihat itu khawatir pada mereka. Tapi ibunya menyakinkan pada putrinya bahwa mereka baik-baik saja dan ketika sadar mereka akan melupakan semua hal yang terjadi di kafe ini. Mendengar hal itu Sofia merasa sedikit lega.
.
.
.
.
.
.
ξκύαε
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 221 Episodes
Comments
Siti Arbainah
apa trjadi kesalahpahaman
antara Sherina sama Sofia
2022-12-19
1
IG: @sskyrach
itu mantra ya kak?
2022-09-25
2