"Turun sini kamu..!! Apa maksudnya kurve?" bentak Rinto dengan nada keras.
"Ya lihat sendiri donk Om. Ini Khan bawa sabit, bawa pisau. Kata Argan.. kita mau kurve di SMA 212. Iya nggak teman-teman" tanya Anye dengan lantang.
Rinto terdiam sejenak berusaha memahami gadis di hadapannya. Sungguh menutupi atau benar-benar polos dan tidak tau apa-apa.
"Lalu untuk apa bawa bagian motor yang tajam itu??" tanya Rinto memastikan.
"Untuk pangkas rumput lah" jawab Anye.
"Aahh.. jangan banyak bacot..!!! Seraaang..!!!!!!" perintah Argan.
Rinto menduga lelaki itu adalah ketua Genk motor tersebut.
Mendengar perintah Argan.. sekelompok anak SMA labil itu menyerang para tentara. Keributan dan perkelahian tak bisa di hindarkan.
Rinto meladeni serangan Argan tapi matanya tidak lepas dari Anye yang berjongkok menunduk dengan wajah ketakutan. Secepatnya ia melumpuhkan Argan lalu berlari ke arah Anye dan menariknya dari kerumunan.
"Ikut saya..!!" ajak Rinto.
Anye ingin berdiri tapi rasa kakinya seakan lemas tak sanggup berjalan. Berdiri saja dia tidak mampu.
"Ayo..!!" Rinto menarik tangan Anye.
"Nggak bisa.. kakinya nggak mau gerak" kata Anye.
"Kamu bisa kena hantam laki-laki tak punya akal itu" gerutu Rinto tapi sebagai laki-laki waras ia juga tidak mungkin membiarkan Anye berada di tengah kerusuhan seperti itu.
Akhirnya tanpa menunggu waktu lama, Rinto mengangkat Anye dan membawanya ke tempat yang lebih aman.
"Lepaskan aku..!!" teriak Anye tak ingin Rinto mengangkat nya.
Dengan kasar Rinto melepaskan Anye hingga gadis itu terguling di pinggir rumput trotoar.
"Aaww.. sakiit" pekik Anye.
"Kamu pikir siapa mau menggendong gadis tidak berbentuk macam kamu. Rewel dan banyak mau. Bentuk kripik tempe saja masih sok cantik" balas Rinto tak kalah menyebalkan.
"Jangan bicara sembarangan ya om. Begini ini banyak laki-laki yang mengincarku"
"Iya.. mengincar kebodohanmu" ucap jujur Rinto dengan geram.
"Gampangan sekali kamu.. berkeliaran dengan sembarang laki-laki. Benar-benar rusak. Apa kamu tidak kasihan dengan orang tuamu??"
plaaakk...
Anye menampar pipi Rinto dengan keras.
"Aku bisa jaga diri. Aku sudah dewasa dan tau batasanku"
"Tidak ada yang sebaik Seruni" ucap Rinto lalu meninggalkan Anye sendiri.
"Antar gadis urakan itu pulang ke ayahnya. Mudah-mudahan ayahnya tidak jantungan" perintah Rinto pada Prada Joe.
"Siap..!!" Prada Joe menurut perintah Rinto.
***
"Rinto????? Rinto menyelamatkannya lagi??" tanya Rama pada Prada Joe karena masih belum bisa percaya kalau Anye putri kesayangannya terlibat konvoi Genk motor dan akan melakukan penyerangan.
"Ijin.. benar Komandan"
"Astaga.. kenapa punya anak perempuan satu saja bengal sekali" Rama memijat pelipisnya karena terlalu syok.
***
Malam hari, Rama memanggil Rinto untuk datang ke rumahnya, karena kalau sidang di lakukan di kantor pasti putrinya akan kabur
"Ijin.. itu benar" Rinto tidak ingin berbesar mulut, tapi hal seperti ini tentu tidak bisa di sembunyikan.
Rama mengeratkan gigi, tangannya mengepal melihat tingkah putrinya. Ia menunduk menahan murka. Saking geramnya Rama sampai mengangkat tangan dan mengayun hendak menampar pipi halus Anyelir.
"Ayaahh.." Dinda ketakutan setengah mati.
plaaaakk...
Tamparan itu mendarat keras, tapi di pipi Rinto.. bukan di pipi Anye. Rinto menghalangi tamparan keras Rama agar tidak mengenai Anye.
"Astagfirullah.." Rama menunduk, mengusap dadanya karena khilaf sudah melakukan hal kasar pada putri kesayangannya.
"Kamu mau bunuh ayah pelan-pelan?" tanya Rama dengan lembut.
"Dinda benci Abang" Dinda berbalik dan berlari menuju kamarnya.
"Maa.. sayang..!!" Rama bingung harus berbuat apa. Rama menyusul Dinda dan membujuk istrinya.
"Keluar..!! Saya mau bicara" Rinto mengajak Anye duduk di teras depan rumah.
...
"Apa kamu senang lihat orang tuamu bersitegang seperti itu?" tegur Rinto.
"Anye nggak tau itu Genk motor" jawab Anye yang barbar tapi kini terlihat bodoh setelah tertimpa masalah seperti ini.
"Kalau kamu terus bergabung dengan mereka, kamu sudah pasti bermasalah dengan hukum"
"Terus Anye harus gimana?" tanya Anye mulai resah.
"Ya jauhi mereka" kata Rinto.
"Nggak bisa, Argan bisa marah"
"Siapa Argan??" tanya Rinto sambil menyulut rokoknya.
"Pacar Anye. Dia paling kuat disana" jawab Anye serius.
"Hhh.. Dasar labil" Rinto mencibir sambil menghisap kuat rokoknya.
"Kenapa Om itu selalu membuat emosi Anye meningkat???"
"Saya pernah bilang.. Kapan saya menikah dengan tantemu?????" jawab Rinto kesal.
...
"Abang nggak akan mengulangi lagi. Abang juga menyesal dek"
"Sesal Abang hanya di mulut saja" jawab Dinda menangis mengusap air matanya.
"Sumpah dek, Abang menyesal sudah kasar sama Anye. Anyelir putri Abang satu-satunya, anak paling kecil. Tentu saja Abang sayang. Hanya saja dia sudah benar-benar kelewatan. Ayah mana yang tidak cemas kalau putrinya ikut Genk motor seperti itu" ucap Rama sedih.
"Anyelir anak kita yang lugu Bang"
"Iya.. sampai alat untuk tawuran dia bawa gunting kuku. Terus buat apa coba??"
Rama dan Dinda saling pandang tapi sesaat kemudian mereka tertawa.
...
"Assalamualaikum.." Seruni datang ke rumah Rama membawa box berisi cake pisang dan koloke.
"Wa'alaikumsalam.." jawab Anye.
"Wa'alaikumsalam. Seruni... sendirian aja?" senyum Rinto mengembang saat Seruni datang.
"Iya Bang" jawab Seruni tak begitu merespon sapaan tulus Rinto.
"Mama sama Ayah mana dek" tanya Seruni melihat rumah sepi.
"Mamaaa.. ada kakak" teriak Anye di samping telinga Rinto.
"Astaga.. bisa tuli telinga saya. Masuk..!! Panggil yang sopan. Anak gadis jangan begitu" tegur Rinto.
"Iyaa.. iihh.. bawel" Anyelir segera masuk ke dalam rumah diikuti Seruni di belakangnya. Tanpa sengaja mata Seruni dan Rinto saling melirik. Tapi mereka berdua membuang pandangan mereka masing-masing.
deg......
Jantung Rinto rasanya berdebar melihat wajah cantik Seruni.
Dek.. Vilia sayang.. Abang nggak tau apa Abang bisa jatuh cinta lagi setelah kepergian mu. Tapi Seruni cantik di mata Abang.
Rinto mengusap wajahnya dan berusaha menepis segala rasa yang muncul di hatinya tanpa ia pahami.
"Waahh.. Mama mu memang pandai sekali buat cake" puji mama Dinda untuk setiap masakan Mama Yasmin.
"Mama ini.. Masakan Mama tidak kalah enak"
"Kamu ini"
"Seruni.. tolong kamu taruh cake ini di depan ya. Biar Ayah sama nanti temani Bang Rinto ngobrol" pinta Mama Dinda.
"Iya ma"
...
"Sendirian aja dek? Nggak takut malam-malam jalan sendirian?" tegur Rinto saat Seruni menghidangkan cake pisang di meja teras depan.
"Iya Bang. Mau takut apa Bang. Ini khan di asrama" jawab Seruni.
"Oohh iya ya. Mana ada yang berani colek anak Komandan" ucap Rama.
"Abang lagi ngapelin Anye ya?" tanya Seruni yang tidak tau awal mula tujuan Rinto ke rumah Ayah Rama.
Rinto tersenyum menanggapi pertanyaan Seruni.
"Iya dek.." jawabnya singkat.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 309 Episodes
Comments
Ratu Tety Haryati
Jangan salah, Papa... gunting kuku juga berguna buat motongin kuku musuh sampai pok mepet daging, niscaya besok subuh merasakan senut2🤣
2024-01-05
0
Happyy
😍😍
2022-12-13
0
Misha Ranta
wkwkwkwk....Anye lugu mamanya ..cobaan buat Ayah Rama..nikahin aja sm Rinto
2022-03-13
0