Kurang Dua Ratus Ribu

Semalam aku menutup pintu kamar rapat-rapat. Beruntunglah laki-laki yang kini menjadi suamiku itu mengurungkan niatnya. Tak ada ketukan pintu atau pun suara yang mengganggu ketenangan tidur malamku.

Sebenarnya aku merasa berdosa karena terus menolaknya. Tapi, bisa dibayangkan malam pertama dengan orang yang baru dikenal bagaimana rasanya? Ah, pasti menyeramkan.

Pagi ini, aku menyibakkan selimut dan berjalan membuka pintu kamar. Suasana rumah sepi. Dimana Rey? Pasti dia masih tidur. Aku berjalan ke kamar sebelah. Eh, dimana dia tidur? Kenapa di kamar sebelah tak ada?

Aku mengerutkan kening. Rumah yang kecil tak membuatku kesulitan mencari sosoknya, ternyata dia tertidur di sofa. Aku berjalan mendekatinya. Memandangi wajahnya dengan seksama. Sebenarnya saat tidur seperti ini dia sangatlah manis. Bibir ini tiba-tiba menyungging. Walaupun tidak kaya, pengangguran dan otak mesum, setidaknya dia good looking.

Aku mengangguk dan mencebikkan bibir, kemudian berjalan menuju kamar mandi. Hari ini harus buru-buru ke toko kue membayar sebagian kecil hutangku.

Tak butuh waktu lama bagiku untuk berada di kamar mandi. Memakai sehelai handuk untuk menutupi bagian tubuhku, ini sudah menjadi kebiasaan setiap hari. Tinggal di rumah sendiri tak perlu khawatir bahkan malu.

"Aaaahhhkk," teriakku saat membuka pintu kamar mandi ada Rey yang tiba-tiba berdiri tepat di depanku. "Ka-mu mau apa? Jangan macam-macam ya!"

Matanya tak henti melihatku dari ujung kaki ke ujung kepala. Aku menyilangkan tangan untuk menutupi dada yang terbuka ini. Oh, bahkan handuk ini terlalu pendek.

Dia memiringkan kepalanya dan mendekati wajahku. "Kamu sengaja menggodaku?" tanyanya dengan percaya diri.

Aku mendorongnya kuat-kuat. "Setres." Dia terkekeh dan terus saja memandangiku.

Pintu kamar ku banting keras. Malu, benar-benar malu. Bagaimana bisa lupa ada buaya yang tinggal di rumah ini? Bukankah dia tadi masih tidur? Jangan-jangan dia tau aku tadi mendekati dan menatapi wajah. Ku usap gusar wajah ini, lalu segera mengambil baju di lemari.

Untuk pagi ini tak ada sarapan spesial, hanya ada roti yang tinggal dua lembar. Selai sarikaya kesukaanku pun tinggal satu olesan. Ini hanya cukup untuk sarapanku. Lalu bagaimana dengan Rey? Dia mau sarapan apa?

"Perutku lapar, kamu gak masak pagi ini? Ingat ya kamu udah punya suami loh!" Dia menggeser kursi di meja makan kemudian duduk bersandar. Aku mendengus kesal dan mencoba bersabar, ini ujian. Yang tidak tau lulusnya kapan.

"Aku cuma punya roti dua lembar, selainya pun tinggal dikit." Aku menaruh di piring di depannya. "Kamu makan aja!"

"Lalu kamu?" Aku mengerutkan kening dan menggelengkan kepala. Meninggalkannya dan menuju dapur. Melihat dan berdo'a, semoga ada sebungkus mie instan untuk sarapan. Karena perutku pun keroncongan.

Tanganku sibuk kesana kemari. Tidak ada sama sekali.

"Aku langsung berangkat aja."

"Kamu kerja dimana?"

Aku meliriknya. Kemudian mengambil air minum di kulkas. "Aku punya toko kue." Ku teguk air itu untuk menghilangkan rasa lapar.

"Aku antar mau? Atau ini roti untukmu saja."

"Tidak perlu, aku bisa sendiri." Tumben sekali laki-laki itu baik padaku.

"Kamu belanja sana! Baru kali ini lihat kulkas isinya air doang."

"Uang dari mana?" Aku menggeprak meja yang membuatnya terlonjak.

"Kemarin sepuluh juta, terus lima ratus ribu yang ku kasih, habis semalam?"

Aku menggaruk kepalaku yang sebenarnya tak terasa gatal. "Itu buat bayar hutangku pagi ini."

"Hutang?" Matanya terbelalak. "Sial banget punya istri banyak hutang."

"Maksudmu apa? Yang sial itu aku, punya suami pengangguran."

Dia memicingkan matanya. Aku langsung menyambar tas yang berada di meja dan meninggalkannya, mencari taksi keluar halaman.

-

-

-

Di toko kue nampak kembali dua laki-laki yang mengejarku kemarin. Kalau bukan karena mereka mungkin tak akan bernasib sial memiliki suami seperti Rey. Aku mendengus kesal. Baiklah aku akan membayarnya.

Aku keluar taksi dan langsung menghampiri mereka.

"Nah ini orangnya." Telunjuknya terus menunjukku. "Mau kabur kemana lagi?"

"Aku gak kabur ya. Nih aku bayar." Aku mengambil uang pemberian Rey semalam dan menyerahkan pada mereka. Mereka begitu serius menghitungnya. "Sepuluh juta itu," sindirku. Mereka terlalu berlebihan.

"Sepuluh juta apanya? Kurang dua ratus ribu," teriak salah satunya.

"Apa?" Bagaimana bisa? Jangan-jangan Rey menipuku lagi.

"Kamu mau nipu kami?" Aku menggelengkan kepala cepat. "Kami gak mau tau besok kamu harus melunasinya! Ingat ya! Uang ini hanya cukup untuk satu cicilan saja. Kalau besok gak mau bayar lagi, kami sita toko kuemu ini!"

Mulutku terbuka lebar. "Kasih aku waktu!"

"Gak bisa, kami udah kasih kamu waktu tapi kamu masih saja tak menepati janji. Besok harus ada dua puluh juta ditambah dua ratus ribu untuk kekurangan hari ini!"

Mereka langsung pergi meninggalkanku. Aku seperti tak ada daya untuk membuka toko kue. Karyawanku juga sudah kabur semua. Hari ini aku kembali pulang ke rumah dengan keadaan lesu.

-

-

-

-

Sampai di rumah aku melihat Rey duduk di sofa sibuk berbicara diponselnya dengan rokok yang terselip diantara dua jarinya. Kedatanganku bahkan hanya dilirik tanpa disambut dengan apik.

"Maaf sayang kita putus aja ya! Sekarang aku udah nikah," ucapnya di telepon dengan santai. "Jangan nangis dong!"

"Ih," Aku menggedikkan bahu, geli mendengarnya kemudian duduk di meja makan. Melipat tangan di atas meja dan tertunduk disana. Kepalaku tak kuat rasanya. Dimana aku mencari uang sebanyak itu besok?

Rey tiba-tiba mendekatiku. "Kamu kenapa? Kok udah pulang?" Aku hanya memandangnya sinis. Dia menggeser kursi dan duduk di dekatku.

"Uangnya kemarin kurang dua ratus ribu?" tanyaku geram.

Dia terkekeh kecil. "Maaf aku ambil semalam buat beli rokok."

"Idih." Aku membuang muka seraya menyangga dagu dengan tangan kananku. "Tadi itu telepon sama pacarmu?" Dia mengangguk kecil. "Jahat banget main putusin gitu aja."

"Terus aku harus gimana nikahin dia juga gitu? Ya kalau kamu mau aku madu boleh juga."

"Heh, aku ogah ya dimadu!" Enak saja sebagai laki-laki dia seperti itu.

"Sepertinya kamu sudah jatuh cinta padaku, ngaku!"

Aku memundurkan kepala seraya melototkan mata. Benar-benar kepercayaan diri tingkat dewa. "Aku lagi pusing mikirin uang, jadi jangan terus menggoda emosiku!"

"Makanya kerja keras, biar bisa nglunasin hutang!"

Astaga. Aku memukul pelan dahi.

"Kamu ngaca dong! Kamu aja pengangguran."

"Aku pengangguran tapi gak kekurangan."

"Idih."

Aku malas berdebat dengannya. Ku tenggelamkan wajah ini di lipatan tangan. Tertunduk diam memikirkan cara mencari uang secara instan.

Aku mau ngasih gambaran rumah kecil Kinan ya biar ngehalunya lancar. Type 36 dengan dua kamar. Kamar mandinya gak di dalam ya 🤣✌

🖤

🖤

🖤

🖤

Mobilnya Rey

Terpopuler

Comments

fieth92

fieth92

udah d kasih uang msih bilang pengangguran...ya bo pikirin to kin...duit darimna....

2023-06-01

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

waaahh mobil nya aja mahal,gak mungkin pengangguran kan,??Mau mau mya Kinan di bohongin Rey,,,

2022-12-12

0

I Gusti Ayu Widawati

I Gusti Ayu Widawati

ya Reyhan anak sultan pemilik hotel dan usahanya juga banyak ttp pura miskin penganguran.
Dia nyari wanita polos bersahaja jujur dll bukan yg matre.

2022-08-06

0

lihat semua
Episodes
1 Rumah Kosong
2 Tinggal Bersama
3 Dilarang Merokok
4 Nyasar ke makam
5 A Good Kisser
6 Kurang Dua Ratus Ribu
7 Aku Menunggumu
8 Telur Burung Unta
9 Purple
10 Reptilia Yang Menggoda
11 Tunggu Aku Baby
12 Klorofilnya Lupa
13 Tidak Jadi Bocor
14 Melubangi Donat
15 Baju Haram
16 Aku Mencintaimu
17 Jangan Pernah Kembali
18 Pangeran Khayalan
19 Namanya Reyhan
20 Lebih Sakit Terbentur Ujung Meja
21 Cemburu Pada Diri Sendiri
22 Kwetiau
23 Payung Udara
24 Mencari Kalung di Kamar Pangeran
25 Sangat Kecil
26 Kamu Dimana
27 Pangeran Itu Aku
28 Perceraian
29 Dingin
30 Berbuat Baik
31 Kalungku
32 Aku Juga Mencintaimu
33 Vacuum Cleaner
34 Satunya Juga
35 Team Bubur Tanpa Diaduk
36 Kudanil Terbang
37 Membangunkan Leo
38 Dosakah
39 Tak Rela Menjadi Objek Fantasi
40 Mengocok
41 Pilihan
42 Jodoh Dari Papa
43 Kriteria Mantu
44 Pulang
45 Sepatu Bayi
46 Jika Aku Tak Mampu
47 Mengatur Jadwal
48 Baking Soda
49 Kuantitas Dan Kualitas
50 Ingin Pulang
51 Pergi
52 Tak Kunjung Datang
53 Tak Aktif
54 Jangan Tinggalkan Aku Sendiri
55 Menumpahkan Perasaan
56 Dia Datang
57 Ponsel Yang Di Buang
58 Sakit Punggung
59 Maaf Mama
60 Enak Di Kamu Tapi Tidak Di Aku
61 Bawa Perasaan
62 Bayi Besar
63 Acara Pernikahan
64 Sepiring Nasi Yang Hilang
65 Daging Dua Ons
66 Baku Hantam
67 Teman Kecil
68 Bawang Jahat
69 Susu Kotak
70 Rey Kiyoshi
71 Pindah Haluan
72 Batok Kelapa
73 Balik Kanan
74 Kepala Ipin
75 Terperosok
76 Wadah Bekal Yang Selalu Terbuang
77 Sayembara
78 Hilang
79 Kembalikan Uang Suamiku
80 Mitos
81 Ibu dan Adikmu
82 Selalu Salah
83 Diburu Waktu
84 Di Dekat Garis Khatulistiwa
85 Tercubit
86 Adikku Suka Muntah
87 Jalan Kunti
88 Ketemu
89 Nyidam Bertemu Kunti
90 Minta Maaf
91 Semoga Tidak
92 Rumah Sakit
93 Tandai
94 Tujuh Bulan
95 Mobil Yang Tak Asing
96 Si Anak Manja
97 Tinggalkan Aku
98 Panggil Aku Mama
99 Matikan Rokokmu
100 Maaf
101 Laki-laki Itu Spesial
102 Pelan-pelan
103 Kinara
104 Dia Tetap Ibumu
105 Segelas Susu Cokelat Hangat
106 Bangun Kesiangan
107 Aneh
108 Do'a Ibu
109 Meminta Hak Waris
110 Toko Kue
111 Marah
112 Masih Marah
113 Oh Baby
114 Syarat Beli Rumah
115 Pergi Ke Hotel
116 Jr
117 Telah Tiada
118 Tiga Tahun Jr
119 Ayo Move On
120 PROMO Novel My Crazy Husband
121 Teruntuk Yang Kangen Babang Rey
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Rumah Kosong
2
Tinggal Bersama
3
Dilarang Merokok
4
Nyasar ke makam
5
A Good Kisser
6
Kurang Dua Ratus Ribu
7
Aku Menunggumu
8
Telur Burung Unta
9
Purple
10
Reptilia Yang Menggoda
11
Tunggu Aku Baby
12
Klorofilnya Lupa
13
Tidak Jadi Bocor
14
Melubangi Donat
15
Baju Haram
16
Aku Mencintaimu
17
Jangan Pernah Kembali
18
Pangeran Khayalan
19
Namanya Reyhan
20
Lebih Sakit Terbentur Ujung Meja
21
Cemburu Pada Diri Sendiri
22
Kwetiau
23
Payung Udara
24
Mencari Kalung di Kamar Pangeran
25
Sangat Kecil
26
Kamu Dimana
27
Pangeran Itu Aku
28
Perceraian
29
Dingin
30
Berbuat Baik
31
Kalungku
32
Aku Juga Mencintaimu
33
Vacuum Cleaner
34
Satunya Juga
35
Team Bubur Tanpa Diaduk
36
Kudanil Terbang
37
Membangunkan Leo
38
Dosakah
39
Tak Rela Menjadi Objek Fantasi
40
Mengocok
41
Pilihan
42
Jodoh Dari Papa
43
Kriteria Mantu
44
Pulang
45
Sepatu Bayi
46
Jika Aku Tak Mampu
47
Mengatur Jadwal
48
Baking Soda
49
Kuantitas Dan Kualitas
50
Ingin Pulang
51
Pergi
52
Tak Kunjung Datang
53
Tak Aktif
54
Jangan Tinggalkan Aku Sendiri
55
Menumpahkan Perasaan
56
Dia Datang
57
Ponsel Yang Di Buang
58
Sakit Punggung
59
Maaf Mama
60
Enak Di Kamu Tapi Tidak Di Aku
61
Bawa Perasaan
62
Bayi Besar
63
Acara Pernikahan
64
Sepiring Nasi Yang Hilang
65
Daging Dua Ons
66
Baku Hantam
67
Teman Kecil
68
Bawang Jahat
69
Susu Kotak
70
Rey Kiyoshi
71
Pindah Haluan
72
Batok Kelapa
73
Balik Kanan
74
Kepala Ipin
75
Terperosok
76
Wadah Bekal Yang Selalu Terbuang
77
Sayembara
78
Hilang
79
Kembalikan Uang Suamiku
80
Mitos
81
Ibu dan Adikmu
82
Selalu Salah
83
Diburu Waktu
84
Di Dekat Garis Khatulistiwa
85
Tercubit
86
Adikku Suka Muntah
87
Jalan Kunti
88
Ketemu
89
Nyidam Bertemu Kunti
90
Minta Maaf
91
Semoga Tidak
92
Rumah Sakit
93
Tandai
94
Tujuh Bulan
95
Mobil Yang Tak Asing
96
Si Anak Manja
97
Tinggalkan Aku
98
Panggil Aku Mama
99
Matikan Rokokmu
100
Maaf
101
Laki-laki Itu Spesial
102
Pelan-pelan
103
Kinara
104
Dia Tetap Ibumu
105
Segelas Susu Cokelat Hangat
106
Bangun Kesiangan
107
Aneh
108
Do'a Ibu
109
Meminta Hak Waris
110
Toko Kue
111
Marah
112
Masih Marah
113
Oh Baby
114
Syarat Beli Rumah
115
Pergi Ke Hotel
116
Jr
117
Telah Tiada
118
Tiga Tahun Jr
119
Ayo Move On
120
PROMO Novel My Crazy Husband
121
Teruntuk Yang Kangen Babang Rey

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!