Pagi ini aku terlonjak saat bangun. Bagaimana tidak, jika tiba-tiba tidur di atas ranjang. Bukankah semalam aku berada di pinggir jalan bersama Rey?
Rey? Dimana dia sekarang? Apa jangan-jangan sudah pergi.
Aku beranjak dari ranjang dan berlari keluar kamar. "Rey," teriakku. Berharap laki-laki itu belum pergi dari sini. Tak ikhlas saja dia pergi tanpa pamit padaku dulu.
Aku menyungging senyum saat tau dia duduk di sofa ditemani rokoknya. "Kenapa teriak-teriak?" tanyanya dengan wajah datar.
"Aku kira udah pergi." Dia tertawa kecil. "Semalam kok aku tiba-tiba tidur di kamar?"
"Kamu ketiduran di pinggir jalan. Untung gak aku tinggal. Mengenaskan kalau sampai dimakan garangan," ledeknya dengan menghisap kuat nikotin itu.
"Idih, kamu garangannya." Kenapa bisa aku tak tersadar sama sekali? Dahiku berkerut memikirkan.
Aku meninggalkannya dan menuju kamar mandi. Terulang kembali, baju ganti tak ku bawa. Aku menepuk dahi.
Ah sudahlah. Semalam dia kenapa tak menyentuhku? Tidak ada yang terasa perih. Aku menipiskan bibir menahan senyum. Lalu menggosokkan spons yang sudah berbusa di seluruh tubuh dan berdiri di bawah shower.
Setelah selesai, aku keluar hanya dengan melilitkan handuk untuk menutupi bagian tubuh. Aku celingukan. Rey pasti masih duduk di sofa. Berjalan dengan cepat menuju kamar tak butuh perjuangan. Karena jarak tak begitu jauh.
Aku langsung mengunci kamar dan ...
"Kok kamu ada disini?" Mataku membola melihatnya duduk bersandar di tempat tidur seraya menatapku dengan menyeringai.
Aku salah tingkah, menutupi bagian dada yang sedikit terbuka dengan tangan. "Rey kamu keluar dulu dong! Aku mau pakai baju nih."
"Kamu ngusir aku?"
Siapa yang mengusir? Kenapa jadi dia yang marah?
Aku mendengus kesal berjalan menuju lemari pakaian. "Makasih ya kamu gak nyentuh aku semalam?" Tangan ini sibuk memilih-milih baju.
"Aku bukan cowok yang ngelakuin hubungan maksa." Aku meliriknya, dia juga melirikku. "Kalau ada yang ngasih cuma-cuma ngapain sama yang gak ikhlas ngasihnya. Aku mau pergi dulu!"
Deg
Dia beranjak dari tempat tidur dan berjalan keluar kamar. Aku bergegas mengenaikan pakaian dan mengejarnya. Untung saja dia masih mengambil minuman di kulkas.
"Rey, kamu marah sama aku?"
Dia menengok ke arahku. "Gak, jaga dirimu baik-baik. Aku pergi dulu!"
"Rey ...." Aku memegang tangannya. "Aku minta maaf kalau ada salah." Jujur aku sedih ditinggal seperti ini olehnya.
"Kamu gak salah," teriaknya.
"Kamu cepat pulang ya!"
Dia berdehem. "Kamu masih punya uang gak?" Aku menggelengkan kepala. Dia mengambil dompet disaku celana belakang. "Nih."
Hanya pecahan seratus ribu rupiah dua lembar? Aku merengut kesal. Mana cukup untuk beberapa hari. Dasar pelit.
"Gak mau?" Dia mengerutkan kening. Aku menyambar uang itu dengan terpaksa.
"Makasih."
Aku mengantarnya sampai luar bahkan sampai dekat mobilnya. Tapi, dia sama sekali tak mau menatapku. Menyebalkan. Datang dan pergi sesuka hati.
...****************...
Sudah lima hari ini Rey pergi. Bahkan toko kueku pun juga sudah terjual. Aku sedikit tenang karena tak punya hutang. Tapi masa depan seperti suram. Tak ada lagi harapan. Cita-cita pun hilang.
Sebenarnya masih tersisa uang penjualan dari toko. Jika ditambah dengan jam tangan Rey, pasti lebih dari cukup untuk memulai usaha baru. Tapi, entah kenapa aku sayang untuk menjual jam ini. Ini seperti kenang-kenangan darinya. Ah setiap hari aku memandangi benda ini seraya tersenyum sendiri.
Baiklah, aku memutuskan untuk menjadi kaum rebahan yang menunggu suami pulang. Keputusan ini mungkin sangatlah aneh. Ah sudahlah, aku belum berani mengambil resiko lagi dengan membuka usaha kembali.
Rey, kamu kenapa tidak pernah memberiku kabar?
Aku memainkan ponsel seraya merebahkan tubuh di atas tempat tidur. Dia lagi online tapi kenapa tidak mau menghubungiku. Masak aku dulu yang menghubunginya? Aku malu lah. Tapi bagaimana kalau dia lagi memadu kasih dengan wanita yang ikhlas memberikan cuma-cuma seperti ucapannya dulu.
Aku merengut kesal. Menghilangkan ego dan mengirim pesan padanya.
Rey. Kamu lupa sama aku?
Mulutku mengerucut menunggu balasan darinya. Kenapa lama sekali sudah lima menit?
^^^Mana mungkin lupa sama istri perawanku .^^^
Dasar cowok gila. Aku mengumpat namun tak sanggup menahan rasa bahagia saat dia mau membalasnya.
Kamu kapan pulang?
Aku mengubah posisi menjadi tengkurap.
^^^Kalau pulang mau kamu kasih apa?^^^
Sekarang posisiku duduk seraya menipiskan bibir menahan senyum bahagia.
Apapun yang kamu mau akan aku kasih.
Mungkin sudah waktunya, dia berhak mendapatkan diriku. Ucapannya dilaknat malaikat saat tak mau melayani suami seperti terngiang-ngiang diingatanku.
^^^Aku mau 4646 .^^^
Dahiku berkerut melihat balasan pesannya.
4646 apaan?
Pakai kode-kodean segala. Aku berjalan keluar kamar mengambil air minum kemudian duduk di meja makan sambil terus menatapi layar ponsel.
^^^Patnam-patnam baby^^^
Apalagi ini?
Gak ngerti
Kenapa tidak bicara yang jelas saja? Menyebalkan.
^^^Astaga perawan aku polos banget sih. Tinggal balik saja itu tulisan.^^^
Aku memukul dahi pelan.
Tapi malam ini kamu pulang ya?
Aku sangat berharap walaupun kemungkinan tak ada. Aku benar-benar merindukannya.
^^^Oke. Tunggu aku malam ini baby .^^^
Aku menggigiti bibir bawah. Rasanya seperti tak percaya. Sumpah, tak sabar menunggunya pulang. Apa saja yang harus aku persiapkan? Mondar-mandir seperti setrikaan itu yang ku lakukan sekarang.
Makan malam? Ah tapi aku belum belanja bahan makanan. Luluran? Iya aku harus luluran. Berdandan. Oh iya mengganti sprei, juga hampir lupa.
Astaga kenapa aku jadi salah tingkah seperti ini?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Mus Zuliaka
ada yg bs jelasin gak 4646 apaan klo dibalik tulisannya ,, mksudnya dada gtu hahaha😃
2022-12-31
1
Selita Awini
minta kenalan dulu sama mertua kayak apa aja di nikahin ngk di anggap
2022-09-17
0
Mh.🅚︎🅐︎🅡︎🅘︎ 𝗥𝗝🐑💜
aku termasuk yang tervolos🤣😂4646
2022-09-03
0