Keadaan Lily sekarang sungguh berbeda, ia terlihat sedih dan merasa sedikit menyesal dengan sikapnya pada Vendra yang sudah membantunya, ia menganggap kalau laki-laki itu membelinya dan memandang rendah Lily.
Satu hati Vendra tidak keluar kamar, bahkan ia melupakan makan siangnya dan makan malamnya.
Terlihat jam 7 malam ia pergi keluar dengan tampilan yang sangat cool, Lily yang mengintip dari balik pintu bertanya-tanya kemana Vendra pergi.
" Dia mau pergi kemana...apa perutnya itu tidak lapar...? dia bahkan tidak makan siang dan makan malam.
Apa dia marah padaku...? tapi aku tidak tahu soal itu...."
Lily turun kebawah karena hatinya merasa bingung.
Sesampainya di ruang tengah ia hannya duduk dan mengambil satu gelas air putih.
" Non..apa mau saya bikinin sesuatu "
" Oh...tidak usah..dimana bi Susi..? "
" Dia ada di taman non, saya permisi...."
" oh baiklah...silahkan..."
" Bi...tunggu sebentar...dimana tamannya..? "
" Mari saya antar "
Lily mengikuti kemana pembantu itu menuju ke taman belakang, disana terlihat bi Susi sedang duduk sambil membawa lap yang digunakan untuk membersihkan bangku taman.
" Non....ada apa...? "
" Bi..terima kasih..."
" Sama-sama..."
" Bi...aku hannya kesepian.."
" Ada apa...? kenapa kau terlihat seperti itu ? "
" Bi...tuan Vendra belum makan seharian..."
" Iya..bibi tahu..."
" Bi...apa dia marah padaku...?
kenapa dia sampai tidak makan..bagaimana kalau dia jatuh sakit...? "
" Tuan Vendra mungkin punya camilan di lemari pendinginnya..."
" Di dalam kamarnya ada makanan...? "
" Biasanya gitu, tapi tak apa...meskipun dia kasar dan terlihat menakutkan seperti kemarin, tapi sebenarnya dia baik nak...."
" Bi...aku merasa bersalah dengan semua ini, dia tidak makan gara-gara aku....dan dia tadi pergi bi..."
" Iya bibi tahu...mungkin dia akan pulang larut malam..."
" Bi...apa dia memang hoby pergi ke tempat" seperti itu...? "
" Iya ....yang bibi tahu dia itu kesepian...ibu dan ayahnya tidak pernah ikut ke Indonesia setiap kali nak Vendra pulang kesini "
" Dia masih punya orang tua...? "
" Masih...dia orang ya g baik kok nak...apa kamu belum mengantuk...? "
" Belum...bibi belum ngantuk...? "
" Belum....tidurlah...udara malam tidak baik nak Lily..."
" Bi..apa sebaiknya aku meminta maaf padanya..? "
" Tak apa nak...kau jangan fikirkan itu, dia pasti tahu kalau kau juga menyesali perkataanmu tadi pagi "
" Bi...tapi perkataanku terlalu kasar padanya..."
" Yang terpenting sekarang kau sudah tahu segalanya, dia merawatmu dan membawamu dengan sopan malam itu..."
" Dia yang membawaku sendiri...? "
" Iya...asistennya Septian yang biasanya mengurus segalanya tapi malam itu dia menyuruhku sendiri, dia menyuruh bibi menjagamu semalaman...."
" Maafkan aku tuan Vendra..."
" Sudah...lupakan semuanya...tidurlah..bibi juga akan masuk..."
Lily langsung kembali ke kamarnya...perlahan ia mulai terlelap setelah memikirkan banyak cara untuk meminta maaf pada Vendra.
Pukul 2 dini hari
Brakkk....
bug....
Terdengar suara berisik dari luar kamar Lily...ia langsung terbangun dan ketakutan.
" Apa itu...?
apa jangan-jangan ada maling...? "
Perlahan ia menyalakan lampu kamarnya menjadi terang benderang, ia membuka pintu dan mengintip ke arah luar.
" Tidak ada siapapun, apa aku turun saja untuk mengeceknya...?
Tapi bagaimana kalau itu maling dan bawa senjata tajam...?
Dibawah juga gelap..lampunya sudah mati...hannya nyala lampu kuning sungguh menyeramkan..."
Lily memberanikan dirinya dan kini ia keluar..suasana sunyi dan lampu yang redup menambah suasana serah di rumah itu.
Bug....
Suara itu terdengar lagi, Lily merasa takut tapi ia juga penasaran dengan suara itu.
" Seperti ada suara orang jatuh....tapi siapa...? "
Perlahan ia menuruni tangga hingga sampai di ruang tengah.
Ia masih belum menemukan apa-apa, kedua mata Lily masih terus mencari apa yang ingin ia ketahui dan darimana sumber suara itu.
Saat hendak menuju sofa...tiba-tiba kakinya terasa sedang ada yang memegang kakinya.
Sontak membuat Lily terkejut dan hampir berteriak.
Lily yang tidak tahu karena gelap menendang begitu saja.
" Ahhh....."
" Sepertinya aku tahu suara itu...."
Ia langsung membalikkan badannya dan menemukan Vendra sudah tersungkur di lantai, kepalanya mengenai bawah meja dan mengakibatkan berdarah.
" Tuan....!!
Ya tuhan..apa yang aku lakukan...aku menendangnya...apa dia terluka "
Terlihat Vendra membenarkan posisinya dan kini ia mencoba berdiri namun karena pengaruh alcohol ia jadi tidak bisa menyeimbangkan dirinya.
Dengan sigap Lily langsung meraih lengan dan menopang Vendra, bau khas itu keluar dari mulutnya...begitu pekat dan membuat Lily hampir muntah.
" Tuan..apa kau sudah hilang akal minum" sampai seperti ini "
" Kau...! kau belum tidur...? "
" Sudahlah...jangan banyak bicara...kau pegangan...aku akan membantumu ke kamar "
" Kau anak kecil tidurlah...apa kau fikir kamu itu cantik sampai berani membentakku tadi pagi hah...! "
" Tuan...ayo aku akan mengantarmu...maaf untuk perkataanku tadi pagi..."
❤️❤️❤️❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
triana 13
like
2021-05-12
2
Little Peony
Lanjut Thor 🌸
2021-04-18
2