My Weird Princess

My Weird Princess

Weird

"Tolong.." seseorang berlari dengan sekuat tenaga tanpa memperdulikan dirinya yang bertelanjang kaki, berharap ada yang menolongnya

"Ada apa putri?" orang-orang mengerumuninya, ya dia adalah seorang putri raja

"Tolong aku, aku dikejar oleh pasukan ayahku tolong aku tidak ingin menikah dengan raja naga biru itu" dia menangis masih meminta bantuan dari rakyat-rakyatnya, tapi tidak seorang pun yang berani menolongnya.

"Disana sang putri, ayo kita kesana" pasukan-pasukan itu berhasil menemukan keberadaan sang putri dan hendak menangkapnya atas perintah sang Raja.

"Kumohon siapapun itu tolong aku" dia masih menangis, tapi orang-orang hanya menatapnya kasihan

"Mohon maaf tuan putri, hamba tidak berani" mereka mengundurkan diri dan bersembunyi dibalik rumah masing-masing.

Akhirnya dia pun tertangkap oleh pasukan-pasukan yang mengejarnya,

"Lepaskan aku!" dia meronta mencoba melepaskan diri dari para prajurit,

"Mohon diam tuan putri, kami hanya menjalankan perintah dari Baginda" prajurit itu semakin mengencangkan ikatan ditangan putri tersebut.

Ketika itu sampailah mereka diatas sebuah jembatan, jembatan yang dikenal sebagai jembatan persembahan, karna banyak dari mereka yang dijadikan persembahan untuk penjaga sungai itu sungai yang tidak pernah mengering sekalipun.

"Apakah aku harus melompat?" dia mulai berpikir untuk menjatuhkan diri ke dalam sungai itu,

"Jikalau aku mati, aku tidak akan pernah jadi istri raja naga biru itu" dia masih memikirkan cara agar dia bisa lepas dari belenggu Ayah nya.

"Mungkin ini memang yang terbaik, ampuni aku Ibunda aku tidak bisa menepati janjiku aku akan menyusulmu disana" dia memenjamkan mata dan berdoa berharap sang dewa mendengar doa nya.

Setelah itu dia benar-benar melompat ke dalam sungai, untuk meloloskan diri sedangkan didalam sungai itu banyak racun dan bangkai, tujuan dari adanya racun supaya orang-orang yang sudah jadi persembahan tidak bisa meloloskan diri dari sana.

"Maafkan aku" dia memejamkan mata seiring dengan tubuhnya yang hilang masuk ke dalam air,

"Hey b*d*h kenapa kau biarkan dia melompat?" salah satu pimpinan prajurit menyalahkan anak buahnya atas kesalahan ini.

"Maaf kapten, kami tidak tahu jika tuan putri akan melompat ke dalam sungai" prajurit itu hanya menunduk,

"Bagaimana nasib kita nanti jika baginda tau tentang ini? tubuh dan kepala kita akan terpisah" orang yang disebut kapten itu sedang memarahi anak buahnya, bahkan dia membayangkan apa yang akan dilakukan sang Raja jika mereka kembali tanpa membawa putri.

"Kau, cepat turun dan cari putri sampai dapat" kapten menunjuk salah satu anak buahnya untuk mencari putri didalam sungai,

"Ta-tapi kapten, sa-saya takut mati" prajurit itu sangat takut, bahkan sampai wajahnya terlihat pucat.

"Cepat" kapten itu mendorong paksa tubuh prajuritnya itu hingga jatuh kedalam sungai,

"Aaa tolong.." prajurit yang lain hanya melihat dengan tatapan takut dengan berbagai macam pikiran dalam benak mereka, bahkan mereka memasang ekpresi yang berbeda-beda ada yang kasihan, sedih, marah, adapula yang lega karna bukan dirinya yang didorong.

Di lain waktu dan lain tempat maupun lain zaman, seseorang tengah berbaring dengan peralatan rumah sakit yang menempel pada tubuhnya, dia adalah Aletta seorang gadis SMA yang sedang terbaring koma dirumah sakit karna mengalami kecelakaan bersama teman-temannya.

"Gimana ini pah? leta belum juga bangun" ibu aletta hanya bisa menangis meratapi putrinya yang sedang koma, dia selalu berdoa memohon agar putrinya cepat bangun

"Mamah yang sabar, pasti Tuhan akan kabulkan doa kita" sang ayah hanya bisa menenangkan istrinya, dia pun tidak tau harus berbuat apa dia hanya memohon dan memohon agar putrinya cepat terbangun dari koma nya.

'Tok-tok-tok'

seseorang mengetuk pintu ruangan tempat aletta dirawat, ayah aletta membukakan pintu

"Maaf menganggu rama" sapa orang yang mengetuk pintu itu menyebut nama dari ayah aletta

"Tidak apa-apa bram, ayo silahkan masuk" ayah aletta mempersilahkan tamu nya masuk.

"Gimana kondisi leta, rama?" orang yang bernama bram itu bertanya pada ayah aletta,

"Masih belum ada perkembangan lagi bram" ayah aletta menunduk menahan air matanya agar tidak jatuh, bahkan sangat terlihat jelas kantung matanya yang sembab dan hitam itu.

"Semoga leta cepat bangun dan dia baik-baik saja" orang yang bernama bram itu menguatkan ayah aletta, ayah aletta hanya mengangguk mengiyakan

"Theo gak ikut?" ayah aletta bertanya pada orang itu, dia menggeleng

"Nggak, maaf dia memang susah diajak" pak bram menjawab dengan tersenyum kikuk.

"Oh tidak apa-apa, apa memang sebaiknya kita batalkan saja pertunangan anak kita sepertinya theo tidak suka dengan leta?" ayah aletta bertanya pada pak bram, karna memang menurutnya theo tidak bisa menyukai aletta, bahkan aletta sering bilang padanya theo selalu mengacuhkannya.

"Tidak.. tidak.. pasti nanti lama kelamaan theo akan suka pada leta" pak bram melarang pembatalan pertunangan anaknya,

"Sepertinya theo tidak suka pada leta karna dia terlalu hyperaktif" ayah aletta melihat pak bram untuk mengetahui tanggapan darinya.

"Mungkin seperti itu, tapi aku yakin theo lama-lama akan luluh pada leta" pak bram meyakinkan ayah aletta, bagaimana bisa dia membatalkan pertunangan yang sudah dilaksanakan itu, dia tidak ingin menghianati sahabatnya itu yang sudah membantunya ketika ia kesulitan dan jatuh.

"Semoga saja" ayah aletta tersenyum sambil menatap wajah anaknya yang pucat masih memejamkan mata bahkan sudah beberapa hari,

"Aku harap perjodohan ini akan semakin mempererat hubungan kita rama" batin pak bram, ia ikut melihat wajah aletta yang masih terdiam tanpa pergerakan itu.

Ibu aletta masih menggenggam tangan anaknya, berharap dapat menyalurkan kekuatan untuknya agar dia bisa bangun dan melihatnya lagi.

"Leta sayang, ayo bangun ya nak mama kangen kamu nak" ibu aletta kembali menitikan air matanya, bahkan rasanya air matanya seperti mau habis karna terlalu sering menangis.

Kedua orang lelaki yang ada disitu menatap iba, tapi juga tidak bisa berbuat apa-apa mereka sudah berusaha tetapi hasilnya hanya ada ditangan Tuhan.

"Kalau begitu aku pamit dulu ya, kalian jaga kesehatan pasti leta akan sedih jika kalian sakit dan tidak jaga kesehatan" pak bram menasehati orang tua aletta.

"Baik kami akan jaga kesehatan" mereka mengangguk bersamaan,

"Trimakasih pak bram sudah menjenguk leta" ibu aletta berterimakasih pada pak bram,

"Sama-sama bu, kita kan sahabat jadi akan saling mendoakan" mereka tersenyum.

Setelah itu pak bram pamit undur diri dari ruangan itu, mereka kembali duduk disamping aletta yang masih terbaring lemah sembari berdoa terus-menerus berharap putrinya cepat sembuh, tapi mereka tidak tahu apa yang akan terjadi nanti pada putri semata wayangnya itu.

Terpopuler

Comments

ka intan

ka intan

masih nyimak...

2022-07-14

0

ka intan

ka intan

masih nyimak...

2022-07-14

0

AYU DANI

AYU DANI

masih nyimak...

2021-10-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!