Anye melirik Abang Rinto nya sambil meminum jahe buatan suaminya. Rinto tau Anyelir meliriknya tapi ia pura-pura tidak tau dan terus memainkan ponselnya.
"Besok kamu dilarang ke bengkel" Bang Rinto membuka suara.
"Kenapa?"
"Apa perlu Abang jabarkan lagi alasannya?" ucap Rinto datar namun terdengar tegas.
"Nggak Bang"
"Tidurlah.. Abang mau kembali ke Batalyon" Rinto pun mengambil seragamnya di dalam lemari lalu segera memakainya. Ia melirik Anye yang meringkuk di ranjangnya. Melihat istrinya nampak tidak nyaman, ia pun menunda dulu untuk berangkat ke Batalyon setidaknya sampai Anye merasa nyaman.
"Ijin Bang Arben. Saya ijin tidak ikut apel siang. Ada urusan keluarga"
...
Rinto menempelkan botol berisi air panas yang dialasi handuk lalu menggulingkannya di perut Anye. Sedikit banyak Rinto pasti paham, terkadang wanita yang sedang datang bulan merasa sakit dan tidak nyaman. Jadi dengan sabar Rinto merawat istrinya.
"Sudah berkurang sakitnya?"
"Sudah Bang" jawab Anye.
"Mulai sekarang bilang sama Abang apapun yang terjadi sama kamu. Apa temanmu yang ada di bengkel yang akan menanggung semua jika terjadi sesuatu sama kamu? Paham????" tegur Rinto.
"Paham Bang"
***
Rinto membaca baik-baik soal kegiatan bela negara yang akan dilaksanakan dua minggu lagi yang diserahkan Brian padanya.
"Yang akan berangkat aku dan Ezhar, tapi sebaiknya kamu saja yang berangkat. Ada nama Anye disitu. Ini untuk jurusan otomotif. Hanya ada tiga nama wanita disana. Termasuk istrimu" tunjuk Brian pada sebuah nama.
"Oke Bri.. aku yang berangkat"
***
"Bang, ini ada edaran untuk ikut Diklat bela negara di Bendungan Rawa. Apa Anye boleh ikut?" ucapnya meminta ijin pada suaminya.
"Hmm..ikutlah..!!"
Anye terpaku di tempatnya, ia masih memperjelas pendengarannya. Apakah benar suaminya itu mengijinkannya pergi pada acara Diklat sedangkan disana 99,8 % peserta Diklat adalah pria.
"Benar Bang?? Disana hanya ada teman pria Anye saja. Pelatihnya pun mungkin juga pria" tanya Anye memastikan.
"Iya.." jawab Rinto singkat.
Anye tersenyum senang mendapat ijin dari suaminya.
***
Besok pagi-pagi sekali Anye akan mengikuti acara Diklat jurusan. Malam hari Anye sibuk menata kebutuhannya yang akan ia bawa besok. Melihat Bang Rinto benar-benar sangat santai, hatinya pun tenang.
...
"Taruh tas saya di truk bagian depan" perintah Rinto, malam hari saat Anye sedang tertidur pulas.
"Siap Dan"
***
Truk anggota sudah tiba di kampus Anye karena pihak panitia meminta kesediaan anggota untuk melatih para mahasiswa baru.
Para mahasiswa sudah naik ke atas truk. Anye pun di bantu oleh beberapa temannya untuk naik ke atas truk. Ada tiga wanita di atas truk itu. Anye, Bintang dan Ivana. Tidak ada yang tau bahwa anggota yang memakai topi, berkacamata hitam dan memakai masker hitam di pinggir truk adalah Rinto, bahkan Anye sendiri tidak menyadari hal itu.
Suara riuh khas mahasiswa memekakkan telinga. Beberapa mahasiswa sedang menggoda tiga gadis di atas sana. Rinto terus melirik dalam kacamatanya, bagaimana tingkah para mahasiswa itu.
"Anye.. Fury suka sama kamu tuh. Kamu mau nggak jadi pacarnya??" tanya seorang mahasiswa. Anye hanya menanggapinya dengan senyum. Saat Fury mencoba merangkulnya, Anye segera menepisnya.
Wajah Rinto sudah terasa panas meradang. Andai saja tadi Anye tidak menghindar, mungkin Rinto akan menghajar Fury saat itu juga.
***
"Waahh.. sepertinya Anye belum tau kalau dia di awasi" kata Brian.
"Nanti dia juga akan tau" jawab Rinto dengan santai.
...
Rinto membantu Anye mendirikan tenda tanpa bicara. Anye terhenyak melihat sosok yang membantunya. Pria itu berdiri tepat di belakangnya tanpa jarak dan sesekali menyentuh tangannya, tapi yang membuatnya salah tingkah adalah wangi tubuh pria tersebut.
...
"Saya penanggung jawab disini. Selama kalian berada disini.. saya bapak kalian, saya kakak kalian, saya teman kalian. Perkenalkan.. Saya Lettu Rinto Dirgantara....." Rinto membuka penutup wajahnya. Ivana berjingkrak kegirangan melihat ketampanan Bang Rinto, sedangkan wajah Anye dan Bintang berubah cemas dan lesu.
"Kenapa herdermu ikut?" bisik Bintang pada Anye.
"Itu dua sejoli dengar saya bicara atau tidak????" tegur Rinto membuat Anye dan Bintang kelabakan.
"Dengar pelatih" kata Bintang dan Anyelir bersamaan.
"Apa???" tanya Rinto.
Anye dan Bintang saling menyenggol karena tidak tau arahan dari Lettu Rinto.
"Push up lima kali" perintah Bang Rinto.
Anye nampak kesal mendapat hukuman dari Bang Rinto karena tidak mendengar arahan.
"Anyelir.. kalau kamu nggak niat Diklat, silakan pulang" ucap Rinto sengaja mengerjai Istrinya. Seluruh anggota mengulum senyum karena sudah tau siapa Anyelir sebenarnya.
"Ijin pelatih. Saya niat" ucapnya pelan.
-_-_-_-
Kegiatan siang sudah di laksanakan dengan baik. Hingga malam tiba, seusai sholat Isya, acara sudah santai.
"Pakai jaket, anginnya kencang" kata Rinto sambil memakaikan jaketnya pada Anye lalu segera kembali bergabung dengan para pelatih lain. Ivana melirik Anye dengan tidak senang.
"Waah.. pelatih Rinto perhatian sekali" kata Bintang. Tanpa sadar senyum Anye mengembang.
"Sepertinya aku naksir Pelatih Rinto deh. Bagaimanapun caranya.. aku harus dapat perhatian pelatih Rinto" ucap Ivana dengan mantap.
Hari semakin malam.
"Mau teh?" tanya Anye mendekati suaminya yang sedang merokok sendirian di tempat gelap tanpa penerangan.
"Belum tidur??" tanya Bang Rinto, tapi tangannya menerima teh buatan istrinya.
"Belum Bang"
"Kenapa Abang sendirian??"
"Abang masih patroli. Takut teman-temanmu berulah" jawab Bang Rinto.
Angin berhembus semakin kencang.
"Sini..!! duduk sama Abang" Rinto membuka kakinya dan menarik Anye kedalam jaketnya yang lebar.
Anye tidak melawan atau berontak seperti biasanya.
"Udara sedingin ini, tapi airnya panas ya Bang?" tanya Anye.
"Kamu belum pernah main kesini?" selidik Bang Rinto.
"Nggak pernah, sama ayah nggak boleh main jauh-jauh" jawab Anye jujur.
"Kamu kedinginan??" tanya Bang Rinto.
Anye mengangguk sambil mendongak mencari tatapan bola mata Bang Rinto. Antara ragu dan tidak, Bang Rinto perlahan menarik tengkuk Anye dan menggigit kecil bibirnya. Ternyata istrinya itu tidak menolak meskipun terasa kaku.
Merasa mendapat lampu hijau, Bang Rinto pun me****t bibir Istrinya dan memainkan lidahnya penuh rasa sayang. Bang Rinto menyelipkan tangannya ke dalam pakaian istri kecilnya. Anye tetap tidak menolak bahkan saat tangan itu me****snya kuat , tak ayal awalnya Bang Rinto yang hanya iseng saja sekedar melepas rindu berubah menjadi penuh harap.
"Kembalilah tidur..!! Abang mau keliling" pintanya pada Anye, ia takut akan semakin tidak kuat menahan diri.
"Iya Bang" Anyelir segera bangkit dan berjalan menuju tendanya.
"Huuufftt.. berat sekali cobaannya Ya Allah" Rinto mengusap dadanya.
Tak disangka Ivana sejak tadi melihat kebersamaan Anyelir dan pelatih Rinto.
***
Siang hari telah tiba. Semua sudah makan siang. Kegiatan sudah santai.
"Mau kemana kamu Ivana??" tanya Pelatih Rinto melihat Ivana berjalan ke arahnya.
"Pelatih bisa tolong antar saya turun? saya mau ke warung beli minuman" kata Ivana.
"Ayo..!!" jawab Rinto dengan dingin.
...
"Apa saya cukup cantik?" tanya Ivana saat mereka sudah setengah jalan.
"Perempuan semuanya cantik. Tidak ada yang tampan" jawab Rinto.
"Yaa.. mungkin benar begitu. Tapi perempuan agresif dan berani itu lebih menggoda" Ivana tersenyum manis. Ia mencoba menarik perhatian Rinto.
Mendengar ucapan Ivana, Rinto baru menyadari kalau semua ini hanya jebakan saja. Rinto menjauh dari Ivana.
"Kamu lihat ini. Saya sudah menikah, dan saya sama sekali tidak berniat menduakan istri saya" ucap Rinto sambil menunjukan cincin di jari manisnya.
"Apa pelatih sesetia itu?? Terus bagaimana dengan kejadian semalam? Saat pelatih berduaan dengan Anyelir??" kata Rinto.
Rinto tersenyum jengkel mendengar penuturan Ivana.
"Oohh.. jadi kamu melihatnya???"
"Iya.. aku melihatnya" jawab Ivana dengan mantap.
"Itu bukan urusanmu" jawab Rinto sambil meninggalkan Ivana yang masih penasaran dengan hubungan antara dirinya dan Anyelir.
Ivana masih bengong melihat punggung pelatih Rinto yang menjauhinya.
"Kenapa sama Anye mau, tapi denganku tidak???" gumam Ivana tak paham.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 309 Episodes
Comments
Cinthia Devi
aku kok ngebayangin visual anyer tuh si chates ya, kayak nya cocok deh
2023-07-03
0
Tina Nine
Astaga Bintang kok herder sih...😅😅 om Rinto lo...kesayangan Anye..😅😅
2022-08-26
0
Bunga Dwi Femina
ya maulah ama anye..secara biniknya 😅
2022-08-24
0