Rinto membuntuti Hengky dan Seruni sampai ke sebuah tempat yang ternyata adalah rumah kontrakan Hengky. Disana Rinto mengintip dari sela kaca nako yang tertutup gorden. Dengan amat sangat jelas sekali ia melihat Hengky dan Seruni sedang memadu cinta. Tak terlihat lagi wajah cantik Seruni yang tertutup rapi dan nampak sempurna.
Bagai terkena serangan jantung, kakinya serasa melayang tak bisa menapak.
"Astagfirullah.. tega kamu sama Abang dek??" Rinto meremas dadanya yang terasa sakit. Ia segera meninggalkan tempat itu saat mendengar nafas lega Hengky di dalam sana.
***
Langkah gontai Rinto menuju kantin kantor. Pakde Karto menawari kopi pada Danki A itu.
"Mau kopi Pak?"
"B*yg*n ada pakde?" tanya Rinto.
"Nggak ada, soda api mau?" tegur Pakde Karto saat melihat Rinto seperti tertekan dan banyak masalah.
"Nasi masih enak. Apalagi kopi pakde. Jangan lemah pada hidup ini. Jodoh.. maut.. rejeki.. Allah yang atur. Begitu kata orang bilang"
"Iya pakde. Kopi satu ya. Yang panas" pinta Rinto.
"Saya juga..!!" Rama tiba-tiba sudah duduk di samping Rinto.
"Ijin Komandan" Rinto menegakan badannya memberi hormat.
"Santai saja" jawab Rama sambil menepuk bahu Rinto. Rama melihat wajah gusar Rinto yang lain dari biasanya.
"Apapun yang terjadi, jangan mencampur urusan pribadi dengan urusan pekerjaan" ucap Rama menasehati.
"Siap..!!" jawab Rinto dengan wajah menahan linangan air mata.
"Pakdeeeeeeee...!!!" teriak Anye masuk ke dalam kantin Pakde Karto.
"Mbak Ayu.. mau beli apa?" tanya Pakde Karto menyambut si cantik Anyelir anak komandan. Anye tidak menyadari kalau ayahnya duduk disana bersama Rinto.
"Es campur, nggak pakai lama. Yang manis seperti yang beli ya pakde" ucap Anyelir begitu lancar tanpa sedikitpun bahasa yang terpelintir dari lidahnya.
"Siap Mbak Ayu" jawab Pakde Karto.
"Ayah nggak kamu belikan???" tegur ayah Rama.
jdeeeerrr.....
Kaget sekali Anye melihat ayahnya berada disana. "Eehh ayah" Anye langsung memeluk ayahnya dengan manja agar ayahnya tidak marah
"Ayah mau??" tanya Anye.
"Mau cubit kamu..!!" jawab Rama melotot.
"Ada masalah apa teriak di kantin Pakde Karto seperti Tarzan. Rokmu ini Anyee.. Haduuhh.." bisik Rama tak bisa menghilangkan cemasnya.
"Nggak malu kamu ada Bang Rinto?" tegur Rama pelan.
Rinto pura-pura tidak mendengar gerutuan komandan yang sedang menegur putrinya.
"Maaf ayah.. hari ini ujian hari terakhir. Jadi Anye senang donk" jawab Anye.
"Cepat pulang setelah dapat es campur nya..!!!!! Jangan sampai ayah yang ikut campur jewer telingamu karena terlalu bengal" perintah Rama pada putrinya.
"Ijin.. Letda Amartya Gathan Hamadi sudah melaksanakan kurve lapangan" Gathan melapor pada Rinto selaku penanggung jawab lapangan hari ini. Lagi-lagi posisi duduk Rama tidak terlihat oleh mata anaknya.
"Silahkan istirahat.." perintah Rinto sambil memijat pangkal hidungnya. Rasanya tenaganya terkuras habis melihat hubungan Hengky dan Seruni.
"Capek??"
Gathan menoleh ke sumber suara dan ternyata itu adalah suara ayahnya.
"Siap.. tidak komandan" jawab Gathan dengan tegas.
"Abaaang..!!" Anyelir langsung berjingkat-jingkat memeluk Abangnya. Gathan tak bisa membalas pelukan adiknya saat itu.
"Anye.. Jaga sikapmu..!!" tegur keras Rama.
"Maaf yah..!!" Anye langsung takut melihat raut wajah ayahnya.
"Cepat pulang sekarang juga...!!" bentak Rama membuat nyali Anye takut juga.
***
"Bagaimana hubungan mu dengan Seruni?" tanya Hengky semakin menyesakan hati Rinto.
"Kau jangan pura-pura tidak tahu. Pagar makan tanaman" jawab Rinto.
"Apa maksudmu???" Hengky mulai waswas.
"Bawa Seruni kesini..!!!" perintah Rinto di ruang kerjanya karena sore hari Batalyon pasti sudah sangat sepi.
...
"Maaf Bang. Aku mengkhianatimu. Aku tidak merasa Abang menginginkanku"
"Abang sudah bilang akan segera melamar mu. Tidak ada kata pacaran lagi dalam hidup Abang" Rinto menjelaskan pada Seruni.
"Abang duda..!! Aku tidak siap" ucap jujur seruni.
"Dalam hal apa? Apakah seorang duda hina di matamu?"
"Aku takut kejadian Om Rival dan Tante Shila akan menimpaku" jawab Seruni.
"Kalau kamu jadi istri Abang. Abang tidak akan memperlakukan kamu seperti itu. Dan Abang janji.. Masalah kamu pernah tidur dengan Hengky.. akan Abang lupakan. Kita nikah ya dek" ucap Rinto penuh harap.
"Maaf Bang. Sebenarnya aku mencintai Bang Hengky.. Bukan Abang.. itu pun di luar alasan Abang seorang duda" Seruni menangis karena takut berhadapan dengan Rinto.
Sekali lagi perasaan Rinto terhantam. Pupus sudah ia mencintai wanita dan berakhir bertepuk sebelah tangan.
"Kenapa kamu tidak bilang dari awal. Setidaknya Abang tidak akan berharap" Rinto begitu kecewa dengan sikap Hengky dan Seruni.
"Maaf pot. Aku yang salah. Aku yang memaksa Seruni" Hengky menarik Seruni.. melindungi Seruni di belakang punggungnya.
"Pergilah.. selama aku masih memiliki kesabaran" ucap Rinto, tangannya mengepal kuat menahan amarah. Di bolak balikan perasaannya dengan cepat. Tak ada keputusan yang lambat di medan perang. Hubungan yang di landasi pengkhianatan kemungkinan besar akan terulang lagi di kemudian hari.
Hengky mengajak Seruni pergi sebelum Rinto benar-benar marah. Beberapa langkah Hengky pergi. Rinto menghentikan langkah Seruni.
"Dek.. Abang rasa sikapmu sudah benar. Jika kamu ragu dengan Abang.. Terimalah yang lebih dulu meminang mu. mungkin Abang bukan yang terbaik untuk kamu dan bila di teruskan hatimu pun akan tersiksa. Bahagialah dengan pilihanmu. Abang ikhlas. Terima kasih satu bulan ini sudah mengisi hari Abang"
Hengky dan Seruni melanjutkan langkahnya hingga tidak terlihat lagi oleh mata Rinto.
Rinto duduk di atas meja kerjanya dengan kasar. Ia menangis dan memporak porandakan perangkat meja kerjanya.
"Ya Allah rasanya dadaku sesak sekali" teriak nya karena merasa tidak tahan.
tok..tok..tok...
...Rinto menghapus air mata dan mengusap wajahnya....
"Masuk..!!" perintah Rinto.
Pintu ruangan terbuka. Terlihat sosok pria yang sempat Rinto lihat bermesraan dengan Anyelir di rumah Rama.
"Selamat sore.. Ijin menghadap"
"Kamu???????"
"Siap..!! Ijin.. saya dengan Letda Ezhar" kata Ezhar melapor.
"Duduk.. !! Nggak usah formal. Ini sudah lewat jam dinas..!!"
"Melihat penampilan mu ini. Saya rasa kamu sedang tugas khusus ya?" tanya Rinto.
"Iya Bang"
"Oke, ada pancaran??"
"Begini Bang, tentang informasi yang saya dapatkan di wilayah D, .............."
***
Rinto berusaha sewajarnya bersikap beberapa hari ini meskipun hati terasa sakit saat melihat Hengky. Ia juga sudah mulai mengatur jalan pikirnya melupakan Seruni. Tapi ada satu hal yang tidak ia mengerti.. sering sekali bayangan tentang Anyelir melingkupi hatinya. Hingga makan terasa tidak nyaman karena selalu teringat akan sosok Anyelir.
Saat Rinto sedang kurve taman, ia melihat Anyelir berjalan sempoyongan. Tak lama gadis itu ambruk tak jauh dari tempatnya berdiri.
"Heh.. Kenapa kamu??? Jangan akting ya?" Rinto menepuk pipi Anyelir, tapi pipi itu terasa panas.
"Dek.. Bangun dek..!!" seketika Rinto panik.
"Bawa mobil kesini. Saya mau antar Anyelir pulang" perintah Rinto pada anggota nya.
-_-_-_-
"Terima kasih banyak ya om" Mama Dinda berterima kasih pada Rinto karena bersedia mengantar Anye pulang.
"Maa.. Anye mau muntah" ucap Anye.
Mama Dinda ingin membantu memapah Anye tapi rasanya kedua wanita itu kesulitan. Ayah Rama juga belum bisa di hubungi karena sedang rapat dinas.
"Biar saya yang bawa ke kamar mandi" Rinto mengangkat badan Anye.
...
"Kamu masih kuat? Apa rasanya??" tanya Rinto sambil menanyai keluhan Anye sebab ia pernah sedikit belajar tentang kesehatan.
"Sakit perut. Pusing" jawab Anye.
"Masuk angin" kata Rinto lalu membawa Anye masuk ke dalam kamar lagi.
"Nanti minta di pijat mama sama minum jahe hangat"
Mama Dinda tersenyum mendengar ada keakraban di antara Rinto dan Anyelir. Tak lama Ayah Rama dan Ezhar datang.
Merasa tahu diri. Rinto pun mundur dari kamar. Ayah Rama dan Mama Dinda sibuk membantu Anye. Ezhar mengikuti langkah Rinto untuk duduk di teras depan.
...
"Kamu pacar anak Pak Rama itu khan?"
"Ijin Bang, Saya kakaknya" jawab Ezhar.
"Oohh.. begitu" jawab Rinto datar tapi tidak bisa di pungkiri ia terkejut juga mendengarnya.
"Si adek nggak punya cowok donk. Nggak perlu tikung sepertiga malam nih" gumam Rinto pelan.
"Ijin Bang.. bisa di ulang?" tanya Ezhar.
"Adikmu itu, selain dekat sama Argan.. dekat dengan siapa lagi??"
"Setau saya dia naksir Bang Hengky" jawab Ezhar.
Aahh.. b*****k. Jangan sampai Anye naksir Hengky.
"Kenapa Bang?"
"Nggak.. Nggak apa-apa" jawabnya tersenyum sekilas tapi menimbulkan wajah geram disana.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 309 Episodes
Comments
Nurmila Karyadi
Heemmm...tuuh kaann tdk selalu yg terlihat urakan itu murahan..contohnya seruni tertutup tapi belom sah sudah mau ditidurin m hengky..parahhh pohon jatuh tak jauh dari pohonnya..vania kn dl gadis bukan perawan yah..
tapi Ridho bodoh atau berjiwa besar kok mau nampanin bekas hengky ngomongnya..jodohmu anyelir ridho ...
2022-06-26
0
momtikita
Seruni ko begitu sih apa krn mamanya dl begitu lalu turun ke anaknya ya ,,,bang Ardiiiii itu anakmu melewati batas
2021-10-27
1
lovetoon
seruni kok di buat begitu sich ... padahal ardi didikannya bagus lo. .
dari awal nikahin dinda juga niatnya ngubah vanya ...
pliss lebih baik selingkuhnya biasa sj jangan pakek adegan ranjang 😣
2021-10-02
1