Langkah Anye terhenti saat punggungnya tertempel di dinding.
"Abang mau pukul Anye??" tanya Anye saat melihat Rinto melipat ikat pinggangnya sambil terus berjalan mundur kebelakang.
Rinto menggantung ikat pinggangnya di dinding. "Abang ingin menghajarmu. Tapi Abang nggak yakin kamu akan sanggup meladeni keinginan Abang"
"Mata Abang mungkin bisa jelalatan kemana-mana, Tapi kamu pikir.. untuk siapa Abang jaga hati?? Untuk apa kamu Abang nikahi??"
Rinto pun keluar kamar dengan membawa kesal. Ia memilih tidur di ruang tamu. Ia menyadari akan kesalahannya yang pasti menyakiti hati Anye. Tapi menyadarkan gadis yang belum begitu matang memang bukan perkara mudah.
***
Pagi hari. Anye memasak sarapan untuk Bang Rinto. Tak ada suara sapaan. Sampai Rinto selesai makan pun tetap tak ada suara dari Rinto. Hanya salaman sebatas bakti istri saja sebagai tanda bahwa di antara mereka masih memiliki hubungan.
"Bang.. Anye nanti ke kampus" ucapnya meminta ijin.
"Hmm.." jawab Rinto singkat. Ia mengeluarkan uang lima ratus ribu rupiah dan memberikannya pada Anye.
"Uang belanja masih ada Bang"
"Itu uang jajan. Abang mau tau berapa hari kamu habiskan uang itu. Sehari, dua hari, tiga hari"
"Nggak akan habis Bang. Terima kasih" ucapnya dengan suara rendah.
Maaf dek, Abang bukannya tidak percaya. Harta bisa dicari. Abang hanya ingin mendidikmu menjadi istri yang Sholehah.
Rinto langsung berlalu pergi tanpa menjawab lagi.
***
Dua hari setelah kejadian itu. Seruni melewati gerbang Ksatrian. Ia melihat Rinto pulang ke rumah sendirian. Seruni tau Anye tidak ada di rumah karena sedang mengurus acara kampusnya.
Rinto merebahkannya diri di sofa. Kegiatan full hari ini cukup membuatnya lelah apalagi akan ada kegiatan orientasi kampus untuk pengenalan bela negara. Ia memejamkan mata sejenak melepas lelahnya.
Seruni masuk ke dalam rumah dan langsung memijat pelipis Rinto.
Pijatan lembut itu membuat Rinto melayang. Pasalnya ia mengira Anye sudah melunak dan ingin berbaikan dengannya. Perasaan Rinto semakin melayang saat tangan itu mengusap dadanya lalu turun hingga ke perut. Tapi sekilas Rinto merasa aneh. Wangi itu berbeda dengan wangi Anyelir istrinya. Seketika Rinto membuka matanya dan menepis tangan Seruni. Ia berdiri menjauh dari Seruni.
"Perempuan sial. Selama ini aku mengira kamu adalah wanita baik-baik. Ternyata aku salah. Tingkahmu tak ubahnya p*****r" ucap Rinto dengan geram.
"Kenapa Abang nggak jujur dengan hati Abang kalau hanya ada aku di hati Abang"
"Apa maksudmu????"
"Kalau memang Abang cinta dengan Anyelir, mengapa Abang tidak mengenali aroma tubuhnya" Seruni berkata sinis.
"Cinta Abang pada Anyelir bukan bahan bahasanmu dan kamu tidak perlu tau bagaimana rasa cinta Abang untuk Anye. Lebih baik kamu pulang. Urus rumah tangga mu sendiri bersama Hengky. Mudah-mudahan dia tahan dengan sikapmu"
...
"Kak Seruni.. Ada apa dari rumahku?" sapa Anyelir.
"Tanyakan pada suamimu, apa yang baru kami lakukan" ucap Seruni tersenyum lembut setelah itu meninggalkan Anye dan Rinto yang seperti orang tertangkap basah.
"Ada apa dia disini?" tanya Anye.
"Main.." jawab Rinto singkat.
"Tanpa Anye??????"
"Percaya sama Abang..!! Tidak ada sesuatu yang terjadi" kata Rinto menjelaskan dengan datar.
"Nggak ada buktinya"
"Abang masih punya iman. Semua terserah kamu" Rinto berjalan keluar rumah menuju kantor.
***
Dua minggu kemudian. Suasana rumah masih nampak tegang. Setiap malam mereka tidur dengan terpisah. Anye di kamar dan Rinto di sofa. Hal ini semakin Rinto stress bukan main. Apalagi setelah mengintip uang yang ia berikan pada Anye tidak berkurang sama sekali dan bahkan semakin bertambah. Pikirannya melayang kemana-mana.
Darimana Anye dapat uang. Papa nggak mungkin lah kasih uang jajan lagi.
Hari ini Rinto memutuskan untuk menjemput Anye. Dua minggu ini hubungan nya semakin renggang. Ia tidak ingin pernikahan nya yang baru saja menabur benih jagung langsung rusak tanpa ada usaha memperbaikinya. Sebagai seorang pria, ia harus lebih tegas dan bijak mengarahkan biduk rumah tangganya.
...
Anye keluar dari kampus bersama teman prianya dan Anye pergi berdua bersama pria itu menaiki motor matic. Dengan penuh tanda tanya Rinto mengikuti kemana istrinya pergi.
#
"Pulang..!!" ajak Rinto datar.
"Nggak mau" jawab Anye di antara semua teman prianya.
Rinto menarik tangan Anye.
"Nggak mau...!!!!!!!" pekik Anye.
"Anye.. pulang. Om kamu sudah jemput" kata seorang pria lembut.
"Iya mas"
Rinto semakin meradang. Bisa-bisanya saat ia mengajaknya pulang, Anye tidak mau, tapi saat lelaki lain menyuruhnya pulang segera Anye turuti.
-_-_-_-
Rinto menarik tangan Anye dengan kasar dan membawanya ke dalam rumah.
"Apa kurang uang yang Abang kasih??"
Anye masih diam saja sejak dalam perjalanan.
"Kenapa mulutmu mendadak bisu?? Jawaabbb...!!!!!!!" bentak Rinto.
"Nggak"
"Terus kenapa kamu kerja seperti itu??" tanya Rinto dengan kesal.
"Siap-siap kalau Abang sudah bosan denganku" jawab Anye.
"Bosan????? Apa kamu yang bosan hidup?????" Rinto menarik tangan Anye lagi dan menariknya ke dalam kamar mandi.
"Jangan.. Anye nggak mau"
Rinto menyirami seluruh tubuh Anye dengan air. Hingga gadis itu menggigil kedinginan.
"Bersihkan badanmu yang kena oli..!! Ada saja kelakuanmu.."
"Anye belajar kerja Bang" ucapnya sambil menangis.
"Tapi nggak usah tambal ban segala, ganti oli. Abang nggak suka lihatnya. Kamu main di bengkel. Itu identik dengan laki-laki" nada keras Rinto sudah menggema di kamar mandi. Ia melepas pakaiannya yang juga ikut tersiram air
"Egghh.." Anye memercing dalam tangisnya. Kakinya gelisah.
"Kenapa??" tanya Rinto masih bernada tinggi.
"Anye........."
...
Anye keluar dari kamar mandi, langkah kecil dengan wajah pucat. Rambutnya pun masih basah.
Rinto baru akan mengambil handuk di tangan Anye. Istrinya itu mundur beberapa langkah.
"Jangan pukul"
Hati Rinto terasa sakit. Ia bertanya pada dirinya sendiri. Apakah ia terlalu keras pada Anye hingga istrinya ketakutan. Rinto mendekati Anye lagi.
"Abang memang kasar. Tapi Abang nggak akan memukul istri Abang sendiri" dengan hati-hati Rinto mengangkat tubuh Anye ke dalam kamar. Rinto merebahkan istrinya lalu menyelimuti istrinya.
Disentuhnya tangan istri kecilnya yang selalu membuat onar.
"Abang tau duniamu masih luas. Keinginanmu masih banyak. Tapi kamu juga harus sadar. Sekarang kamu seorang istri. Abang juga berusaha memenuhi kewajiban Abang sebagai suamimu. Kalau sikap Abang terlalu kasar sama kamu. Abang minta maaf" ucapnya dengan nada yang sudah tidak lagi meninggi.
Sesaat tadi melihat Anye ia tidak tega. Istrinya itu sedang haid saat ia mengguyurnya. Sekujur tubuh Rinto rasanya tegang. Jantungnya hampir copot, nyaris saja ia pingsan tapi syukurlah ia masih kuat melawan ketakutannya.
"Perutnya sakit nggak? Abang buatkan jahe hangat ya?" Rinto menggenggam tangan Anyelir dengan erat.
Anye mengangguk, ia sendiri juga tidak tau mengapa hatinya jadi melunak.
Rinto mengecup kening Anye dengan sayang sambil mengusap perut Anye lalu beralih mengecup perut istrinya. Setetes air mata jatuh disana.
Kapan kamu akan hadir di perut mama nak? Papa kuat nunggu kamu sampai ada disini. Hanya disini..!! Tidak ada yang papa inginkan selain kamu dan Mama. Kalau papa sudah bisa dapatkan mama.. Jangan lama-lama kamu hadir. Tolong papa ya..!!
Rinto segera bangkit menuju dapur tanpa menoleh lagi ke arah Anye.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 309 Episodes
Comments
Nurmila Karyadi
parah seruni..gimana tuh hengky
2022-06-26
0
Siti Chotimah
author,jgn buat anye keras kepala dooong. kasian kan Rinto.
2022-01-21
0
Aden Boy
dirumah ku ada sikat baja ini...itu tolong thor bilangin k seruni kalo GATEL biar aku sikatin nih🤭
2021-11-14
0