Nyasar ke makam

Aku menggedik melihat tingkahnya. Laki-laki ini harus tidur sore, agar tak memaksaku untuk melakukan malam pertama. Aku menggelengkan kepala. "Tidak, ini tidak boleh terjadi."

"Apanya yang tidak boleh terjadi? Jika semua sudah takdir, apa boleh buat?" Dia melirikku dan memasukkan satu sendok penuh nasi dan oseng kangkung itu dalam mulutnya. Main sambar omongan saja. "Pinter juga kamu masak, gak salah para warga menikahkanku denganmu."

"Ih," Aku membuang muka. "Aku yang rugi dinikahkan dengan laki-laki sepertimu."

"Sepertinya kamu gak ada habisnya ya meledekku. Tunggulah, akan ada waktu dimana kamu akan tergila-gila padaku!" Tingkat kepercayaan diri yang rasanya membuatku gemas dan ingin memukul kepalanya, agar tersadar.

"Gila," ucapku lirih.

Dia meletakkan sendoknya dipiring dan menatapku. "Jika aku gila, mungkin sudah dari siang tadi aku memintamu untuk melaksanakan kewajibanmu."

"Kamu tuh ngomong kewajibanku, terus kewajibanmu menafkahiku mana?"

"Hei jangan salah, hal ini juga nafkah. Nafkah batin." Lagi-lagi dia tertawa kegirangan. Aku hanya memicingkan mata melihatnya. Benar-benar sial nasibku. "Kamu aku kasih nafkah batin gak mau?"

"Aku maunya nafkah lahir," sahutku.

"Tadi udah 'kan?"

"Apaan mahar tadi cuma lima ratus ribu, cuma cukup buat makanmu tiga hari."

"Uangku di dompet hanya tinggal itu."

"Ya udah gak usah minta aku melaksanakan kewajiban kalau kamu gak punya uang." Aku berdiri meninggalkan meja makan dengan membawa piring menuju dapur.

"Kamu mau uang berapa?"

"Sepuluh juta."

Dia berdiri. "Oke, tapi malam ini kamu harus melaksankan kewajibanmu."

Deg

Jantung ini terasa berhenti berdetak. Tidak, dia pasti tidak punya uang sebanyak itu. Aku masih terdiam di dapur. Rey berjalan menghampiriku.

"Aku keluar sebentar dan akan bawa sepuluh juta. Awas aja kalau kamu malam ini gak mau melayaniku!" Dia mengancam dengan senyum menyeringainya. Bulu kuduk ini rasanya berdiri semua.

Jantungku bertambah berdegup tak karuan. Bagaimana ini? Sepuluh juta lumayan banyak, dimana dia mendapatkan uang itu. Apa dia akan pinjam temannya?

"Aku kasih waktu sepuluh menit! Kalau kamu keluar lebih dari sepuluh menit, maka semua permintaanmu gagal!"

Dia berjalan semakin mendekatiku. "Oke sepuluh menit. Tapi nanti sampai pagi ya!"

Astaga

Mataku membulat mendengarnya. Bagaimana aku harus menggagalkannya?

"Lah malah ngelamun."

"Iya," teriakku pasrah.

"Sekarang kasih tau aku, mesin ATM daerah sini sebelah mana?"

Aku menggigiti bibir bawah seraya berpikir untuk mengelabuhinya. Sepertinya aku harus membuatnya berputar-putar agar melebihi waktu yang sudah ku tentukan.

"Ke arah sana, ada perempatan jalan kamu lurus aja terus kalau udah mentok belok kiri!" Aku menunjuk arahnya dengan tangan. Rey mengerutkan kening. Apa dia curiga padaku?

"Kesana?" Tangannya juga menunjuk ke arah yang kutunjukan.

Aku mengangguk. "Waktu aku mulai dari sekarang!"

Dia seperti tak terima, mengepalkan tangannya padaku dengan wajah geram. Aku memundurkan kepala untuk menghindarinya. Walaupun aku tau dia tak mungkin akan memukul.

"Bersiaplah merasakan perih malam ini!" ancamnya seraya berlari menyambar kunci mobil di meja.

Mataku terbelalak mendengarnya. Ku pukul-pukul kepalaku. Oh tidak, apa yang akan terjadi nanti. Aku mondar-mandir gugup seraya menggigiti ujung kuku. Sesekali melihat mobilnya sudah berjalan pergi dari rumah. Do'aku semoga dia menyasar dan kalau perlu tidak pulang.

Aku melihat jam yang bergantung di dinding. Rasanya belum tenang jika belum sampai sepuluh menit. Ini baru delapan menit. Baiklah aku harus tenang dan yakin akan menang.

Tik tok tik tok

Tiga menit kemudian akhirnya aku bisa bernapas lega. Dia belum kunjung datang juga membawa uangnya. Ku lemparkan tubuh ke sofa seraya menutup mata. Kemudian aku membolak-balikan majalah yang ada didepan mata seraya menyilangkan kaki.

Aku melihat jam di dinding kembali. Ah ini sudah dua puluh menit Rey belum kembali juga. Aku tak bisa membayangkan, bagaimana wajahnya saat ini pasti sangatlah lucu kebingungan mencari mesin ATM.

Eh tunggu, bukannya dia pengangguran? Kenapa dia mempunyai uang sebanyak itu? Apa mungkin itu tabungannya? Aku mencebikkan bibir. Ya bisa jadi. Lalu aku membaca kembali majalah yang berada di tanganku ini.

Tin tin tin

Braaakk

Aku langsung berdiri, dan berjalan menghampirinya di ambang pintu. Raut wajahnya terlihat geram. Ini sangat lucu sekali. Sumpah aku tak bisa menahan tawa.

"Kamu telat sepuluh menit."

"Oh ya? Kamu sengaja 'kan, dengan menunjukan arah makam?"

"Ha, ha, ha,"

Perutku sakit, mengeras, tak mampu aku menahan tawa mendengar keluhannya. Apa dia benar-benar tidak tau daerah sini?

Dia mengambil sesuatu di saku celananya yang menggembung. "Nih sepuluh juta!" Mataku membulat seketika.

Aku berjalan masuk ke dalam rumah. "Gak bisa, kamu udah telat."

Dia menarik bahuku. "Kamu bermain licik."

"Itu namanya cerdik."

Mulutnya ternganga. "Kamu mau aku kutuk menjadi arca sama seperti Roro Jonggrang? Lalu ku taruh sebagai pajangan di halaman rumah."

"Emangnya kamu Bandung Bondowoso? Hari gini masih main kutuk-kutukan. Emang mempan?" Aku berjinjit mendekatkan wajahku ke wajahnya. Dia memundurkan kepalanya.

"Eh kamu tau gak istri yang nolak diajak berhubungan dengan suami itu sampai pagi tidurnya bakal dilaknat malaikat!"

Deg

Aku langsung terdiam mendengarnya. Rey berjalan keluar rumah, aku mengikutinya. Dia ternyata duduk di teras seraya menyulut sepuntung rokok. Hidung ini terus aku tutup dengan tangan. Mencium aroma asapnya membuat mual.

Rey melirikku dengan bibir mengerucut dan raut wajah cemberut. Dia menghisap dalam rokoknya lalu mengeluarkan asap itu ke udara dengan mulutnya.

"Ih," Aku menggedikkan bahu dan masuk dalam kamar dan mengecek ponsel. Oh tidak, ancaman penagih hutang terus saja menghubungiku. Bagaimana besok? Dimana aku harus mencari uang sebanyak ini?

Aku berpikir sejenak. Rey, apa aku pinjam uang sepuluh jutanya? Tapi, bagaimana kalau dia menuntutku untuk melayaninya?

"Aaahhk," Ku hentak-hentakan kaki di lantai rasanya pusing menghadapi ini semua. Coba aku bernegosiasi dengannya.

Aku berjalan pelan mendekati dan duduk disampingnya. Rey hanya melirikku lalu sibuk kembali menghisap rokoknya.

"Rey ...."

Dia melirikku kembali. "Apa?" gertaknya. Aku mengelus dada.

"A-aku boleh pinjam uangmu gak? Secepatnya akan aku kembalikan. Besok aku butuh."

Dia tersenyum menyeringai. Astaga, ini pasti tak mungkin mudah seperti yang ku kira.

"Gak usah pinjem, aku kasih. Asal ...."

"Gini, aku akan cepat ngembaliin ke kamu asal kamu malam ini tak menyentuhku. Aku hanya pinjam, sekali lagi aku tekankan pinjam bukan minta!"

Dia menggelengkan kepalanya. "Tidak semudah itu."

"Ayolah!" Aku memegang tangannya.

Dia melihat tanganku. "Eh udah berani pegang-pegang," sindirnya. Astaga cowok ini, jika tidak butuh benar-benar ingin aku pukul kepalanya.

Aku melepaskan tanganku dan menggosok-gosokan ke baju. "Kita itu baru kenal tadi pagi Rey, kamu jangan maksa aku kayak gini dong! Cinta aja gak ada diantara kita, bisa-bisanya ngajak malam pertama. Gimana coba ngelakuinnya?"

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Ngapain gak di transper aja Rey,,hak sampe 5 menitan malah🤣🤣🤣

2022-12-12

0

Wardah Juri

Wardah Juri

lanjut

2022-11-08

0

🌸Mom NailaAthaR⃟🌸

🌸Mom NailaAthaR⃟🌸

wkwkwk demi malam panjang Rey sampai nyasar ke makam😂

2021-11-22

0

lihat semua
Episodes
1 Rumah Kosong
2 Tinggal Bersama
3 Dilarang Merokok
4 Nyasar ke makam
5 A Good Kisser
6 Kurang Dua Ratus Ribu
7 Aku Menunggumu
8 Telur Burung Unta
9 Purple
10 Reptilia Yang Menggoda
11 Tunggu Aku Baby
12 Klorofilnya Lupa
13 Tidak Jadi Bocor
14 Melubangi Donat
15 Baju Haram
16 Aku Mencintaimu
17 Jangan Pernah Kembali
18 Pangeran Khayalan
19 Namanya Reyhan
20 Lebih Sakit Terbentur Ujung Meja
21 Cemburu Pada Diri Sendiri
22 Kwetiau
23 Payung Udara
24 Mencari Kalung di Kamar Pangeran
25 Sangat Kecil
26 Kamu Dimana
27 Pangeran Itu Aku
28 Perceraian
29 Dingin
30 Berbuat Baik
31 Kalungku
32 Aku Juga Mencintaimu
33 Vacuum Cleaner
34 Satunya Juga
35 Team Bubur Tanpa Diaduk
36 Kudanil Terbang
37 Membangunkan Leo
38 Dosakah
39 Tak Rela Menjadi Objek Fantasi
40 Mengocok
41 Pilihan
42 Jodoh Dari Papa
43 Kriteria Mantu
44 Pulang
45 Sepatu Bayi
46 Jika Aku Tak Mampu
47 Mengatur Jadwal
48 Baking Soda
49 Kuantitas Dan Kualitas
50 Ingin Pulang
51 Pergi
52 Tak Kunjung Datang
53 Tak Aktif
54 Jangan Tinggalkan Aku Sendiri
55 Menumpahkan Perasaan
56 Dia Datang
57 Ponsel Yang Di Buang
58 Sakit Punggung
59 Maaf Mama
60 Enak Di Kamu Tapi Tidak Di Aku
61 Bawa Perasaan
62 Bayi Besar
63 Acara Pernikahan
64 Sepiring Nasi Yang Hilang
65 Daging Dua Ons
66 Baku Hantam
67 Teman Kecil
68 Bawang Jahat
69 Susu Kotak
70 Rey Kiyoshi
71 Pindah Haluan
72 Batok Kelapa
73 Balik Kanan
74 Kepala Ipin
75 Terperosok
76 Wadah Bekal Yang Selalu Terbuang
77 Sayembara
78 Hilang
79 Kembalikan Uang Suamiku
80 Mitos
81 Ibu dan Adikmu
82 Selalu Salah
83 Diburu Waktu
84 Di Dekat Garis Khatulistiwa
85 Tercubit
86 Adikku Suka Muntah
87 Jalan Kunti
88 Ketemu
89 Nyidam Bertemu Kunti
90 Minta Maaf
91 Semoga Tidak
92 Rumah Sakit
93 Tandai
94 Tujuh Bulan
95 Mobil Yang Tak Asing
96 Si Anak Manja
97 Tinggalkan Aku
98 Panggil Aku Mama
99 Matikan Rokokmu
100 Maaf
101 Laki-laki Itu Spesial
102 Pelan-pelan
103 Kinara
104 Dia Tetap Ibumu
105 Segelas Susu Cokelat Hangat
106 Bangun Kesiangan
107 Aneh
108 Do'a Ibu
109 Meminta Hak Waris
110 Toko Kue
111 Marah
112 Masih Marah
113 Oh Baby
114 Syarat Beli Rumah
115 Pergi Ke Hotel
116 Jr
117 Telah Tiada
118 Tiga Tahun Jr
119 Ayo Move On
120 PROMO Novel My Crazy Husband
121 Teruntuk Yang Kangen Babang Rey
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Rumah Kosong
2
Tinggal Bersama
3
Dilarang Merokok
4
Nyasar ke makam
5
A Good Kisser
6
Kurang Dua Ratus Ribu
7
Aku Menunggumu
8
Telur Burung Unta
9
Purple
10
Reptilia Yang Menggoda
11
Tunggu Aku Baby
12
Klorofilnya Lupa
13
Tidak Jadi Bocor
14
Melubangi Donat
15
Baju Haram
16
Aku Mencintaimu
17
Jangan Pernah Kembali
18
Pangeran Khayalan
19
Namanya Reyhan
20
Lebih Sakit Terbentur Ujung Meja
21
Cemburu Pada Diri Sendiri
22
Kwetiau
23
Payung Udara
24
Mencari Kalung di Kamar Pangeran
25
Sangat Kecil
26
Kamu Dimana
27
Pangeran Itu Aku
28
Perceraian
29
Dingin
30
Berbuat Baik
31
Kalungku
32
Aku Juga Mencintaimu
33
Vacuum Cleaner
34
Satunya Juga
35
Team Bubur Tanpa Diaduk
36
Kudanil Terbang
37
Membangunkan Leo
38
Dosakah
39
Tak Rela Menjadi Objek Fantasi
40
Mengocok
41
Pilihan
42
Jodoh Dari Papa
43
Kriteria Mantu
44
Pulang
45
Sepatu Bayi
46
Jika Aku Tak Mampu
47
Mengatur Jadwal
48
Baking Soda
49
Kuantitas Dan Kualitas
50
Ingin Pulang
51
Pergi
52
Tak Kunjung Datang
53
Tak Aktif
54
Jangan Tinggalkan Aku Sendiri
55
Menumpahkan Perasaan
56
Dia Datang
57
Ponsel Yang Di Buang
58
Sakit Punggung
59
Maaf Mama
60
Enak Di Kamu Tapi Tidak Di Aku
61
Bawa Perasaan
62
Bayi Besar
63
Acara Pernikahan
64
Sepiring Nasi Yang Hilang
65
Daging Dua Ons
66
Baku Hantam
67
Teman Kecil
68
Bawang Jahat
69
Susu Kotak
70
Rey Kiyoshi
71
Pindah Haluan
72
Batok Kelapa
73
Balik Kanan
74
Kepala Ipin
75
Terperosok
76
Wadah Bekal Yang Selalu Terbuang
77
Sayembara
78
Hilang
79
Kembalikan Uang Suamiku
80
Mitos
81
Ibu dan Adikmu
82
Selalu Salah
83
Diburu Waktu
84
Di Dekat Garis Khatulistiwa
85
Tercubit
86
Adikku Suka Muntah
87
Jalan Kunti
88
Ketemu
89
Nyidam Bertemu Kunti
90
Minta Maaf
91
Semoga Tidak
92
Rumah Sakit
93
Tandai
94
Tujuh Bulan
95
Mobil Yang Tak Asing
96
Si Anak Manja
97
Tinggalkan Aku
98
Panggil Aku Mama
99
Matikan Rokokmu
100
Maaf
101
Laki-laki Itu Spesial
102
Pelan-pelan
103
Kinara
104
Dia Tetap Ibumu
105
Segelas Susu Cokelat Hangat
106
Bangun Kesiangan
107
Aneh
108
Do'a Ibu
109
Meminta Hak Waris
110
Toko Kue
111
Marah
112
Masih Marah
113
Oh Baby
114
Syarat Beli Rumah
115
Pergi Ke Hotel
116
Jr
117
Telah Tiada
118
Tiga Tahun Jr
119
Ayo Move On
120
PROMO Novel My Crazy Husband
121
Teruntuk Yang Kangen Babang Rey

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!