"Rey masih lama gak?" teriakku. Aku tak betah berlama-lama di kamar mandi menunggunya. Semoga saja dia tak asal mengambil baju. Aku mengintipnya dengan mengeluarkan kepala saja di balik pintu ini.
Tak lama kemudian, untung saja dia sudah keluar. "Makasih ya!" Aku langsung menyambar baju yang dia ambilkan untukku. Raut wajahnya terlihat masam. Perasaan ini mengatakan pasti dia tak suka disuruh seperti ini. Aku tertawa geli.
Pintu langsung ku tutup. Sedikit senyum tersungging, pintar juga dia. Semua ada. Tak butuh waktu lama aku keluar kamar mandi, sedangkan dia masih menunggu di depan pintu.
"Purple," ledeknya seraya memiringkan kepala.
"Ih, kamu sengaja milihin warna daleman itu 'kan?" Dia hanya terkekeh kecil. Aku masuk dalam kamar dan dia mengikuti. Aku berhenti sejenak. "Bukannya tadi kamu kebelet?"
"Gak jadi."
Aku mengernyit, dikira ini lucu. "Kamu ngerjain aku?" Aku duduk di kursi meja rias dan menyisir rambut perlahan.
"Biar cepet, keburu panas." Dia duduk di tepi tempat tidur seraya menatapku. Tapi, kenapa tatapannya menyeringai seperti itu?
Rey memiringkan kepalanya dan mendekati telingaku. "Cantik," bisiknya. Aku tak tau ini satu kata gombal atau tidak, yang pasti siapa wanita yang tak bersemu jika dipuji seperti ini. Sumpah demi Alex, jantungku berdegup kencang.
"Idih," Aku memundurkan kepala karena jarak kami begitu dekat kemudian mendorongnya. Menyudahi ini semua membuat jantungku sedikit mereda. "Apa kamu selalu memuji seperti ini pada setiap wanita?" Aku berdiri menjauhinya.
"Iya lah."
Aku mendengus kesal. Wajah cemberut, bibir mengerucut ku persembahkan untuk laki-laki buaya itu. Bisa-bisa terlena dengan gombalannya. Berjalan keluar kamar dengan meremas-remas tangan.
Dia mengikutiku. "Purple, aku lapar, buatin makanan dulu dong!"
"Berhenti panggil aku seperti itu!"
"Aku akan berhenti kalau kamu udah buatin aku makanan."
"Tadi katanya udah makan."
"Laper lagi."
"Terus kapan jalan-jalannya?"
"Ini udah panas."
Aku menghentak-hentakan kaki ke lantai kesal. Bilang saja mau mengerjai orang. Tau begini lebih baik aku mencuci baju. Sekalinya menyebalkan ya seterusnya akan menyebalkan. Mana bisa bersikap romantis. Bagaimana mau belajar mencintainya, kalau sifatnya saja buat tensi naik.
"Mau kemana?" tanya sedikit berteriak.
Tak perlu dijawab. Aku mendengus kesal, mengambil baju kotor, berjongkok dan memasukan baju ke mesin cuci. Sesekali aku meliriknya yang terus saja mengikuti setiap langkahku.
"Kalau marah cantik deh!" Dia mencolek daguku. Aku langsung menepisnya.
"Gak usah pegang-pegang."
"Iya nanti sore aja ke pantainya." Dia berusaha memberi harapan palsu padaku lagi, yakin.
Aku meliriknya dengan wajah geram. "Gak usah." Lalu berdiri dan meninggalkan mesin cuci yang sudah memutar-mutar bajuku.
Melihat jam di dinding, sebentar lagi memang waktu jam makan siang. Aku membuka kulkas, tak ada bahan makanan kecuali satu telur ayam. Ya sudah, aku buat telur dadar diberi tepung biar jadi banyak dan dia bisa ikut makan.
Aku mengambil telur itu, tak lupa pula mengiris daun bawang, dipikiranku bagaimana satu telur ini bisa jadi lebar.
"Masak apa purple?"
Deg
Dia menempelkan tubuhnya dibelakangku. Dagu itu mendarat sempurna di bahuku. Apa-apaan ini?
Aku mencoba tak memperdulikannya, walaupun jantung ingin lepas rasanya. Tangannya tiba-tiba melingkar di perutku.
"Kamu mulai berani ya sekarang?" sindirku. Kenapa Rey semakin gila saja? Dia malah mencium bahuku. Aku menggedik geli.
"Aku suka bau parfum yang kamu pakai, ini seperti menghipnotisku." Aku merasakan betul dia menghirup dalam-dalam lengkuk leher ini. Ini benar-benar membuat merinding.
Hampir terlena, namun aku tak boleh lupa. "Berhenti aku mau masak." Aku berteriak.
"Aku bantuin." Dia memegang tanganku yang sedari tadi memegang pisau. Mata ini meliriknya. Ah, dia malah tersenyum.
"Ini tuh lebay tau gak!"
"Gak tau."
Astaga, benar-benar membuatku naik pitam.
"Aku cuma mau goreng telur, kalau kayak gini caranya gak bakal selesai-selesai."
"Ya udah aku ke teras dulu!"
"Pasti mau merokok 'kan?"
Dia menghentikan langkahnya dan menoleh padaku. "Tau aja."
"Kalau kamu merokok, gak usah makan siang hari ini!" ancamku. Ah, aku jengkel, kesal dengan kebiasaan itu.
"Ya udah aku duduk di meja makan nungguin kamu masak. Buruan aku lapar!"
Aku membuang muka seraya menyembunyikan senyum bahagia. Akhirnya dia menurut juga.
Tak butuh waktu lama, telur dadar tebal jadi juga. Aku berjalan membawanya ke meja makan. Tak lupa nasi dan air minum. Sudah itu saja.
Terlihat dahinya berkerut halus menatap makanan di depan mata. Aku mengambilkannya nasi ke piringnya dan juga telur yang sudah terbagi dua.
"Udah yuk makan!"
"Cuma ini?" tanyanya. Aku tau dia tidak bakal terima. Anggukan kepala ku persembahkan lagi padanya.
"Buruan makan! Aku benar-benar gak punya uang buat beli bahan makanan." Satu suapan masuk dalam mulut. Aku meliriknya, kenapa dia seperti orang kebingungan? Ah, aku tak peduli. Semoga saja setelah ini dia memberiku uang.
Aku yakin dia punya simpanan uang. Bagiku dia itu masih menjadi tanda tanya besar?
Aku berjinjit, melirik ke mobilnya yang berada di carport rumahku. Masih dengan mobil yang sama. Masak iya punya saudara pinjam tak tau waktunya. Kini dia mulai makan makanan yang ada di piringnya. Mata ini langsung tertuju pada jam tangan di tangan kiri yang dia kenakan.
Rolex.
Mulutku ternganga, mataku terbuka lebar membaca tulisan kecil di dalam sana. "Kenapa?" tanyanya heran dengan mulut penuh makanan.
"Enggak." Aku mencoba mengelak. Masalahnya itu jam tangan asli atau kw 12? Dahiku berkerut memikirkannya. Apa jangan-jangan selama ini dia sedang mengerjaiku?
Eh tunggu, kenapa aku baru tersadar merek kaus yang dia kenakan.
Givenchy.
"Haah,"
"Eh kamu tuh kenapa?"
Aku menggelengkan kepala. Ponsel, aku baru ingat itu ponsel seharga harga diriku seminggu yang lalu. Astaga. Aku benar-benar kesulitan menelan saliva. Bahkan makan pun menjadi tak berselera.
"Rey, kamu masih punya uang gak? Nanti malam mau makan apa kita?" Aku mencoba memancingnya.
"Makan cinta."
"Idih,"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Ajak dia belanja barang dapur,susah banget,,,
2022-12-13
0
༺NuNA༻
Rey ,aku padamu 😘😘😘😂😂😂
2021-08-31
0
safik🆘𝕱𝖘 ᶯᵗ⃝🐍
enakan makan mie lah🤣🤣
2021-08-30
1