Malam ini mereka tidur di satu ranjang yang sama, dengan posisi Vendra memeluk lily dari belakang.
Ditengah tidurnya Vendra membuka matanya dan merasakan kenyamanan yang tidak pernah ia rasakan.
Sementara itu berbeda dengan lily yang tertidur sangat nyenyak di pelukan laki-laki yang sudah membelinya.
Pukul 7 pagi
Seperti biasanya, sarapan pagi sudah siap dan tertata rapi di atas meja.
Namun kali ini baik lily ataupun Vendra belum terlihat turun menuju lantai 1.
Ada banyak pertanyaan di bawah, baik lara pelayan ataupun penjaga, berbeda lagi dengan bi Susi ya g memahami semuanya.
" Bi... kenapa nona lily belum turun, biasanya ia bangun sangat pagi... "
" Mungkin terlambat bangun karena mengurus tuan, kemarin kan jam 2 baru pulang... "
" Apa non lily tidur di dalam kamarnya tuan..? "
timpal salah satu pembantu lain.
" Iya... kemarin non lily menyuruh bi Susi keluar, kalian tahu sendiri kan hannya non lily yang dicari tuan, bahkan dengan jinak nya dia mengikuti perintahnya tanpa membalas satu katapun "
" Iya.. memang benar, apa jangan-jangan tuan.... "
" Sudah... biarkan saja, itu urusan pribadi mereka... "
jawab bi Susi.
" Tapi bi.. apa perlu aku ke atas...? "
" Tidak usah, ngapain... apa kau mau di makan sama tuan Vendra... ? "
" Bukan begitu, ini sudah waktunya sarapan "
" Sudah.. tidak usah, biarkan mereka turun sendiri saja... "
ucap bi Susi yang berlalu meninggalkan segerombolan pelayan yang asyik menggosip.
Kamar
Bug....
Lily langsung terbangun dan spontan berkata
" Tuan.... "
sambil meraih badan Vendra yang masih berada disampingnya.
Yang jatuh bukanlah Vendra melainkan kotak obat yang tidak sengaja tersenggol oleh tangan nya.
" Aku fikir kau jatuh.... "
lily mulai merenggangkan tubuhnya dan duduk menjauh dari Vendra.
" Kau baru bangun...? "
" Iya.... "
" Terima kasih.... "
" Untuk apa tuan..? "
" Tadi malam. ... maaf "
" Iya.. tak apa, maaf kau sampai hampir jatuh "
" its ok..."
Vendra memegang kepalanya yang terasa sangat pusing.
" Kau butuh sesuatu...? "
" Tidak... kepalaku hannya sedikit pusing... "
" Kau akan mengambilkan mu sarapan, kau diam saja disini "
" Aku tidak lapar... "
" Makankah walau cuma sedikit... "
" hm.... "
Lily pergi ke kamar mandi miliknya untuk membersihkan mukanya setelah itu turun kebawah untuk mengambil sarapan.
" Aku akan membuatkan minuman hangat untuknya..
kenapa aku bisa sampai tidak bangun se siang ini, dan juga apa aku tidur dengan memeluknya sampai posisinya berada di pinggir ranjang.. "
Lili menggelengkan kepala karena ia tak sanggup jika harus membayangkannya.
" Non... sudah bangun....? "
tanya salah satu pelayan.
" Iya... sudah, kau sudah sarapan? bagaimana yang lain...? "
" Sudah kok, jam 7 selalu on time.... "
" Aku yang kesiangan ya, maaf... "
" Tak apa non, apa itu untuk tuan...? "
menunjuk ke arah piring.
" Iya... kepalanya pusing... "
"Non.. tuan tidak melakukan hal yang aneh kan..? "
" Tidak bi... dia baik.. penurut... "
" Apa...! penurut...? "
" Iya bibi.... aku akan ke atas dulu ya, bawakan aku teh hangat di meja dapur.
" Baik non... "
💜💜💜💜
" Biar aku saja... "
" Aku bisa makan sendiri... "
" Yasudah.... "
Vendra mengambil. piring yang dibawa oleh lily, ia memasukkan satu sendok demi satu sendok.
Sementara lily menatapnya dengan tatapan penuh dengan tanda tanya.
" Kalau lagi makan seperti ini, dan keadaannya yang sekarang ia lebih seperti anak kecil, gak ada galak-galaknya sama sekali.. "
" Berhenti menatapku... ! "
" Siapa...? "
" Kau.. emang ada orang lain disini..? "
" Oh.. maaf... "
" Kau sudah sarapan...? "
" Belum, kau makanlah dulu... "
" Kau pergi saja makan sana, kau bisa sakit nanti telat makan terus "
" Aku rasa tidak.., aku baik-baik saja... "
" Mandilah... aku tidak apa-apa... "
" Yasudah, aku akan pergi ke kamarku... "
" iya... "
🍃🍃🍃🍃
Lily memilih untuk segera mandi, ia merasa sangat mengantuk dan tidak enak badan.
Pendingin ruangan di kamar Vendra semalam sangatlah dingin, berbeda dengan kamarnya yang hannya ia nyalakan satu tingkat.
" Lebih baik aku tiduran saja, tubuhku rasanya sangat tidak enak dan dingin.... "
Ia membaringkan tubuhnya dan menyelimuti dengan selimut sampai leher.
" Dia menemaniku semalaman, syukurlah aku masih bisa mengontrol diriku... "
Ia langsung mandi membersihkan diri, badannya terasa sangat lengket dan tidak harum, bahkan bau alcohol masih terasa di mulutnya.
💕💕💕
" Bi... apa septian sudah datang...? "
" Belum tuan... "
" Yasudah... "
.
.
" Tunggu... dimana lily...? apa dia memasak makanan di dapur...? "
" Maaf tuan tapi nona lily belum turun sejak mengambilkan sarapan untuk anda... "
" APA....!!! tapi ini sudah hampir siang... "
" Maaf tuan tapi nona lily memang belum turun... "
" Dan kau tidak mengeceknya...!!!! bagaimana kalau dia kenapa-kenapa...! "
Hendra langsung berlari menaiki tangga menuju lantai 2.
" Ada apa...? kenapa tuan berteriak...? "
" Itu.. dia menanyakan nona lily yang belum turun dari tadi pagi... "
" Apa...! bagaimana kalau terjadi sesuatu...? matilah kita... "
" Gimana ini.... "
"Ada apa...? "
sahut bi Susi.
" Bi... tuan marah...
dia menanyakan nona lily yang belum turun seharian "
" Sejak tadi pagi...? "
" Iya.... "
" Kenap kau tidak mengeceknya...? "
" Maaf bi.. aku kira itu hal biasa, aku kira nona Lily capek jadi dia tidak turun... bagaimana ini bi "
" Aku akan ke atas.. kalian kerjakan tugas kalian saja... "
" Aku takut tuan marah bi, tadi saja ekspresinya menakutkan... "
" Sudah.. tenanglah... "
Vendra membuka pintu, ia melihat seseorang tidur di atas ranjang dengan selimut yang menutupi tubuhnya.
" Dia tidur... apa semalam itu membuatnya capek...? "
" Nak... lily baik-baik saja..? "
" Bi.. ntahlah, di tidur... kenapa tidak ada yang melihatnya... apa dia sudah sarapan pagi...? "
" Belum nak, hannya mengambilkan sarapan untukmu... "
" Kenapa bibi tidak menyuruhnya.....! "
" Maaf... aku kira nona lily capek jadi ia memilih beristirahat... "
Tiba-tiba terdengar isak tangis.
Vendra langsung mengecek ke arah lily, ia masih tertidur namun air mata mengalir di kedua pipinya.
Entah apa yang ia mimpikan sampai ia menangis dalam tidurnya.
" Lily.... "
Vendra mengecek tubuh Lily... ditempelkan tangan di pipi dan keningnya.
" Panas... bi... dia demam... bagaimana bisa dia demam...? "
" Nak.. mungkin dia terlalu capek tadi malam menjagamu, jika terkena suhu dingin pasti akan masuk angin... "
" Bi ambilkan kompres.... buatkan minuman juga "
" Baiklah... "
Kali ini Vendra merawat lily dan tidak membiarkan siapapun untuk membantunya, baik bi Susi ataupun pembantu yang lainnya.
" Hiks.... hiks... "
" Tenanglah.... "
" Aku sendirian... "
" Tidak, kenapa kau bicara seperti itu.... kau punya banyak teman di sini, dan aku juga.
Kau merawatku sampai kau sakit seperti ini, ini giliranku membalasnya, apa kau sesedih dan se menderita itu sampai kau menangis di tengah tidurmu...? "
Vendra terus menatap lily yang sudah agak tenang tidurnya, ia merasa iba dan bersalah mengingat perkataan yang pernah ia lontarkan padanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
triana 13
like
2021-05-12
2
Senja
Ayo bund semangat up
2021-04-07
2
Adel
suka thor...
semangat 🖒🖒🖒
2021-04-06
1