Dengan tangan yang sibuk mencuci piring aku membayangkan indahnya malam pertama. Sebenarnya malam pertama yang aku dambakan menginap di hotel berbintang lima, dengan taburan bunga mawar di atas ranjang, lilin-lilin yang di letakkan di gelas kaca ditambah tirai yang mengelilingi tempat tidur dan .... Ah, aku tersenyum malu membayangkannya.
Tapi, kenyataannya berbeda. Malam pertamaku hanya di sebuah kamar sederhana yang biasa aku gunakan untuk melepas kelelahan sehari-hari.
Sedikit kecewa, harusnya aku tak mempunyai angan-angan tinggi seperti itu. Jadi kalau kenyataan tak menghendaki tak membuat sakit hati seperti ini.
Baiklah, yang terpenting adalah bagaimana kita melewati malam indah ini bersamanya. Rey, aku melihat dia sedang duduk di sofa dengan sepuntung rokok yang dia jepit diantara telunjuk dan jari tengahnya. Sedangkan tangan satunya sibuk memainkan ponsel.
Aku menghembuskan napas gusar. Mungkin sedikit demi sedikit harus bisa menerima kebiasaan buruknya itu. Tak ada laki-laki yang sempurna. Dimana juga harus mencarinya? Yang terpenting adalah menerima apa adanya, walaupun asal usulnya juga belum jelas dari mana.
Donat sudah ku antar semenjak setengah jam yang lalu. Makan malam dan cuci piring sudah selesai. Aku melihat jam di dinding. Ah tapi ini baru jam setengah delapan malam. Masak iya mau mulai sekarang. Tapi Rey, dia masih sibuk sendiri. Menyebalkan. Aku mendengus kesal.
Aku masuk kamar mandi, menyiapkan seluruh tubuhku ini. Apa ya yang akan terjadi nanti. Ah, jantungku lagi-lagi berdetak cepat sekali.
Tok tok tok
"Baby ...."
Aku memejamkan mata erat sekaligus mengigiti bibir bawah. Meremas-remas tanganku. Oh tidak ini rasanya seperti naik roller coaster dilempar dari ketinggian dan ingin menjerit sekencang-kencangnya. Padahal belum apa-apa.
"Hei ... kamu gak apa-apa?" tanyanya lagi.
Ah, aku terlalu membayangkan berlebihan. "Tidak apa-apa Rey," teriakku.
"Heem cepatlah! Aku tunggu di kamar ya!"
Astaga, kepalaku kenapa seperti berputar-putar rasanya. Aku menghirup napas kemudian melepaskannya, hirup lagi dan lepas lagi untuk mengusir ketegangan ini.
Aku keluar kamar mandi dengan pelan dan sangat berhati-hati. Semua lampu rumah sudah mati. Ini termasuk belum malam.
Aku memasuki kamar. Rey terlihat menyandarkan bahunya di tempat tidur tersenyum menyeringai dengan penuh gairah. Aku menunduk malu.
"Kunci pintunya, nanti ada tikus masuk!" serunya. Mana ada tikus? Aku menurutinya, menutup pelan dan mengunci pintu. "Sini!" Dia membuka kedua tangannya. Aku menyelipkan anak rambut di telinga kanan dan menunduk malu seraya berjalan pelan ke arahnya.
Dia menarik tanganku, memeluk dan langsung mengunci tubuhku dengan kedua lengan. Aku melirik ke arah samping, oh tidak dia sedang menatapku dengan mata elangnya. Begini saja ingin terbang ke awan rasanya.
Ditambah lagi tangannya menyibakkan rambut panjangku ke samping dan menghirup kuat bahu serta leherku. Aku memiringkan kepala dan menyandar di bahunya, pasrah dengan semua sentuhannya.
Kini hidung mancungnya yang dia gunakan untuk menjelajahi seluruh lengkuk leherku. Aku menggigiti bibir bawah sekaligus mencengkram kuat tangannya yang sedari tadi melingkar di perut. Hanya ini cara mengimbangi sengatan darinya.
"Kenapa?" bisiknya di telinga. Hembusan napas itu sangat terasa. Merinding rasanya. "Perutmu keras banget, rileks dong!" Dia mencium leherku.
"Gimana bisa rileks?"
"Hadap sini!" Dia memutar tubuhku. Lalu mencium bibirku tiba-tiba. Tangannya sibuk melepas kancing baju yang ku kenakan satu persatu lalu melepas bajuku perlahan.
"Rey ... aku malu!" Tanganku menutup dada yang mulai terbuka. Dia membuka sidikit memaksa. Aku menunduk dan terus memejamkan mata.
"Jangan malu, aku 'kan suamimu!" Rey mengangkat daguku. "Besok aku belikan baju haram, biar lebih menegangkan?"
"Baju haram?" Aku menatapnya, dia meraba lengan dan dada yang hanya tertutup bra seraya mengangguk. "Maksudnya apa?"
"Besok juga kamu akan tau."
❤
❤
❤
❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
I Gusti Ayu Widawati
Lingerie baju haram
Reyhan tampan banget dan tampak masih muda.
usia berapa tahun dia? Juga Kinan brp tahun usianya kini?
2022-08-07
0
afrena
beh gantengnya abg rey mejem mata sambil tersenyum buat hati meleleh liatnya...
kinan yg ditatap sy ikutan malu.... kinan diraba2 sy yg merinding disko🤣🤣🤣🤣
2021-09-20
1
safik🆘𝕱𝖘 ᶯᵗ⃝🐍
baju haram makin didepan🤣🤣🤣
2021-08-30
0