Visual tergantung selera dan imajinasi pembaca. Kebetulan Nara suka yang ini 😊🙏
"Pakaiannya...!!!!!!" tegur Rinto saat melihat Anye memakai pakaian yang menurutnya terlalu pendek.
"Ini sudah panjang Bang. Anye nggak pakai rok mini" protes Anye saat memilih pakaiannya di kamarnya. Subuh tadi ia pulang ke rumah Ayah Rama karena pakaiannya masih ada di rumah orang tuanya.
"Apapun bentuknya, kalau masih di atas lutut namanya rok mini. Gantiiii..!!!!" perintah Rinto.
Rama tak bisa berbuat apapun karena sekarang Anye adalah istri Rinto.
"Dasar om-om kaku. Nggak tau fashion" gerutu Anye.
"Ganti atau Abang gunting..!!" ancam Rinto.
"Sekalian saja Anye pakai baju kurung" jawab Anye bersungut kesal.
"Kalau kamu mau, Abang belikan sekarang"
Anye menghentakkan kakinya dengan bibir manyun memprotesnya suaminya.
***
Rinto mengantar Anye sampai ke depan kampus. Disana ada Bintang. Gadis pecicilan yang tidak kalau urakan dari Anye. Rinto melirik Bintang sampai Bintang menunduk saking takutnya.
"Jangan macam-macam. Nanti Abang jemput..!!" ucap Rinto datar.
"Iyaaaaa.. Abaaaanngg"
"Yang benar jawabnya..!!!!" tegur Rinto.
"Iya Bang" jawab Anye lebih kalem. Anyelir meraih punggung tangan Rinto dan menciumnya. Rinto pun tak lupa mengecup kening, pipi kiri dan kanan terakhir mendarat di bibir Anye.
"Assalamualaikum.." Rinto langsung tancap gas melaju pergi dari hadapan Anye.
"Wa'alaikumsalam"
"Gilaaa.. kamu beneran nikah sama si herder itu??" tanya Bintang tidak percaya.
Anye mengangguk pasrah.
"Sudah diapain sama om-om itu????" tanya Bintang penasaran.
"Nggak di apa-apain kok. Kita seperti teman. Seperti kakak adik" jawab Anye.
***
Rinto pusing menata pekerjaan di atas mejanya. Terlalu memikirkan Anye membuat pikirannya buyar.
tok.. tok.. tok..
"Masuk..!!" jawab Rinto saat mendengar ketukan pintu.
"Bang..!!" sapa Seruni berjalan masuk ke dalam ruangan Rinto.
"Apa ada urusan kantor? " tanya Rinto datar.
"Nggak ada Bang"
"Lalu ada apa?" Rinto membaca berkas tanpa menatap ke arah Seruni.
"Aku hanya ragu pada Bang Hengky" jawab Seruni.
"Kenapa kamu bilang sama saya. Setiap hubungan pasti ada batu sandungan. Harusnya kamu katakan pada Hengky dan kalian selesaikan berdua. Masalah ini tidak ada sangkut pautnya dengan saya"
"Bang.. aku menyesal mengkhianatimu. Hanya Abang yang memberiku perhatian lebih"
"Jangan katakan itu lagi. Saya suami adikmu sekarang" tegas Rinto.
"Baiklah Bang. Kalau Abang tidak mau mendengarkan aku. Aku pamit..!"
"Silakan..!" Rinto mempersilahkan Seruni pergi tanpa menatapnya.
Rama mengintip dari balik jendela kaca dan mendengar percakapan itu. Wajahnya datar menatap menantunya yang terus bekerja tanpa mempedulikan Seruni.
***
"Tolong batasi ruang gerak Seruni agar tidak mendekati menantuku!!" Rama menegur Ardi.
"Apa maksudmu?? Seruni juga akan menikah dengan Hengky minggu depan" jawab Ardi.
"Kau tanyakan sendiri saja pada putrimu. Kalau sampai rumah tangga Rinto dan Anye bermasalah. Kamu benar-benar akan merasakan akibatnya Ar"
...
"Apa kamu mendatangi ruangan Rinto??" tanya Ardi pada Seruni.
"Iya pa"
"Buat apa?? Rinto suami adikmu" Ardi tak percaya Seruni seberani ini.
"Bang Hengky terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Hanya Bang Rinto yang selalu memberiku perhatian lebih" jawab Seruni.
"Terus kamu tidak mengatakan pada Hengky?? Kamu mau merebut Rinto dari Anye??" emosi Ardi seakan meledak mengetahui kelakuan putrinya.
"Bang Rinto tidak mencintai Anye. Itu hanya pelariannya saja karena dulu aku memilih Bang Hengky"
"Astaga.. Seruni.. Nyebut kamu nak...!!!!"
***
Rinto menjemput Anyelir di kampus dengan motor gagahnya. Ia sempat memikirkan Seruni tapi bukan untuk mengingat hatinya yang pernah punya perasaan pada gadis itu. Tapi lebih pada dirinya yang lebih menghargai memiliki istri seperti Anyelir. Gadis itu memang barbar. Tapi lebih jujur dengan tingkah dan perkataannya.
...
"Ini Bang, jurusan mesin otomotif" jawab Anye sambil menyerahkan map pendaftarannya pada Rinto.
"Mesin otomotif??????" Rinto hampir tak percaya pendengarannya dan melihat blangko pendaftaran jurusan yang di berikan Anye padanya.
"Berarti satu kelas hanya berisi laki-laki saja???" Apa kamu nggak salah pilih jurusan????"
"Kata Abang.. Anye boleh memilih apapun jurusan yang sesuai dengan hati??" tanya Anye.
"Iyaa.. tapi nggak jurusan mesin juga donk dek" kata Rinto yang sama sekali tidak menyangka Anye akan memilih jurusan jauh dari perkiraannya.
"Memang kenapa sih Bang. Anye kuliah.. bukan mau cari pacar"
"Sekarang Abang tanya.. Piston itu apa??"
tik..tok..tik..tok..
"Nggak tau Bang"
"Aduuhh Oneng.. kenapa kamu ambil jurusan itu. Ayo ganti...!!!!" Rinto menarik tangan Anye agar mau mengganti jurusan. Tapi Anyelir menarik tangan Rinto kembali.
"Anye suka otomotif" jawabnya pelan. "Boleh ya Bang" tanyanya dengan nada lembut. Rinto merasa lemah mendengar suara lembut istrinya.
"Astaga Anyeeee..!!!" Rinto mengusap wajahnya dengan kasar.
"Oke.. Abang ijinkan. Tapi kalau sampai ada tingkahmu yang kelewat batas.. Abang hajar juga kamu" ucap tegas Rinto. Ancaman itu terdengar jelas di telinga Anye.
"Anye janji"
"Otomotif..!! Ada-ada saja..!!" gerutu Rinto sambil menyalakan mesin motornya.
...
"Kita pulang kesini Bang?" tanya Anye saat Rinto membawanya pulang.
"Iyalah. Kamu khan istri Abang" jawab Rinto. "Kamu masak ya..!! Abang lapar"
"Masaakk???" mata Anye terbelalak kaget.
"Mau perempuan lain yang mengurus Abang??"
"Nggak. Ya sudah Anye masak" jawab Anye dengan pasrah sambil bibirnya maju menggerutu.
Rinto menyimpan senyum kecil karena berhasil mengerjai Anye.
"Mudah-mudahan aku nggak keracunan" gumamnya.
...
" Opo iki ndhuk???? " mata Rinto terbelalak kaget melihat satu ekor ikan utuh berukuran satu kilogram di dalam kuah kuning. Perut Rinto rasanya seperti di remas. Ia ragu untuk memakan menu makan siangnya.
"Itu ikan kuah kuning" jawab Anyelir dengan percaya diri.
"Lahdalaaah.. kuah kuning to? " Rinto mengusap perutnya dengan cemas.
Cabai besar berwarna merah dan hijau menjadi pewarna ceria dalam piring saji. Sereh dan bangsa dedaunan lain tidak terpotong dan di biarkan utuh bagai tumpukan sampah.
"Bagaimana Bang?" tanya Anye bergoyang ke kiri dan ke kanan dengan senyumnya.
Rinto menggenggam garpu dan sendok dengan ragu. "Jujur aromanya mengundang selera, tampilannya nol besar. Jangan sampai ya setelah memakannya Abang jadi kritis"
"Coba dulu lah Bang. Pasti enak..!!"
Dengan menguatkan hati yang pesimis.. Rinto mengambil nasi dan meletakan di piringnya. Ia memotong sedikit ikan di piring saji. Setelah membaca doa keselamatan dan ketenangan jiwa.. Dengan gelisah Rinto menyuap sesendok hasil masakan istri mudanya.
"Hmm.. Alhamdulillah.. enak dek" Rinto langsung suka dengan rasa masakan yang Anye buat. Anye tersenyum karena suaminya suka dengan hasil kerja kerasnya.
"Apa Anye bilang. Pasti enak"
Rinto mengangguk sambil menghabiskan makan siangnya bahkan sampai tambah.
***
Sore hari Rinto pulang ke rumah setelah lepas dinas. Ia memberi salam tapi tidak ada yang menyahut. Rinto mencari Anye ke seluruh sudut rumah tapi tidak menemukan istrinya juga.
"Kemana istriku?? Nggak pamit juga" gerutunya berkacak pinggang. Rinto berinisiatif menghubungi nomer ponsel Anyelir dan ternyata ponsel itu berada di kamar.
"Awas saja kalau kamu macam-macam dek..!!"
kreeeeekkk...buugghhhh
"Aawwhh.. Aarrhh."
Rinto menoleh ke arah belakang rumah. Ia segera berjalan ke sana.
...
Samar terdengar suara tangisan dan rintihan di kebun belakang rumah.
"Dek..!!" sapa Rinto memastikan suara siapa yang tadi di dengarnya.
"Abaaang.. tolong Anye.. sakiiiitt..!!"
Rinto mengedarkan pandangannya di antara ilalang di belakang rumahnya yang belum sempat ia pangkas karena terlalu sibuk.
"Ya Allah Tuhan... Dek.. Kenapa kamu tidur disini???" Rinto membantu Anye untuk bangun tapi istrinya itu merasa sangat kesakitan.
"Anye nggak tiduur.. Abaaang. Anye jatuh dari pohon" jawabnya jujur sambil menangis.
"Astagfirullah.. Sebenarnya kamu mau apaa??????? Panjat pohon pakai seragam dinas dapur."
"Anye mau pangkas dahan pohon rambutan, tapi ada semut naik ke tangan Anye. Anye salah injak dahan dan patah sampai meluncur ke bawah" kata Anye menjelaskan.
"Kamu ini benar-benar ya.. Untung Abang sudah pulang. Kalau nggak.. siapa mau tolong nangka busuk jatuh??????" Ucap Rinto dengan nada keras.
Perlahan Rinto mengangkat tubuh Anye. Ia yakin pasti Anye terkilir parah.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 309 Episodes
Comments
Nurmila Karyadi
serunii murahan yah..ckckck.
dgn pede nya datengin rinto pdhal rinto sendiri yg udah bucin m anye.
2022-06-26
0
🍀 chichi illa 🍒
luaskan kesabaran mu bang ... wkwkwkwk...
2022-01-16
0
Aden Boy
akankah tejadi konflik dlm keluarga???🤔mengingat seruni itu kyk vania🤭🙏
2021-11-14
0