Minggu
Seperti biasanya Vendra memang selalu dirumah setiap kali hari minggu, ia juga memantau semua usahanya dari rumah dan hannya akan keluar jika rapat mengenai pekerjaannya.
" Bi.... biar aku yang masak ya "
" Baiklah... Hati-hati ya... "
" Siap.... bi ngomong-ngomong ada berapa pelayanan dirumah besar ini? "
" Ada 10 orang non.... "
" Itu belum termasuk penjaga ya...? "
" Ya... kau benar... ada apa emangnya...? "
tanya bi susi.
" Oh... tidak, aku hannya ingin bertanya saja.. banyak juga ya "
" Iya... tuan Vendra tidak suka kalau semua pekerjaan rumah tidak tepat waktu dan harus bersih, jadi mungkin itu alasannya memperkerjakan banyak orang "
" Owh.. iya.. benar juga si bi, rumahnya aja gede banget... "
" Non... kalau boleh tahu apa kau punya saudara? "
" Bi.. bisakah kau memanggilku seperti waktu itu "
" Baiklah nak.... "
tersenyum.
" Aku tidak punya siapa-siapa bi, hannya bibiku... tapi sayangnya dia juga bukan bibiku asli, kita gak ada ikatan keluarga ataupun darah... ntah aku ini anak siapa... "
" Kau hebat nak, kau gadis yang kuat... kau juga tegar, kau seperti damai dengan keadaanmu.
Tapi itu lebih baik daripada kau harus mengingat sesuatu yang tidak penting bukan...? "
" Iya... bibi benar... sekarang hidupku sudah berbeda, aku disini.. ntah sebagai apa aku tidak tahu, yang aku tahu aku adalah budaknya yang sudah ia beli bi.
Tapi aku tidak berfikir buruk tentangnya setelah kejadian tempo hari.
Dia baik, walau kadang omongannya kasar "
" Kau sudah bisa memahaminya nak... itu bagus... "
" Apa dia orang tuanya sesibuk itu bi? "
" Kau benar... tuan bahkan pernah 4 tahun disini dan orang tuanya tanpa menjenguknya kemari... "
" Apa...? 4 tahun....? bagaimana bisa ada orang tua seperti itu...? "
" Sebenarnya tuan menyembunyikan kesedihannya dibalik sikapnya nak... masih banyak kesedihan yang belum kau ketahui "
" Bi Susi sudah bekerja berapa lama disini...? "
" Lama nak... sudah hampir 30 tahun, sejak nak vendra masih kecil berumur 2 tahun kalau gak salah "
" Lama juga ya bi.... "
" Iya.... eh apa masakannya sudah selesai...? "
" Sudah... biar aku bawa ke meja makan ya bi... bibi diam aja, bibi capek pasti seharian bekerja ... "
" Terserah kau saja nak... "
Lily menghidangkan makan siang di atas meja, walaupun hannya ada Vendra saja, tapi setelah lily datang ia tidak pernah menyuruh lily makan di meja lain ataupun bersama pelayan dirumah.
Kadang lily merasa tidak enak hingga ia terpaksa berbohong untuk menunda laparnya agar tidak satu meja dengannya.
Terlihat dari tangga Vendra sudah turun dan pasti akan segera ke meja makan untuk makan siang.
Tanpa sengaja lily menumpahkan sedikit hidangannya ke lantai, bi susi juga sudah pergi ke belakang untuk menyiapkan makan siang bersama para pelayan lainnya.
" Selamat makan tuan, bibi akan kebelakang dulu "
" Terima kasih bi.. "
" Sama-sama... "
.
.
.
" Akan aku ambilkan nasi... "
" Hm
.. "
" Tuan mau apa...? "
" Semuanya... "
" Semua..? "
" Ya.... apa kau fikir perutku tidak muat..? nasinya sedikit saja..! "
" Oh.. baiklah "
" Silahkan... "
menyodorkan piring.
" Buatkan aku jus wortel... "
" Baiklah.. tunggu sebentar... "
Lily kembali Ke dapur untuk membuatkan Vendra jus, ia mengupas beberapa wortel dan langsung memasukkannya kedalam blender.
Tak butuh waktu lama akhirnya jus yang diminta Vendra sudah jadi, dengan segera lily mengantar minumannya padanya.
prRrrrannnNnnang.....
Bug...
Terdengar suara gemuruh dan gelas yang pecah.
Lily terpeleset karena menginjak tumpahan makanan yang berminyak hingga menyebabkan ia terpeleset dan jatuh.
Vendra yang mendengar langsung menaruh sendok dan garpunya di atas piring, ia dengan cepat bergegas menuju sumber suara.
Saat dia sudah sampai di belokan dapur, ia melihat lily sudah duduk dengan menahan sakit.
" Apa yang kau lakukan...!! "
" Maaf tuan... "
" Non... ya ampun... bagaimana bisa seperti ini..."
Sahut pembantu yang langsung menghampiri nya.
" Tidak... aku hannya terpeleset... maaf tuan, maaf jus nya "
" Berhenti bicara...!!!!! apa kau tidak bisa hati-hati...!! "
Vendra langsung menggendong lily hingga membuat beberapa pembantu melongo, tidak biasanya mereka melihat tuannya se khawatir ini, apalagi sampai menggendong seorang wanita.
" Kau taruh dimana matamu hah...!!! "
" Tuan.. aku bisa jalan sendiri... "
" Kau bisa jalan sendiri? yasudah jalan saja sendiri "
Vendra menurunkan lily.
Terlihat lily dengan susah patah berdiri dan menahan sakitnya, terlihat darah menetes di lantai.
Kedua mata Vendra langsung mencari tahu dari mana darah itu berasal.
" Dia...!!! apa dia tidak sakit, dasar gadis keras kepala... sok kuat...!! "
Ia kembali menghampiri lily dan menggendongnya menuju lantai 2, lengan kekar terlihat sangat sexy dan menambah ketampanannya, para pelayan malah merasa terpesona dengan otot lengan tuannya yang terlihat sangat jelas.
" Tuan... "
" Tutup mulutmu atau aku lepaskan dan kau akan menggelinding seperti bola di tangga ini "
" Tapi... "
" Jangan banyak bicara aku bilang...!!! "
Lily merasa sangat malu, ia juga merasa gugup.
Ia masih tidak percaya Vendra menggendongnya menaiki tangga dengan santainya sementara hatinya sudah hampir copot melihat paras laki-laki yang menggendongnya.
" Ya Tuhan... jantungku...
.
.
Kenapa dia harus menggendong ku, apa dia tidak tahu kalau aku malu... apalagi aku bisa melihat wajahnya sedekat ini.
Terimakasih tuan... terimakasih kau selalu menolongku, walaupun kau juga membentakku... "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
Yeyet Agus
thor.. tlng tampilkan wajah si tuan yg pk brewok dong..sangar dikit napa...
2022-09-16
0
triana 13
like
2021-05-12
2