Vendra menemani lily dan mengompresnya dengan telaten.
Ia menatap wajah wanita yang sedang terlihat tidur di depannya, walaupun terlihat sangat pucat, tapi entah kenapa Vendra tidak mengalihkan pandangannya.
" Apa-apa an... kenapa aku bisa menatapnya selama ini.. apa dia sudah mendingan...? "
Vendra dengan suara pelan membangunkan lily untuk memakan bubur yang sudah di buatkan oleh bi Susi.
" Lily.... bangun.... "
Vendra masih tidak melihat respon di tubuh lily.
" Apa sebaiknya nanti saja, tunggu sampai dia siuman...?
tapi nanti buburnya dingin, apa enak? "
ia kembali membuka laptopnya, banyak sekali pekerjaan yang harus ia urus sembari menunggu lily siuman.
Sesekali sepasang matanya tak dapat di bohongi kalau ia mencemaskan lily.
" Emmm... "
Terdengar suara kecil dan lirih, ia langsung melihat ke arah lily yang sudah berusaha untuk bangun.
" Tuan... "
" Apa kau sudah baik-baik saja..? apa kau merasa pusing...? "
" Tidak, aku baik-baik saja... "
" Kau mencoba berbohong dihadapanku...?
" Bukan begitu, aku memang sudah sedikit lebih baik... "
" Kenapa kau tidak bilang, bibi biar memberikanmu obat... "
" Maaf.... "
" Kau belum makan kan..?
makanlah... setelah itu minum obatnya... "
" Terima kasih.... "
" Hm..... "
Vendra kembali fokus dengan laptop dan pekerjaannya, sementara di ranjang lily memakan satu piring bubur yang sudah di sediakan untuk nya.
" Terima kasih... "
" Hm..... "
Vendra langsung menutup laptop dan berdiri untuk beranjak keluar, namun sebelum sampai pintu ia menoleh ke arah lily.
" Jangan turun, jangan lakukan apapun... istirahtlah... "
" Tapi tuan... aku... "
" Dengarkan saja perintah ku... istirahatlah... "
" Baiklah.... tapi aku akan memasakkan... "
" Tidak usah...!!!!
aku punya banyak pembantu dirumah ini, jadi jangan coba-coba memaksaku, kau hannya perlu menuruti semua perkataanku... "
" Baiklah.... "
" Ingat...! aku membelimu mahal, jadi jaga kesehatanmu.... "
Lily tersenyum memandang ke arah Vendra yang sudah berlalu diiringi pintu yang tertutup.
" Apa yang aku katakan...!
bukankah dia marah padaku kemarin, harusnya aku bisa mengontrol lidahku.... "
🍃🍃
" Terima kasih tuan Vendra, aku tau kau orang yang baik... hannya saja kau pandai menyembunyikan segalanya dari dunia ini.
Tak apa jika kau terus berkata kasar padaku seperti barusan, aku memang gadis yang sudah kau beli... dan bagimu aku wanita murahan sama seperti pelacuran di tempat kerja tante Weni.
Tante Weni... bagaimana kabarnya dengan sekarang...? semoga Tuhan memberikan kebahagiaan untuk wanita sepertimu.
Aku ikhlas jika kau harus memperlakukanku seperti ini tuan Vendra, kau berhak untuk " Budak mu.. " "
Seharian Vendra berada di kamar, ia mengurus banyak pekerjaaan.
Sementara lily sudah turun ke bawah untuk melakukan sesuatu, walaupun Vendra sudah melarangnya tapi lily tetap saja keluar dari kamar.
" Nak... kau sudah mendingan? "
" Sudah bi.... "
" Kenapa tidak bilang kalau kau tidak enak badan? "
" Bi.. aku sudah biasa, aku fikir aku akan tidur setidaknya tubuhku akan lebih baik... "
" Yasudah.. apa kau perlu sesuatu...? "
" Tidak bi, aku hannya bosan di kamar.... "
" Bukankah tuan menyuruhmu di kamar...? "
" Iya, tapi aku bosan bi.... "
" Tapi kalau tuan marah gimana...? "
" Bukankah memang dia selalu marah padaku? tak apa bi.. tenanglah... "
" Kau sudah makan nak? "
" Sudah kok... bi, apa disini ada ATM, aku mau mengambil uang untuk membeli sesuatu.... "
" Ada nak.. tapi disini ramai, dan sekitar 10 menit baru sampai, kalau kau mau aku akan memanggil supir... "
" Bi... itu tidak perlu..... Terima kasih... "
" Tapi kau jangan keluar nak, nanti bagaimana kalau Vendra mencarimu.... "
" Tenanglah bi... dia tidak akan mencari ku... "
" Yasudah, bibi mau masak dulu untuk makan malam, ini sudah jam 5 sore... "
" Baiklah.... "
Lily langsung kembali ke atas, ia mengambil tas kecil dan dompetnya.
" Aku akan keluar sebentar lewat pintu belakang, lagian cuma sebentar... dia pasti tidak akan mencari ku.
Aku akan kunci kamar, setidaknya aku tidak bosan di kamar terus... "
Ia langsung beranjak turun dengan cara meng endap-endap... bagaimanapun caranya ia harus keluar untuk membeli sesuatu.
" Sulit sekali keluar dari rumah sebesar ini, apa tidak ada kerjaan lain selain menunggu di pintu sana... "
Lily berusaha memutar otak untuk membuat penjaga pintu belakang pergi.
" Aaaa.... aku tahu.... aku pura-pura saja kalau tuannya memanggilnya... "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
lina
lanjut bunda slm dr Cinta Tak Terpisahkan
2021-11-22
1
triana 13
semangat kak 😉
mampir ya ke karya terbaru aku Hati Seorang Wanita
2021-05-12
2
Neti Jalia
datang bawa like lagi kk
*hujan dibalik punggung
*suamiku ceo ganas
2021-04-25
2