Putri aneh

Pagi-pagi sekali putri sudah bangun dari tidurnya, dia membuat makanan yang bernama sandwich.

"Hey hey hey kalian ayo cobain makanan buatan gue" putri keluar dari ruang makan dan membawa nampan berisi makanan yang dibuatnya itu.

"Apa ini putri?" salah satu dayang bertanya padanya

"Inilah yang namanya sandwich, ayo coba nih yakin dah enak" putri memberikan pada dayang-dayang itu, tapi mereka mengembalikannya lagi saat jendral datang.

"J-jendral" dayang-dayang itu ketakutan melihat jendral,

"Tidak apa-apa makanlah aku tidak pernah melarang kalian makan" jendral tersenyum, lalu mereka pun mengambil kembali makanan itu.

"Nah pak jendral ayo cobain juga" putri memberikannya langsung pada jendral bahkan menyupainya,

"Gimana? enak kan?" jendral memakannya, beberapa saat dia terdiam.

"Ahh iya enak tuan putri" jendral melirik ke arah para dayang agar mengikuti ucapannya,

"Ya tuan putri ini enak sekali" para dayang tersenyum dan menghabiskan sandwich itu.

"Tapi ini makanan apa tuan putri" jendral yang emang tidak tau bertanya pada putri,

"Ini namanya sandwich, gue yang bikin ini loh" putri tersenyum senang karna hasil buatannya di puji enak.

"Sandwit?" jendral mengeja kata yang disebut putri,

"Sandwich pak s-a-n-d-w-i-c-h" putri mengeja satu persatu agar jelas.

"Oh ya tuan putri" jendral mengangguk mengerti

Setelah itu mereka kembali ke kegiatan mereka masing-masing, putri yang saat itu melihat jendral sendiri akhirnya menghampiri.

"Pak jendral" putri langsung duduk di sampingnya.

"Ya tuan putri?" jendral menoleh ke arahnya,

"Anu pak jendral mau kemana? ada kegiatan gak?" putri yang berkata seperti itu malu-malu kampret, pasti karna ada maksud dan tujuan nih.

"Ada tuan putri, setelah ini saya akan mengajari latihan pedang" jendral menjawab,

"Ahh gue mau ikut" putri menarik-narik lengan jendral itu dan memasang wajah memohon.

"Hm sepertinya jangan tuan putri karna disana pasti banyak orang" jendral keberatan jika putri ikut dengannya, bukan karna dia malas dengan putri tapi karna dia sedang menyembunyikan keberadaan putri.

"Ih pelit kalo gitu gue mau ke sana" putri cemberut dan sekarang dia menunjuk ke arah istana kerajaan alias istana tempat raja.

"Apakah putri yakin mau ke sana?" jendral bertanya pada putri.

"Lah emang kenapa?" aletta yang di dalam tubuh putri memang tidak tau alasan kenapa dia tidak boleh ke sana,

"Disana tempat baginda raja zulivan ayah putri" jendral memberi tahu.

"Nah kan disana tempat bapak gue inih trus kenapa gue gak boleh ke sana?" putri masih penasaran apa alasannya,

"Bukankah tuan putri pun kabur karna perjodohan?" jendral menatap serius wajah putri.

"B-begitu ya? masa sih gue kabur karna dijodohin? emang gue dijodohin sama siapa?" putri yang tidak tau itu masih terus bertanya,

"Raja naga biru" jendral mengangguk dan menjawab pertanyaan putri.

"Wih keren, tapi kan gue udah dijodohin sama theo tuh" putri yang mengingat tentang dirinya yang asli ya jadinya dia mengingat orang yang dijodohkan dengannya adalah laki-laki dari masa depan.

"Theo? maksud tuan putri?" jendral yang tak paham itu pun langsung bertanya,

"Ya itu orang yang gue suka" putri tersenyum, mungkin dia sedang mengingat wajah theo.

"Ahh begitu" jendral menunduk dengan berbagai macam pikirannya,

"Yoi, makannya gue mau ikut ya kan kata lo gue jangan ke sana takut dijodohin jadi gue mau ikut ke tempat lo latihan pedang" putri masih memaksa.

"Hm ya sudah, tapi tolong putri memakai penutup kepala dan wajah agar putri tidak dikenali" jendral memperingati putri,

"Siap pak" putri mengangguk antusias lalu kembali ke tempatnya untuk berganti.

"Apa benar dia sudah memiliki orang yang disuka? tapi siapa dia? dari kerajaan mana? rasanya aku tidak pernah mendengar nama itu" jendral terdiam memikirkan kata-kata putri.

"Tapi kenapa perasaanku rasanya berbeda, apa aku tidak benar-benar menyukai putri?" jendral membatin dalam hati.

"Pak jendrall!!" jendral terkejut mendengar teriakan orang aneh.

"Tuan putri kenapa berteriak?" jendral berdiri menghampiri putri yang sedang berlari ke arahnya,

"Ehehe gak papa takut ditinggal, gimana nih gue? keren kan udah kaya ninja" putri berpose ala-ala ninja.

"Haha anda seperti asassin" jendral tertawa kecil melihat penampilan putri, tapi yang diketawain hanya diam.

"Asassin? apaan tuh?" putri yang emang tak paham pun bertanya.

"Penyusup" jendral masih tertawa kecil, putri mengacak pinggang.

"Wah berani ya lo sama gue" putri ikut tertawa.

"Ampun tuan putri saya hanya bercanda" jendral meminta maaf pada putri, ya tentu saja.

"Hey santai aja kali gue suka kok bercanda, biar gak kaku" putri menepuk lengan jendral, jendral pun mengangguk.

"Ayo berangkat" putri berjalan duluan padahal tidak tau arah.

"Tuan putri" jendral memegang lengan putri, lalu melepaskannya dengan cepat.

"Ke sebelah sana tuan putri" putri menengok ke arah yang ditunjuk jendral dan nyengir karna salah.

"Hehe ya udah ayo" putri menarik tangan jendral agar cepat.

"Tapi apa putri nyaman dengan penampilan seperti ini?" jendral bertanya memastikan, ya sekarang putri memakai pakaian serba hitam dengan penutup muka dan kain penutup kepala berwarna hitam.

"Sans tenang aja gue nyaman kok" putri yang emang tak terlalu masalah dengan penampilan jadi tidak peduli dengan penampilannya yang penting nyaman.

Akhirnya mereka sampai dan jendral menyuruh untuk duduk tidak jauh darinya berdiri,

"Ingat putri tolong jangan bersikap aneh dan jangan kemana-mana jika tuan putri ingin tetap aman disini" jendral memperingatinya.

"Siap pak jendral" putri mengangguk cepat sebagai jawaban bahwa dia sudah paham,

"Dan tolong jangan panggil saya pak jendral, tapi panggil saya jendral zhi" jendral menambahkan.

"Baik pa.. eh jendral zhi" putri sedikit kesulitan karna terbiasa memanggilnya pak jendral.

Setelah itu jendral mulai memimpin latihan pedang yang memang biasa diadakan untuk melatih kekuatan fisik para prajurit kerajaan.

"Wah gila keren banget" putri yang sedang melihat jendral zhi berkeringat jadi menghalu sendiri,

"Rahimku anget mas" putri yang emang sudah gaje sedang lahir jadi membatin kata-kata yang absurd.

"Tuan putri" jendral berbisik pada putri yang masih terdiam sambil senyum-senyum sendiri dengan kehaluannya.

"Theo" putri terkejut dan malah menyebut nama yang ada di dalam halu nya.

"Kaget gue" putri terkejut masih memegangi dadanya yang berdebar kencang,

"Maaf tuan putri sebaiknya tuan putri jangan jauh-jauh dari saya" jendral melirik ke arah samping dimana ada orang-orang yang sedang memperhatikan mereka.

"Emang kenapa?" putri yang tidak paham itu bertanya padanya,

"Sejak tadi saya lihat ada yang memperhatikan tuan putri saya khawatir jika ada yang curiga" jendral memberi tahu maksudnya, putri mengangguk patuh.

"Sebenarnya ada apa mereka disini? tidak biasanya mereka ada disini" jendral membatin dalam hatinya dan sesekali melirik ke arah orang-orang itu.

Terpopuler

Comments

V. Sonia

V. Sonia

lanjuuut kak cerita nya seru aku suka 😘

2021-03-18

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!