Pagi hari yang cerah, sinar matahari yang hangat masuk melalui jendela dengan gorden dibuka oleh ibuku. Aku bangun perlahan dan duduk dengan mata masih terpejam. Aku masih ngantuk tapi ibu menarik selimutku, menyuruhku bangun karna hari ini sekolah. Ya setidaknya itulah yang ibuku katakan. Aku berjalan pelan menuju kamar mandi. Aku mencuci mukaku terlebih dahulu untuk menghilangkan rasa kantung. Lanjut gosok gigi setelah itu baru mandi. Hu..... Air dingin benar-benar menyegarkan ku.
Setelah mandi dan berkemas, aku segera turun menuju ruang makan. Sampai disana ayah dan ibu sudah ada disana. Aku mengambil tempat disamping ayah. Sarapan pagi ini adalah Pancake manis selai kacang.
"Bagaimana? Sudah siap pergi ke sekolah?" tanya ayahku setelah meminum kopinya.
"Ayok lah ayah. Aku bukan anak SD lagi."
"Haha.... Kau benar. Putri kecil ayah sudah tumbuh menjadi gadis remaja yang cantik. Hari ini ibumu akan mengantar mu ke sekolah. Baik-baik di sekolah jangan membuat masalah."
"Kenapa ayah berbicara seperti itu? Apakah anakmu ini selalu membuat masalah?"
"Jika kau tidak hilang ingatan, mungkin kau hanya cengar-cengir tampa bisa menjawab seperti itu," ayahku berdiri dan berlalu pergi tapi sebelum itu ayah mengusap lembut kepalaku dan mengacak-acak rambutku.
"Ayah....! Jangan acak-acak rambutku," protes ku pada ayah tapi ia mala tertawa.
Ibu mengantar ku ke sekolah bukan tanpa alasan, karna aku tidak tahu dimana sekolahku berada. Dan juga ibu akan menjelaskan sedikit tentang keadaan ku pada wali kelasku, untuk masalah aku mengalami hilang ingatan ini. Masalah ini hanya keluargaku saja yang tahu, bahkan sahabatku saja tidak tahu. Beberapa hari yang lalu memang ada beberapa orang yang meneleponku, seperti Nicole yang paling sering, Kevin, Evan, Luxy, Kate, jane dan lainnya. Aku hanya menjawab apa adanya pada mereka dan tidak memberitahu kondisiku. Aku hanya merasa... Tidak apa-apakan kalau aku tidak memberitahu mereka.
Sampai di sekolah. Bangunan 6 lantai dengan halaman luas. Terdapat patung kuda kira-kira tingginya 3 m tepat di halaman depan. Setelah memarkirkan mobil aku dan ibuku melangkah masuk menuju ruang wali kelasku. Di lorong, aku bertemu beberapa murit yang asik berbincang dengan teman masing-masing. Aku melihat beberapa siswa saling bebisik ketika aku melewati mereka. Aku hanya menundukkan kepalaku mengikuti langkah ibu menuju ruang guru.
Ada apa ini? Jelas-jelas aku bersekolah disini. Kenapa perasaanku seperti menjadi anak baru di sekolah ini? Apa semua murit disini suka berbisik ketika seseorang lewat. Tak lama akhirnya kami sampai diruang wali kelasku. Di dalam ibuku menceritakan kondisiku pada wali kelas. Mrs. Smith itulah marganya. Mrs. Smith sangat baik, ia menanyakan bagaimana keadaanku. Aku menjawab bahwa aku baik-baik saja.
"Mrs. Morgen jangan risau. Sherina akan baik-baik saja disini. Lingkungan sekolah dan teman-temannya mungkin bisa membantu mengembalikan ingatannya."
"Terima kasih Mrs. Smith," ibu menoleh padaku. "Sherina baik-baik di sekolah. Ibu akan menjemputmu saat pulang sekolah nanti," ibu mulai lagi ingin menyentuh kepalaku.
Aku memalingkan muka mencoba menghindar. "Ayok lah ibu jangan mengacak rambutku lagi."
Ibu tersenyum. "Tapi ibu tidak bisa menahannya," ibuku mala membuat rambutku tambah berantakan lagi. Aku hanya meniup helaian rambut yang menutupi wajahku. "Dah... Sampai jumpa pulang sekolah nanti," ibuku berlalu pergi.
"Sherina ayok ke kelas. Jam pelajaran sudah mau dimulai," kata Mrs. Smith. Aku hanya mengangguk cepat.
Kelasku terdapat di lantai 4 ruang paling ujung di koridor. Aku melihat ke sekeliling tidak ada satupun ingatan yang terlintas di kepalaku dari tempat ini. Sampai di kelas, aku merasa sedikit gugup ketika melangka masuk. Semua mata tertuju padaku dengan ekspresi yang berbeda-beda. Aku mengenal seluruh wajah di kelas ini karna aku punya foto mereka. Aku sedikit iseng melihat-lihat galeri di hpku. Mencari tahu siapa saja temanku di sekolah agar aku tidak terlalu kaku saat bertemu mereka. Kalau untuk urusan nama, aku tidak bisa mengingat nama mereka sekaligus. Yang aku ingat namanya hanya beberapa orang yang sering meneleponku. Tapi mereka tidak ada satupun sekelas denganku.
Hanya satu orang yaitu seorang gadis berambut hitam sebahu dengan mata berwana gelap, ia sama sekali tidak melirikku. Aku mengenalnya dari ibuku. Ibu mengatakan kalau ia adalah teman masa kecilku dan sangat akrab denganku. Tapi kenyataan yang aku lihat sangat berbeda. Ia bahkan mengacukanku dan tidak melirikku sama sekali. Ini jauh berbeda dengan yang lain. Mereka menyapaku dan menanyakan kabar ku dengan senyuman. Teman masa kecil apanya, aku bahkan tidak pernah mendapat telpon atau pesan darinya, walau hanya sekedar menyapa.
"Sherina tempat dudukmu disitu," tunjuk Mrs. Smith pada kursi kosong tepat disamping Sofia.
"Terima kasih Mrs. Smith," aku melangkah menuju tempat dudukku. Aku hanya melirik sekali pada Sofia tanpa menegurnya.
"Senang akhirnya kau bisa kembali ke kelas Rin," kata gadis di depanku. Ia hanya melirik padaku tidak menoleh.
"Senang bisa kembali," jawabku singkat.
"Kami sangat khawatir padamu. Acara hari itu dibatalkan seketika," kata seorang pria disamping kiriku.
"Ia waktu itu semua kegiatan dibatalkan," sambung gadis di depan pria itu.
"Kita mala pulang mendadak. Iya kan." ucap pria tadi memastikan pada yang lain.
"Sedikit kecewa sih, tapi tidak apa-apa." pria dibelakang ku juga ikut berbicara.
Aku hanya mendengarkan mereka saja. Ibuku tidak menceritakan sedikitpun tentang kejadian hari itu. Aku tidak tahu bagaimana bisa aku ada dirumah sakit. Menurut cerita dari teman-temanku, aku jatuh dari jurang pada saat acara musim panas. Lukaku sangat serius terutama di bagian kepala. Tapi tidak ada satu orang pun yang tahu bagaimana aku bisa jatuh dan juga pertanyaan itu selalu diutarakan padaku. Aku yang tidak tahu apa-apa hanya menjawab bahwa saat kejadian itu aku tidak mengingatnya. Tapi aku tetap saja tidak memberi tahu mereka tentang aku yang kehilangan ingatan ini. Entahlah aku hanya merasa tidak perlu memberitahu mereka soal ini.
"Semuanya diam. Pelajaran akan segera dimulai," tegas Mrs. Smith membuat semua murit bungkam seketika.
.
.
.
.
.
.
.
.
maaf numpang lewat... Sedikit kata-kata mutiara yang menurutku menarik.
"Kita punya banyak kesamaan. Bumi yang sama, udara yang sama, langit yang sama. Alangkah baiknya jika kita mulai melihat kesamaan itu, bukannya perbedaan."
"Gunakan otakmu untuk berfikir di luar kebiasaan! Lihatlah dari sudut lain.”
"Untuk meraih cita-cita besar, kita tak hanya perlu bertindak, namun juga bermimpi; tak hanya perlu merencanakan, namun harus meyakini."
"Jangan takut kalah saat ikut lombah, karna kekalahan sudah kita dapatkan tinggal merebut kemenangan."
.
.
.
ξκύαε
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 221 Episodes
Comments
ic
murid..
2023-01-04
1
सीता
aku selalu mencoba ini
2022-09-04
2
miss N
Aku se 7 sama kata-kata mutiaranya, kekalahan itu adalah kemenangan yang tertunda😁😁
2022-07-21
1