Rama terdiam di kursinya. Dinda sudah memberinya teh hangat agar suaminya itu sedikit lebih tenang. Pelukan hangat seorang Dinda menghantarkan ketenangan Rama yang seperti kehilangan separuh jiwa melepaskan putri tercinta dengan cara seperti ini.
Rundingan kilat baru saja dilakukan. Sore ini juga Rinto dan Anyelir akan menikah.
...
Mama Dinda memberikan baju pernikahannya dulu dengan Anyelir. Kebaya cantik pilihan Rama Satria. Kini baju itu sangat cantik dan pas melekat di badan Anyelir.
Polesan make up cantik menghias wajah putri kesayangan Rama. Tidak ada yang tidak mungkin di lakukan ayah sehebat Rama.
"Sudah siap?" tanya Ezhar.
Anye mengangguk haru. Gathan juga masuk ke kamar adiknya.
"Maaf.. Anye melangkahi Abang"
"Nggak apa-apa dek. Bahagialah dengan Bang Rinto" jawab Ezhar.
"Jangan nangis.. sayang make up mu. Itu mahal" ledek Gathan.
Kedua Abang itu akhirnya memeluk Anyelir dan mencium pipi dan kening adiknya itu.
"Bilang sama Abang kalau Bang Rinto menyakitimu" kata Gathan. Ezhar tak sanggup lagi berbicara.
"Ijin.. akad akan segera di laksanakan" laporan seorang anggota.
Gathan menghapus air matanya.
...
"Biar Abang gendong" Gathan menggendong adiknya hingga sampai di masjid Batalyon. Gedung aula utama sudah si sulap menjadi acara sukuran akad nikah anak komandan.
Rinto baru saja mandi dan membersihkan diri. Ia memakai peci yang semakin memperlihatkan aura tampan, gagah, dan dewasanya. Langkahnya tegap hingga sampai di depan sebuah meja, berhadapan dengan ayah Rama.
"Sebelum akad nikah, ada yang ingin disampaikan?" tanya penghulu.
Rama mengambil mic nya. Ditatapnya mata Rinto dengan lekat. Hati seorang ayah begitu berat melepas putrinya. Tapi menikahkan adalah keputusan yang benar.
"Anyelir sayangku..
Dulu. Ayah menggendong mu. Kini tidak lagi
Dulu..Ayah menyuapimu.. kini tidak lagi..
Dulu.. Ayah menemani tidurmu. Kini tidak lagi.
Sekarang.. Biar Rinto Dirgantara yang melakukan nya, mengangkat derajat mu, memenuhi segala kebutuhan lahir hingga batinmu dan melindungi mu sepanjang hidupmu. Tapi.. apapun itu. Pelukan ayah akan selalu ada untukmu putri kecil Ayah.. Diajeng Anyelir Senja Timur." Rama menahan perasaan sedihnya.
"Untukmu Rinto Dirgantara. Tangisnya adalah luka ayah. Jika kamu tidak sayang lagi padanya, biar ayah yang akan memeluknya kembali"
"Ayah.. saya Rinto Dirgantara akan menyayangi dan mengasihi Diajeng Anyelir Senja Timur istri saya ini dengan cara yang patut. Saya tidak akan menyakiti raga maupun hatinya atapun menduakannya. Akan saya penuhi kewajiban saya sebagai seorang suami" janji Rinto terdengar hingga menyentuh hati Anyelir.
"Istri saya, belahan jiwa saya. Sehidup.. sesurga"
"Baiklah. Mulai detik ini.. Diajeng Anyelir Senja Timur, ayah serahkan padamu.. dalam perlindungan mu"
"Akad nikah kita mulai..!!" Doa terlantun menyentuh kalbu.
Tangan Rama menjabat tangan Rinto.
"Saya nikahkan putri kandung saya Diajeng Anyelir Senja Timur denganmu Rinto Dirgantara bin... dengan mahar seperangkat alat sholat, perhiasan emas seberat 30 gram dan uang tunai sebesar dua juta lima ratus ribu rupiah di bayar tunai..!!"
"Saya terima nikah dan kawinnya Diajeng Anyelir Senja Timur binti Rama Satria.....dengan mahar yang tersebut di bayar tunai"
"Sah..??"
"Sah.."
Tangis Anye pecah. Mama Dinda mengantarkan Anye ke hadapan Rinto.
"Mama mohon.. cintai dan sayangi anak mama setulus hatimu. Sungguh Anye juga gadis kesayangan mama"
"Iya ma. Insya Allah.. akan saya lakukan permintaan mama"
Danki A itu memasang cincin di jari manis Anyelir begitu pula sebaliknya. Anye menunduk mencium punggung tangan Rinto. Saat Anye menunduk, Rinto membacakan doa untuk gadis kecil yang kini sudah halal baginya.
"Maafkan Abang ya dek. Abang sungguh tidak berniat menyakitimu" Rinto menghapus air mata Anye.
Saat Rama mendekati Anye. Tubuh gadis itu bergetar hebat.
"Ayah merestui kalian. Ayah sangat sayang sama Anye"
Anye meremas dadanya, rasanya ia sangat sulit untuk bernafas. Rinto memegangi tubuh istrinya, Anye pingsan dalam dekapannya.
"Dek.. Anye"
-_-_-_-
Rinto membawa Anye pulang ke rumahnya. Kamar itu sudah bernuansa indah sesuai permintaan Rinto untuk menyenangkan istrinya.
"Rinto.. bisa ayah bicara sebentar?"
...
"Saya nggak janji yah"
"Kamu harus paham. Ayah tidak tega kalau melihat Anye hamil di usia muda. Kamu boleh memperlakukan Anye selayaknya istri. Tapi ayah hanya mohon satu. Jangan sampai kamu membuat Anye hamil dulu. Masa depannya masih panjang" pinta Rama membuat Rinto seakan putus urat nadi.
Rinto menyadari istrinya memang masih berusia tujuh belas tahun tapi dengan hubungannya yang sekarang.. ia tidak menjamin kalau dirinya sanggup menahan diri. Bahkan Rinto pria yang anti dengan pengaman.
"Itu sulit yah"
"Tolong Rinto, berikan Anye masa mudanya" Rama meninggalkan Rinto padahal hatinya sendiri juga dilema. Rama hanya tidak tega saja pada putrinya.
...
Rinto masuk kedalam kamarnya. Anye segera duduk dan menarik selimutnya.
"Ada apa? Tidurlah sepuasmu. Abang tidur di sofa" ucapnya santai seperti biasa seolah tidak terjadi sesuatu.
"Abang nggak tidur disini?" tanya Anye dengan ragu. Ia berdiri di samping ranjang Rinto.
"Tidurlah..!!" Rinto masih bernada dingin. Ia berjalan berniat meninggalkan Anye.
"Abang nggak berani dekat sama Anye??" tanyanya menantang tapi dengan nada sedih.
Rinto kembali ke hadapan Anye. "Kenapa harus nggak berani? Abang nggak mau seperti tadi siang. Kamu PHP"
Anye menunduk penuh penyesalan.
"Besok Abang antar kamu ke kampus. Daftarlah menjadi mahasiswi sebelum Minggu depan kita resepsi pernikahan"
"Boleh Bang??" tanya Anye menatap mata Rinto.
"Boleh.." jawab Rinto mengijinkan.
Anyelir langsung memeluk Rinto. Hati Rinto sangat sakit mengingat perkataan ayah Rama.
"Sebisa mungkin.. Abang akan menahan diri. Abang tidak akan menyentuhmu agar pikiranmu tidak terpecah memikirkan masalah suami istri saat menjadi mahasiswi nanti. Jadilah dirimu sendiri asal tau batasan"
"Abang yakin?? Kita khan tinggal bersama" tanya Anye.
"Kuncinya ada di kamu. Kamu tidak memancing Abang.. Abang pasti akan tenang. Tapi.. jika suatu saat semua itu terjadi. Abang mohon jangan menyalahkan Abang. Harus dewasa dalam menyikapi karena kita adalah suami istri. Anggap saja kita pacaran dalam tanda kutip" jawab Rinto dengan tenang. Ia mendudukkan Anye di kursi meja rias dan membantu istrinya melepas sanggul.
Paras wajah ayu sang istri sangat menggoda. Satu persatu pernak pernik di rambut ia lepaskan. Rinto menyisir rambut Anye hingga terurai.. ada rasa sedih karena harus melewatkan riasan yang mungkin tidak akan pernah ia nikmati lagi.
Anyelir seolah bisa menangkap usaha keras suaminya untuk menjaganya. Anye menoleh dan mengecup bibir Rinto..
"Untuk bekal tidur Abang. Mauu??" tanya Anye.
Rinto membalas dengan kecupan hangat dan dalam. Kali ini Anyelir tidak melawan, hanya tubuhnya saja yang terasa sangat tegang. Rinto mengangkat tubuh Anye dan merebahkan di ranjang.
"Abang capek. Mau tidur" ucapnya pada Anyelir.
Anye mengangguk pelan. "Iya Bang".
Rinto pun keluar dari kamar. Nafasnya memburu tak karuan. Rasa hatinya uring uringan tak jelas. Pikirannya terasa buntu.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 309 Episodes
Comments
Nurmila Karyadi
sedih bingiiittt...kerreenn rinto dan rama.
2022-06-26
0
Nurmila Karyadi
sedih bingiiittt...kerreenn rinto dan rama.
2022-06-26
0
Nurmila Karyadi
sedih bingiiittt...kerreenn rinto dan rama.
2022-06-26
0