Vendra mendudukkan lily di ranjang, ia berlari mengambil kotak P3K.
" Minumlah... "
" Tapi aku tidak harus... "
" Minum...!! keras kepala sekali kau "
" Maaf.... "
Lily langsung meminum satu gelas air putih.
Bi susi langsung menyusul mereka ke kamar.
" Bagaimana nak... apa ada yang sakit...? kenapa kau bisa terpeleset seperti tadi "
" Tidak apa bi, ntahlah... tiba-tiba saja aku terpeleset "
" Kau yang ceroboh, punya mata tapi tak kau gunakan...! "
" Nak Vendra... sudah... kasihan nak lily "
" Bibi keluarlah... biar aku yang mengurusnya, apa sudah di bersihkan pecahan gelasnya...? "
" Sudah nak... sudah dibersihkan langsung tadi... "
" Pel ulang seluruh rumah sampai tidak ada noda ataupun cairan yang tercecer di lantai "
" Baik.... "
.
.
.
" Tadi sudah di pel semua lantai... "
" Diam...!!! mana tanganmu "
" Untuk apa...? "
" Kemarikan...!!! "
Lily menyodorkan tangan kirinya yang terluka dan masih ada pecahan gelas yang tertinggal.
Sebenarnya ia tidak sadar kalau tangannya terluka, karena mungkin yang ia rasakan adalah kakinya .
" Tanganku... "
" Apa ini sakit...? "
menatap lily.
" Maaf tuan aku tidak tahu kalau tanganku terluka... "
" Masih ada pecahan gelas, apa tak sakit jika aku mencabutnya...? "
" Cabut saja.... "
" Kau yakin...? "
" Iya tuan... "
" Tutup matamu "
Lily langsung menutup kedua matanya, tanpa sengaja tangannya mencengkeram lengan Vendra dengan erat, jantungnya sudah berdetak tak beraturan.
" Arghhhhhhhhhh...... "
" Apa sakit...? aku akan memanggil kan dokter "
" Tidak usah tuan... sedikit waktu kau mencabutnya "
" lain kali perhatikan jalanmu, lantai juga... bagaimana kalau kau terpeleset di tangga, semua badanmu akan memar "
" Aku sudah... "
" Diam....! akan ku bersihkan lukamu... "
Lily memejamkan matanya berulang kali menahan rasa perih saat laki-laki yang ada di depannya membersihkan lukanya.
Dioles nya obat merah di telapak tangan lily, ia melakukannya dengan sangat lihai kemudian membalut nya dengan perban.
" Maaf.... Terima kasih "
" Sama-sama, apa kau sudah makan.. "
" Belum... tapi aku nanti akan makan, kau lanjutkan makan mu saja tuan "
" Kau mengusir ku...? "
" Bukan begitu.... "
" Benar-benar ini orang kenapa sensi banget sama aku, aku menyuruhnya makan karena aku tahu tadi dia meninggalkan makan siangnya... kenapa dia menurutku seperti itu.
Apa yang aku katakan selalu salah.. lebih baik aku diam saja... "
Lily melihat Vendra meninggalkan dirinya begitu saja tanpa bicara apapun.
" Huft.....
ya ampun... dia benar-benar aneh, apa yang aku bicarakan selalu saja salah dan keliru.
Kenapa juga aku mengusirnya, ini kan rumahnya ya Tuhan.... kenapa ada orang seperti dia di dunia ini... "
Lily memegang tangannya, ia melihat perban yang melingkar di telapak tangannya benar-benar sangat rapi.
" Apa dia sekolah jurusan dokter, rapi sekali... "
Lily berusaha untuk berdiri, dengan santainya ia mencoba melangkahkan kakinya untuk pergi ke kamar mandi.
Bug....
" Awh........ sakit sekali... "
Ia terjatuh karena rasa sakit di kakinya saat melangkah.
" Hey...!!! kau mau apa bodoh...!!! "
Lily terkejut melihat Vendra kembali datang ke kamarnya dengan membawa 2 piring makanan.
" Aku.... aku mau... "
" Apa....?! "
" Aku ingin ke kamar mandi buang air kecil..! kenapa kau memarahiku terus hah...! "
Lily merasa kesal hingga membentak Vendra.
Namun bukannya marah, Vendra malah membulatkan matanya menatap ke arah lily dengan santainya.
" Kakimu itu terkilir... apa kau butuh bantuan ku nona lily....? "
Lily hannya diam menahan rasa kesalnya.
" Bilang saja kau butuh bantuan ku.... ayo buat aku tolong.... "
" Tidak usah.... "
" Aku bilang ayo...!!! kau mau menahannya...? itu bisa menyebabkan sakit hingga kau tidak dapat lagi buang air kecil... "
" Kau menakutiku....? "
" Tidak.. hannya berkata saja "
" Ihh..... cepat tolong g aku... "
" Kau membentakku nona.. ? "
" Yasudah kalau kau tidak mau... aku bisa sendiri... "
Lily mencoba berdiri satu kali lagi, namun kakinya terasa amat sakit.
Vendra hannya tersenyum melihat tingkah lily yang berusaha keras untuk berdiri.
" Cukup.... biar aku bantu, dasar keras kepala "
ia langsung menggendong lily masuk kedalam kamar mandi.
" Lihat... ini yang aku tidak suka jika dia menolongku, seenaknya saja menggendong ku seperti ini, apa pikir dia itu kuat...!
Kalau saja dia.... "
Lily tidak melanjutkan omongannya karena ia mengingat kembali bagaimanapun Vendra sudah menolongnya walaupun dengan cara membelinya seperti wanita pela*ur .
" Cepat... aku akan menunggu dan membalikkan badan... "
" Terima kasih.... "
Setelah selesai dengan urusan buang air kecil, lily kembali duduk di ranjang.
Ia menyodorkan satu piring kepada lily untuk makan siangnya, sementara dirinya duduk di balkon untuk menikmati makanannya.
" Makan dan habiskan tanpa tersisa apapun...! "
" Kau mau aku memakan sendoknya juga? "
" Makan saja jika kau mampu "
Berlalu meninggalkan lily.
" Dasar...! "
💜💜💜💜💜
" Bi.... panggilkan tukang urut "
" Baiklah... untuk nona lily? "
" Iya.. suruh saja ke atas jika sudah datang.. "
" Baiklah... "
.
.
" Bibi tahu nak, hatimu sangat besar dan mulia... hannya saja kau memang berperilaku sedikit kasar pada siapapun "
Vendra kembali ke kamar lily, ia melihat lily hannya terdiam menatap ke arah balkon, sesekali ia memijat kakinya yang terasa sangat linu dan sakit.
" Akan ku panggilkan tukang urut untuk memijat kakimu... "
" Untuk apa...? "
" Mematahkan kakimu...! untuk apa lagi kalau bukan membenarkan kakimu .... "
" Baiklah.... Terima kasih.. "
Hampir 20 menit Vendra menunggu dikamar lily dengan bermain ponsel.
Sesekali ia menatap gadis malang nanti imut itu dengan tatapan kepo.
" Permisi tuan... "
" Ya... masuklah dan lakukan pekerjaanmu "
" Siapa yang sakit tuan... "
" Dia... nona lily.... "
" Owh... apakah anda jatuh nona...? "
" Iya... aku terpeleset di dapur... "
" Tenanglah.. selepas ini akan baik-baik saja, kau akan bisa berjalan kembali "
" Iya ... Terima kasih.. bibi namanya siapa..? "
" Panggil saja mbog Sum... "
" Owh... baiklah mbog sum... pelan-pelan saja ya "
" Tentu.... "
Awal pemijatan masih biasa saja, lily masih ngobrol banyak hal pada wanita tuan sekitar 65 tahunan yang memijat kakinya.
Namun semakin lama pijatannya terasa semakin sakit hingga lily mencengkeram ranjang dan memejamkan matanya.
" Tahan ya non... "
" i... Iiya bi... "
Pijatan semakin kuat dan bertenaga, Vendra lalu melangkah ke arah lily melihat ekspresinya yang sudah tidak karuan.
" Bi... pelan saja... sakit sekali "
" Memang biasanya kalau memijat seperti ini nak, nanti pasti akan sembuh "
Vendra memang baru pertama kali memanggil tukang pijat urut kerumahnya, pasalnya kalau dia terkilir biasanya ia pijat sendiri.
" Awhhhhh........ bi sakit... "
" Bi pelan-pelan saja... "
" Baik tuan.. ini sudah pelan, cara pijatnya memang seperti ini, jadi tolong tahan ya nona lily... "
Karena memang pijat urut caranya seperti itu, tapi juga nanti akan sembuh.
lily berteriak sangat kencang hingga membuat Vendra merasa kasihan, ia hampir saja menangis merasakan sakit di kakinya.
" Bi.. cukup.. hentikan, kau bisa menyakitinya.....! "
" Tapi tuan, ini belum selesai... "
" Cukup.... ini upahnya dan pergilah... "
" Baiklah.. Terima kasih, saya permisi tuan, nona lily... "
" Iya bi... makasih... "
Vendra menatap lily dengan perasaan cemas, Perlahan ia melangkah dan duduk tepat di depan lily yang sudah menurunkan kakinya untuk mengecek setelah dipijat bi Sum.
" Tuan.. kau mau apa..? "
" Diamlah... "
" Tapi kau mau apa... aku mohon jangan seperti itu, duduklah di atas ranjang, aku akan menaruh kakiku kembali "
" Tidak usah... "
Vendra mengambil meja dan mengoleskan nya di telapak tangannya, dia gosokkan ke kaki mulia dan putih milik lily.
Perlahan, pelan ia memijat kaki lily.
" Apa masih sakit...? "
" Tidak... "
" Bicaralah yang jujur....! "
" Aku sudah berkata jujur tuan, ini tidak sakit, kau memijat nya dengan lembut... "
Vendra memang cukup ahli dalam segala hal, termasuk memijat kaki jika kakinya atau lengannya terkilir usai berantem dulu.
" Awh.... "
" Tahan... hannya sebentar... "
Dengan satu gerakan Vendra menarik dan memencet titik yang di anggap nya penting.
lily menjerit sangat keras.
" Awh...... tuan sakit........ "
Sontak para pembantu yang sedang berada di di ruang tengah mendengarnya hingga tak heran kalau mereka tersenyum dan berfikir yang tidak-tidak.
" Berbaringlah dan istirahat.... "
" Terima kasih. ... "
" Tentu.... "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
lina
💣👍
2021-10-30
1
Mega Risma
wah tuh para pembokat dah trefeling aja pikiran nya
2021-06-19
3
triana 13
lanjut
2021-05-12
2