Anye membeli kecap manis ke minimarket karena mamanya memintanya membeli kecap ke minimarket Markas.
"Anye beli apa?" tanya seorang yang sedang mengantri di belakang Anye.
"Oohh.. Om Hengky. Beli kecap nih" jawab Anye.
"Boleh saya antar pulang?" tanya Hengky pada Anye.
"Iya om. Boleh" jawab Anyelir.
"Yeess.." jawab Hengky girang.
Anyelir nampak tersipu malu. Ia langsung bisa sedikit melupakan kegundahan hatinya karena baru putus dari Argan.
...
"Anye mau masak apa beli kecap?" tanya Om Hengky lembut.
"Mau masak nasi goreng" jawab Anye lembut.
"Oohh.. Kalau Seruni suka makan apa? Oiyaa kalau kulihat wajah kalian beda sekali ya. Kalau Seruni keibuan.. kamu lembut"
Untuk kesekian kalinya Anye merasa tersipu dengan sikap dan kata seorang pria padanya.
"Seruni suka sekali makan donat dan ayam rica" ucap Anye juga lembut bahkan hampir tidak mirip Anye sama sekali.
...
"Terima kasih om"
"Sama-sama cantik..!!" jawab Hengky tanpa sadar membuat hati Anye berbunga.
Anyelir masuk ke dalam rumah masih dengan raut wajah bahagia setelah bertemu om Hengky. Lelaki dewasa yang mampu menarik hatinya.
"Mana kecapnya sayang?" tanya Mama Dinda.
"Kenapa kamu senyum begitu"
"Anye tadi di antar Om Hengky ma. Orangnya lembut lho sama Anye..Nggak seperti di pahit lidah" kata Anye bersungut-sungut setiap mengingat Rinto.
"Eehh.. nggak boleh gitu dek. Setiap orang punya karakter dan ketegasan masing-masing. Sama seperti ayah, ayah juga terlihat santai.. tapi ayah sangat tegas dan disiplin" kata Mama Dinda menasehati.
"Iya ma. Anye ngerti" jawab Anye.
Rama menguping di balik pintu tengah. Ia cemas putrinya akan punya perasaan pada sosok seorang tentara. Dalam hati ayah Rama..ia ingin putrinya tidak menjalin hubungan dengan seorang tentara. Karena tidak semua mampu menerima tugas dan tanggung jawab sebagai istri seorang tentara.
"Ya Allah.. tolong..! Kalau bisa jangan dekatkan anak ku dengan tentara. Aku takut putri kecilku tidak sanggup menghadapi segala resiko menjadi istri seorang tentara" gumam Rama tak tega.
"Ayah sudah lapar?" suara Anye mengagetkan Rama yang masih sibuk dengan pikirannya.
"Jangan teriak kenapa sih ndhuk..!! Jadi perempuan itu yang lembut" kata Ayah Rama menasihati.
"Ayah belum lapar. Cuma ngintip mama aja"
"Cieeeeeee... Ayah mau godain mama ya..!!"
Dari arah belakang, sebuah jitakan melayang ke ubun-ubun Anye. Abang Ezhar menjitak putri kesayangan ayah Rama.
"Yang begini ini bagusnya di lipat yah"
"Duuhh.. Abaaaanngg.. sakit tauuu..!!" pekik Anye.
"Manjaaaaa.." ledek Ezhar.
...
"Bang.. besok jalan-jalan yuk. Anye mau panasin Argan. Mantan pacar Anye" pinta Anye pada Ezhar setelah makan malam.
"Besok weekend dek. Abang mau ketemu Annisa cewek Abang. Mau Abang kenalkan ke Ayah sama Mama" kata Ezhar.
Anye diam sejenak. Hatinya cukup sedih karena belum bisa membalas rasa kesalnya pada Argan.
"Nanti balaslah kalau Abangmu selesai pendidikan. Setidaknya ada wibawa Abangmu untuk melindungimu" kata Abang Ezhar.
"Bukankah Abang juga....."
"Huusstt.. Abang beda jalur" Ezhar memeluk memanjakan adiknya agar tidak sembarang bicara tentang apapun yang di kerjakan Ezhar. Pria berambut gondrong itu sangat menyayangi adiknya.
tok..tok..tok..
"Selamat malam..!!" Rinto datang ke rumah Rama berwajah datar. Matanya terus memperhatikan wajah Anye dengan tatapan kesal ingin menerkam.
"Ayo pindah ke kamar.." Anye tak kalah kesal melihat ekspresi Rinto. Tapi ia lebih salah tingkah karena ia membuat Rinto mati gaya karena tendangannya.
"Siapa dek?" tanya Rama yang samar mendengar ada tamu datang.
"Sepertinya anggota ayah" jawab Ezhar sambil mengikuti langkah Anye yang menarik tangannya.
...
"Sakit perut?" tanya Rama saat melihat Rinto tidak nyaman dengan posisi duduknya, tapi raut wajahnya meninggalkan ekspresi tegang dan kesal.
"Ijin.. tidak Komandan.."
"Kenapa bisa lupa memberikan berkas ini. Besok sudah harus di kirim ke pusat" kata Rama.
"Siap salah..!!" Rinto tidak akan mengadu kalau siang tadi terjadi tragedi yang sangat memalukan dalam hidupnya karena ulah Anye.. putri Komandan yang kini berada di hadapannya.
"Sudah.." Rama menyerahkan berkas yang baru saja di tanda tanganinya.
"Siap.. Terima kasih"
"Ijin bertanya Komandan..!!"
"Apa??" Rama mengerutkan dahi tak paham raut wajah Rinto sejak tadi.
"Mohon maaf.. Jika Komandan membatasi ruang gerak dek Anye di luar, apa itu berarti Komandan membebaskan siapa saja masuk ke dalam rumah karena dek Anye bisa terpantau??"
Rama mencerna perkataan Rinto. Sebagai seorang pria tentu ia bisa sedikit menangkap gelagat aneh dalam diri Rinto.
"Kalau putri saya nyaman dengan seseorang spesialnya. Kenapa tidak?"
Mendengar itu wajah Rinto semakin datar saja.
"Siap.. saya mengerti"
***
Rinto tidak bisa tidur, malam ini pikirannya melayang memikirkan sosok yang tidak ingin di pikirkannya.
"Aarrhh.. bodo amat. Mau dia bawa laki-laki atau jadi simpanan Om-om sekalipun.. Aku nggak peduli. Dasar cewek sial" umpatnya kesal. Rinto sendiri tidak mengerti mengapa ia bisa sekesal ini pada Anyelir, terutama pria gondrong yang memeluk Anye tadi.
"Masa iya Pak Rama membiarkan pria gondrong itu merusak putrinya?? Aahh.. nggak tau lah. Pusing"
"Lebih baik aku memandang wajah cantik Seruni" gumamnya sambil membuka galeri ponselnya. Ia pernah secara diam-diam mengambil foto Seruni.
Bibirnya tersenyum memeluk gulingnya.
Ya Allah Ya Rabb.. masih pantaskah hamba mencintai seorang wanita sekali lagi? Maafkan hamba yang masih mencintai perhiasan duniaMu. Tunjukan jika hamba masih pantas mengimami salah satu perhiasan indah itu.
Ada tetes air mata bergulir saat rasa rindu yang kadang naik ke permukaan menyiksa dirinya seperti ini.
"Astagfirullah hal adzim" ucapnya beristighfar, matanya terpejam menepis segala perasaan sampai matanya terasa berat.
____
Rinto berjalan di belakang lapangan di Batalyon. Tak lama ada suara tangis yang sepertinya ia sangat hapal dengan suara pemiliknya.
Rinto melihat kaki Anyelir tersangkut akar berduri, kakinya berdarah. Tangis itu begitu pilu dan sedih. Tanpa ia sadar hatinya ikut sedih, ia melepas akar berduri itu.
"Sakit.." ucap Anyelir.
"Iya, sabar ya.." Rinto mengusap kaki itu lalu meniupnya. Kemudian tangannya menghapus air mata Anye.
"Jangan nangis. Hati Abang sakit. Ikut Abang ya dek" ucap Rinto sambil memeluk Anye.
____
"Anyeee.." Rinto berjingkat dari tidurnya.
"Astagfirullah.." Rinto memercing merasakan dadanya yang bergemuruh.
"Ya Allah.. Aku mengincar Seruni. Tapi kenapa wajah Anye yang muncul??" Rinto mengusap wajahnya.
"Bocah bau kencur itu meracuni pikiranku"
***
Sudah Satu bulan sejak kejadian itu. Rinto menjauhi Anye jika gadis itu melewati sekitar Batalyon menuju asrama. Dan sudah kejadian itu, perlahan Rinto mendekati Seruni.
Saat Rinto sedang membereskan sisa pekerjaannya mengecat paving trotoar Batalyon, Rinto melihat Hengky membonceng Seruni keluar dari Batalyon.
Seruni keluar dengan Hengky?? Kemana mereka pergi?? Bukannya tadi Seruni bilang ada kuliah?.
Rinto meletakan kuas cat nya. Ia berlari ke parkiran yang tidak jauh dari tempatnya untuk mengikuti Seruni.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 309 Episodes
Comments
diajeng3476
Keinginan ayah Rama sama persis dg harapan almarhum Bapak, beliau pensiunan Marinir tapi melarang kami ketiga putrinya utk menjadi tentara atau isteri tentara.
2022-01-22
0
Aden Boy
Bang rinto cemburu yaa😁
2021-11-13
0
octa rezky
pak rinto jd sambel bawang dong 😁😁😁
2021-05-06
0