"Anyelir anak yang baik, hanya saja sejak SMA pergaulannya suka aneh-aneh" keluh Ayah Rama pada Rinto.
"Apa waktu SMP dia tidak begini?" tanya Rinto tiba-tiba ingin tahu lebih banyak tentang Anyelir.
"Nggak.. karena dari Kelompok bermain sampai SMP selalu di dalam lingkup asrama dan SMA ini Anyelir baru saya lepas" jawab Rama.
"Hmm.. jadi kaget dengan lingkungan baru ya..!!" ucap Rinto menarik kesimpulan.
"Yaaa.. bisa di bilang begitu. Kalau Seruni memang di beri kebebasan dari Papanya untuk memilih. Kalau saya terus terang tidak berani. Banyak yang saya pikirkan untuk melepaskan anak gadis saya di luar sana"
Rinto tersenyum mendengar penuturan Rama. Setiap orang tua tentu punya cara masing-masing untuk mendidik putri mereka.
"Saya paham Dan"
"Ayah.. Seruni pulang dulu ya" Seruni menengahi pembicaraan mereka dan pamit pulang.
Merasa hari juga sudah malam.. Rinto pun juga ikut pamit pulang.
"Ijin Komandan.. Sudah malam. Saya juga pamit pulang"
"Oohh.. Baiklah kalau begitu" jawab Rama.
"Mau Abang antar dek?" Rinto menawari seruni untuk pulang bersamanya.
Seruni menunduk tanpa banyak bicara.
"Iya Bang"
Anyelir hanya menatap tamunya sambil memakan cake pisang di bibir pintu ruang tamu dengan cuek.
"Duduk dek. Kamu ini" gerutu Ayah Rama melihat tingkah putrinya.
"Iya ayah. Maaf" jawab Anyelir sambil duduk.
***
Malam hari Rinto terbangun dari tidur ayamnya di dalam kamarnya sendirian. Setelah mengantar Seruni, ia terus mengingatnya tapi yang muncul dalam ingatannya malah si gadis bengal pembuat onar.
"Aahh siaall..Kenapa wajah si Beo itu yang berkeliaran di kepalaku" ucap jengkel Rinto.
"Kelamaan sendiri buat otak ku hanya berisi wanita saja" gumamnya jengkel.
Rinto bangkit untuk duduk.
"Lebih baik aku sholat saja daripada pikiranku amburadul"
...
Setelah sholat ia merasa sedikit lebih tenang.
"Abang kangen kamu Vi.. Abang sedih hidup sendirian tanpa kamu"
Setelah sholat, Rinto merasa sangat mengantuk. Rinto pun kembali tidur.
__
tok..tok..tok..
Rinto membuka pintu rumahnya. Ada Anyelir di depan rumahnya sedang menangis sesenggukan.
"Sama siapa kamu kesini?"
"Sendiri.."
Rinto melihat keadaan sekitar. Tengah malam gelap. Anyelir datang ke rumahnya.
"Cepat masuk..!! Nanti ada yang lihat" tangan Rinto menarik pelan lengan Anye.
Anyelir tetap menangis membuat Rinto sangat cemas.
"Ayo bilang..!! Kenapa nangis tengah malam? Siapa yang menyakitimu??"
Anye hanya menangis tak mengucap sepatah katapun. Entah kenapa melihat Anye menangis sesenggukan membuat Rinto tidak tega. Rinto memeluk Anye ke dalam pelukannya.
"Jangan nangis dek. Ada Abang disini" Rinto menghapus air mata Anye.
Rinto mengangkat dagu Anye lalu mengecup bibirnya, semakin lama.. semakin dalam hingga nafasnya mulai memburu.
____
"Astagfirullah hal adzim..!!" Rinto tersentak dari mimpinya. Nafasnya belum normal.
"Ya Allah Tuhan.. mimpi apa aku???" Rinto mengusap wajahnya.
"Astaga.. kenapa Anye ada di mimpiku??????" gumamnya dalam hati.
Terdengar bunyi adzan subuh. Ia segera bangkit dari tidurnya, menuju kamar mandi dan segera sholat.
***
Rinto selesai dengan kegiatan lapangan nya. Ia berjalan menuju gudang senjata. Dari jauh Anye berjalan kaki sambil cemberut. Wajah itu selalu mengganggu pikiran Rinto tapi hatinya terusik untuk bertanya mengapa gadis itu terlihat kesal.
"Nggak usah cemberut juga sudah kelihatan jeleknya" kata Rinto meledek Anye.
"Gara-gara om.. Aku putus sama Argan" jawab Anye kesal.
"Apa yang kamu harapkan dari pria begajulan macam Argan itu" tanya Rinto sambil berkacak pinggang di depan Anye.
"Dia ganteng, berotot dan di takuti satu sekolah" jawab Anyelir.
"Makan tuh otot. Piknikmu kurang jauh neng. Nggak mungkin Argan pilih perempuan pendek akal seperti kamu"
"Apaa???? Pendek akal???? Anye ini juara kelas. Nggak mungkin pendek akal" pekik Anye.
"Pantas ya om masih membujang, siapa yang mau dengan pria galak dan kasar seperti om"
Rinto langsung terdiam mendengar ucapan Anye. Anye memang tidak pernah tau kalau Rinto sudah pernah menikah.
"Menikah itu ada di tangan Tuhan, bukan di tanganmu."
"Memang bukan. Setidaknya om bukan jodohku"
"Jangan sampai kamu menjilat ludahmu sendiri. Bagaimana kalau kamu adalah jodoh saya" tanya Rinto.
"Aku nggak mauuuu" jawab Anyelir dengan tegas. Ia melompat dan menendang Rinto tepat di tengah.
"Astagfirullah...!!!!!!!!!!! Cewek gilaaaa" Rinto duduk berguling guling menahan sakit.
Sebenarnya Anye sungguh tak sengaja. Ia hanya menendang tanpa ingin mengarahkan kaki ke tengah. Melihat Rinto kesakitan, Anye malah kabur lari tunggang langgang menghilangkan jejak.
"Kenapa pot????" tanya Hengky melihat Rinto terkapar jalan.
"Awas kamu ya. Dasar sial..siaal.. sialaaaan" pekiknya geram.
"Haduuuhh... nyeri"
"Siapa????? Kamu kenapa pot?????????" tanya Hengky kebingungan.
#
"Abaaaanngg..!!!!" Anye senang sekali melihat Ezhar sudah pulang ke rumah.
"Apa kabar cantik?" tanya Ezhar.
"Masih tetap sexy bang..!!" jawab Anye dengan gaya genitnya.
"Husstt.. nggak baik" Bang Ezhar sedikit menyentil bibir Anye yang urakan.
"Hahaha.. Abang galau ya belum punya pacar???" tanya Anye.
"Kalau belum, terus mau apa? Kamu mau Carikan??" jawab Ezhar.
"Teman sekolah Anye cantik-cantik lho Bang..!!"
"Oya..???? Abang ingin yang sudah lulus sekolah dan nggak berniat dengan yang sepemikiran denganmu" kata Ezhar.
"Memang kenapa???" tanya Anye.
"Pendek akal. Hahahaha..." seketika tawa Anye hilang, mata Anye melotot tajam dan jengkel mendengar kata 'pendek akal'. Kata itu sama persis seperti kata si pahit lidah yang asal bicara.
Anye melepas karet rambutnya lalu menjepret bibir Abangnya.
"Aaww.. sakit dek. Memangnya kenapa???" tanya Ezhar tidak paham.
"Jangan mengikuti jejak si pahit lidah kalau nggak mau Anye musuhin" jawab Anye.
"Siapa si pahit lidah??" Rama menyahut saat baru pulang kerja.
"Itu... Om Rinto" jawab Anye.
"Haahh..??? Om????????" tanya Ezhar.
"Rinto?????? Lagi????" Rama tak sanggup menahan tawanya hingga terbahak bersama Ezhar disana.
***
Rinto berjalan pelan dan tidak nyaman di masjid asrama. Tepat saat itu Anye sedang berjalan menuju minimarket.
"Jalanmu kenapa begitu Rin? Sakit?? Mau di antar pulang nggak?" tanya Brian karena ia hari ini membawa motor.
"Habis di sepak kambing liar di belakang lapangan" jawab Rinto dengan keras sambil melirik Anye.
Brian ikut melirik mengikuti arah mata Rinto.
"Oohh.. kambing laki apa perempuan??" tanya Brian dengan sengaja.
"Perempuan.. Rewel pula" jawab Rinto asal.
"Lihat aja.. apa yang dia rusak.. bakalan dia cari" ucapnya tanpa sadar.
"Eehh.. itu mulut..!!" Brian menyentil bibir Rinto agar tidak terlalu banyak bicara.
"Seumur-umur gue dewasa, cuma ada dua perempuan yang berani nyenggol jimat gue. Pertama Vilia, yang kedua ya dia itu.. Anak komandan kita"
"Waahh enak donk.." tanya Brian berbinar.
"Enak pala lu, dia pecahin barang kebanggaan gue bro...." gerutu Rinto berapi-api saking jengkelnya.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 309 Episodes
Comments
Nina Maryanie
apa ada yang pecah
2025-02-28
0
Mira Lusia
apa kabarnya tiga aerangkai mantan pengasuh anak bang rama ya
2024-06-12
0
Risma Riskita
🤣🤣🤣🤣🤣🤣barang apa si bang yang di pecahin anye
2023-11-05
0