Rama mondar mandir gelisah di kamarnya. Sudah terlewat lima belas menit dari jadwal yang seharusnya.
"Duduk Bang..!!" Dinda sampai harus menarik tangan Rama agar suaminya itu bisa duduk dan sedikit tenang.
"Yang mau ngelamar itu Rinto, kenapa Abang yang gelisah seperti Abang yang mau lamaran?"
"Bukan dek. Abang cemas anak Abang mau di gondhol kalong" jawab Rama.
"Ihh.. sembarangan nih Abang. Calon mantu Abang loh itu"
"Abang tau, tapi Abang cemas. Abang belum rela Anye di lamar orang" ucap Rama jujur.
"Sudah Bang.. yang tenang!! Anye pasti baik-baik saja. Dulu Dinda nikah sama Abang juga masih muda" kata Dinda.
"Anakmu itu masih tujuh belas tahun ma" kata Rama.
"Terus yang membuat Abang menyetujui ini semua apa kalau Abang nggak percaya sama Rinto??" tanya Dinda.
Rama secepatnya memeluk Dinda.
"Apa Abang terlalu ceroboh?"
"Hanya seorang ayah yang paham mengapa dia rela menyerahkan putri kesayangannya. Yang pasti.. menurut Dinda.. Rinto yang terbaik"
***
"Jangan di pikir dulu cincinnya.. yang penting maju dulu" nasihat Bang Arben.
"Oke Bang" Rinto menarik nafas menenangkan hatinya.
"Assalamualaikum.. dek..!!" sapa Rinto yang langsung mendapat tabokan maut dari Bang Arben.
"Aduuuhh.. apa Bang??" tanya Rinto tanpa merasa bersalah.
"Semua ada aturannya Rin.. Abang yang sapa duluan. Kamu itu Abang antar, bukan anak lutung yang lepas sendiri" kata Bang Arben membenarkan.
"Kamu nih, sudah pernah nikah kok masih buyar"
"Saya deg degan Bang" jawab Rinto tak bisa menyembunyikan gugupnya.
...
"Tolong di jawab saja Bang..!!" tanya Anye dari balik tirai.
"Iya dek. Abang memang pernah menikah dan pernah memiliki seorang anak. Abang pasrahkan segala keputusan di tanganmu. Jika menurut adek pinangan Abang menggerakkan batinmu, Abang sangat berterima kasih.. tapi jika memang saat ini adek tidak menerima Abang.. semoga hubungan kita sebagai sesama manusia akan tetap terjalin dengan baik" jawab Rinto dengan tegar.
"Boleh Abang tau bagaimana pandangan mu setelah tau Abang seorang duda"
"Adek jawab Bang. Siapa di dunia ini yang menginginkan status menjadi seorang duda. Itu bukan aib.. semua takdir dari Tuhan" jawab Anye begitu tegas menggetarkan hati Rinto. Ia tak menyangka wanita urakan itu bisa berkata lembut.
"Tapi Abang harus sadar. Wanita tidak ingin diduakan. Ia ingin menjadi satu-satunya.. yang tercinta di dalam hati suaminya. Adek tidak ingin Abang bandingkan dengan istri Abang yang dahulu betapa baiknya beliau di hati Abang dan Adek ingin Abang mengingatnya dalam hati saja jika Abang merindukannya" ucap Anye dengan terisak.
Rama dan Dinda pun tak kuasa menahan laju air matanya.
"Dek Anye.. kisah Abang dan Vilia sudah berakhir. Jodoh Abang dan almarhumah hanya sampai disitu saja. Abang tidak memungkiri jika kadang sosok almarhumah terlintas di hati Abang. Tapi hidup harus terus berjalan. Jika kamu menjadi bagian hidup Abang, Abang tidak janji bisa melupakan Vilia.. tapi Abang akan berusaha menjadikan mu segalanya dan satu-satunya dalam hidup Abang" ucap Rinto tentu saja merasa sesak di dada, tapi ini semua lebih baik.. ia tidak ingin ada sedikitpun kebohongan meskipun itu sangat menyakitkan untuk di ingat.
"Bisa Abang tau jawaban adek?"
Anye menarik nafas panjang, ia menyentuh tangan ayahnya meminta kekuatan. Didekapnya erat tubuh sang putri.
"Jawab dek.. Rinto menunggu jawabanmu"
Dengan menguatkan hatinya. Anye mengangkat mic yang masih berada di tangannya.
"Bismillahirrahmanirrahim.. saya.. Diajeng Anyelir Senja Timur.. menerima pinangan Abang" jawabnya tegas.
"Alhamdulillah..." Rinto mengusap wajahnya.
"Buka tirainya..!!" perintah Rama pada Gathan.
Begitu tirai terbuka, terlihat wajah cantik Putri Rama Satria membuatnya ternganga.
" Jambuuuu... Ayunee... " ucap Rinto tanpa sadar namun hanya terdengar beberapa orang di sekitar.
"Subhanallah..." ucap beberapa orang membenarkan ucapan Rinto.
"Subhanallah..." Rinto mengusap wajahnya lagi lalu menundukan pandangan.
"Jangan ngiler. Belum halal" bisik Bang Arben.
"Bukan ngiler lagi Bang. Kebelet..!!" kata Rinto yang langsung mendapat injakan kaki dari Bang Arben.
Sesaat kemudian Rinto mengingat cincin untuk Anye yang telah hilang.
"Sebenarnya........." Rinto membuka suara.
"Assalamualaikum.. ijin Danki.. ini cincinnya ketemu" kata Joe datang dengan penampilan lusuh dan acak-acakan. Sendal jepit kanan semua menghias kakinya.
"Wa'alaikumsalam.." Rinto menoleh ke arah suara di ujung pintu.
"Boneenngg.. kenapa datang dengan penampilan begitu" pekik Rinto menegur Joe, Seisi ruangan ternganga melihat Joe seperti orang kalah adu ayam.
"Kenapa ini?" tanya Rama.
"Ijin Dan.. tadi cincinnya sempat hilang" jawab Rinto merasa tak enak.
"Ya sudah.. sekarang khan sudah ada" kata ayah Rama.
Akhirnya.. tukar cincin pun usai.
#
Di teras belakang rumah Rama hanya ada Rinto dan Anyelir. Para tamu sebagian sudah kembali ke tempat masing-masing.
Anye mengangkat rok kebayanya sampai ke atas paha. Lagi-lagi Rinto di hadapkan dengan masalah pergolakan batin karena tingkah calon istrinya itu.
"Sebenarnya kamu itu pamer apa?" tegur Rinto.
"Bukankah om-om sangat suka kalau gadisnya lebih agresif?" tanya Anyelir.
"Yaa.. itu benar. Tapi itu bagi yang sexy, semok, bahenol. Lah kamu ceking, kerempeng, gersang, pendek.. Apa yang buat om-om seperti saya selera sama kamu. Kamu lepas baju saja saya tidak tergoda" jawab Rinto dengan sombongnya, ia menghembuskan asap rokok memalingkan wajahnya dari tatapan Anyelir.
"Oohh.. selera Om-om tinggi juga" ledek Anye dengan santai.
"Iyalah.. nggak ada seusia saya yang ingin casing minimalis sepertimu"
"Oiya.. bukannya dulu Abang pernah bilang. Hanya orang nggak waras yang mau sama Anye. Jadi ceritanya om naksir Anye nih? kata om hanya orang tidak waras yang melirik Anye" tanya Anye mengulang pernyataan Rinto.
"Abang ini ngalah. Kalau nggak sama Abang. Siapa yang mau nikahin gadis urakan macam kamu"
"Halah. Bilang aja om tergoda melihat tubuh Anye yang seksi" goda Anye.
"Haahh.. daun pintu itu masih lebih indah bentuknya daripada badanmu" tunjuk Rinto pada pintu dapur rumah Anye.
"Nikah atau nggak nih? tantang Anyelir dengan kesal.
"Jelas lah. Masa minggu depan mau pengajuan begini nggak jadi sih. Sudah lamaran juga. Sayang donk duit Abang" jawab Rinto dengan dingin tapi wajah Rinto semakin mendekati wajah Anye.
"Om.. Anye sama sekali nggak cinta sama om. Jadi jangan macam-macam" kata Anye mundur teratur menjaga jarak.
"Abang tau. Suatu saat nanti.. dengan sendirinya cintamu akan tumbuh kalau sudah kena shoot inside dari Abang" bisiknya di telinga Anye dengan tegas membuat Anye merinding di buatnya.
"Berani kamu buka paha selain di depan Abang.. Abang jamin bulan depannya sudah ada Rinto junior disini" ancam Rinto tegas sambil menyentil perut Anyelir.
"Iya Bang" jawab Anye takut.
"Tutup..!! Turunkan roknya..!!"
Secepatnya Anyelir menuruti perkataan Rinto.
-_-_-_-
"Astagfirullah.. Anyeee..!! Apa sih maumu. Kelakuanmu itu semakin membuatku cemas saja" gumam Rinto sambil melepas pakaiannya usai lamaran.
"Kalau aku nggak kuat.. Jadi apa kamu nanti dek..!!.
Secepatnya Rinto menyambar handuk dan segera mandi malam. Lebih baik ia menggigil kedinginan daripada membayangkan yang tidak-tidak.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 309 Episodes
Comments
Mira Lusia
masih dibagian yg happy2..entah kedepannya ada apa..mbak nara paling bisa nguji mental dan emosi
2024-06-12
0
Yus Ys
🤣🤣🤣🤣🤣kocak abis...
2022-02-10
0
Yus Ys
🤣🤣🤣🤣asal nyeblak aja jawabannya🤣🤣🤣🤣
2022-02-10
0