Alasanku (2)

Jendral zhi POV

Apakah kalian juga mengerti bagaimana perasaan ketika menunggu seseorang yang kalian cintai, tapi orang yang kalian tunggu akan bersama dengan orang lain.

Aku terus memikirkan tentang putri, sudah beberapa hari ia tidak pernah menemuiku. Bahkan aku tidak pernah melihatnya lagi berkunjung ke perpustakaan atau taman, tempat yang ia sukai.

"Hm sepertinya ini ada campur tangan" aku mengingat kembali percakapan antara 3 orang tadi, orang-orang yang dengan mudahnya melupakan tanggung jawabnya.

"Tapi bagaimana cara memberitahu pada baginda? tentu saja baginda akan lebih percaya pada penasihat daripada diriku" aku memikirkan cara yang tepat untuk memberi tahu apa yang aku dengar pada baginda raja.

"Jendral" tiba-tiba seseorang mengejutkanku, aku menoleh padanya ku pikir dia putri louisa tapi ternyata prajuritku.

"Ya?" aku menunggu jawabannya.

"Jendral, baginda mengundang anda untuk ikut serta menghadiri perjamuan" prajurit itu menjawab pertanyaanku, aku hanya mengangguk mengikutinya.

Setelah sampai di tempat, dia mempersilahkan masuk padaku. Aku mengangguk lagi dan masuk, di sana sudah banyak orang yang memperhatikanku juga orang yang kemarin aku lihat.

"Selamat datang jendralku" baginda menyambutku dengan senyum lebarnya, aku membungkuk hormat padanya.

"Terimakasih baginda" aku masih membungkuk, ia pun menyuruhku untuk ikut duduk seperti yang lain. Tapi pandanganku tertuju pada putri yang sedang duduk dan menunduk di samping raja.

"Putri?" aku membatin dalam hatiku, kenapa dia terlihat sangat sedih?

"Ya berhubung kalian sudah berkumpul semua disini, aku umumkan bahwa putriku louisa fae caravin akan menikah dengan raja naga biru yaitu raja cao liu yan" raja mengumumkan tujuan kita dikumpulkan disini.

Aku sangat marah ini bukanlah murni dari pemikiran raja, tapi ada campur tangan dari penasihat. Apa sebenarnya yang dia rencanakan? jika aku saat ini memberi tahu raja bisa saja aku yang akan di salahkan.

"Tapi jika aku tidak memberi tahu raja, putri akan semakin menderita" aku masih berpikir,

"Hey jendral" seseorang menepukku dari samping, aku menoleh ke arahnya.

"Ya jendral lang?" orang itu adalah jendral Qan lang, ia sama denganku seorang jendral.

"Sejak tadi aku lihat kau memperhatikan tuan putri louisa, bahkan aku sudah memanggilmu beberapa kali tapi kau tidak dengar" ia mengatakan itu dengan berbisik.

"Aku hanya kasihan pada putri" tentu saja aku tidak bisa mengatakan yang sejujurnya,

"Ya aku pun merasa kasihan padanya, bukankah harusnya putri yuyan yang menikah dengan raja cao? hah mereka sama-sama orang yang jahat" walaupun ia berkata demikian dengan berbisik tapi aku bisa melihatnya yang menggebu-gebu.

"Mengapa kau begitu membenci putri yu?" aku tertawa kecil melihatnya yang menggebu-gebu,

"Kau tidak ingat bagaimana perlakuannya pada dayang?, bahkan dia dengan seenaknya meludah ke makanan" wajahnya benar-benar menunjukkan dia sangat membenci putri yu.

Memang aku pun tidak menyukai sifat putri yu, apalagi karna kejadian itu aku tidak pernah mau mengawalnya jika bukan perintah langsung dari baginda.

Perjamuan pun selesai ini sebenarnya bukan seperti perjamuan tapi merupakan sebuah pengumuman tentang pernikahan putri louisa. Orang yang aku sukai.

"Jendral zhi" seseorang memegang lenganku, aku menoleh ke orang itu.

"Putri?" aku melepas perlahan pegangan tangannya.

"Maaf" jujur saja hatiku terasa sangat sakit, apalagi melihatnya yang seperti itu.

"Sebaiknya putri kembali ke kediaman putri" aku tersenyum tanpa melihat ke arah wajahnya, aku semakin tidak bisa menahan rasa sesak ini jika melihat wajahnya yang sedih.

"Aku tidak ingin menikah dengan raja cao" putri meremas tanganku, tanpa sadar aku melihat ke arah wajahnya. Dia menangis, bahkan air matanya mengalir deras.

"Aku tidak pernah menginginkan ini, tapi ayah memaksaku" air matanya semakin deras mengalir, hatiku terasa seperti tertusuk. Melihat wanita yang aku cintai menangis, tapi apalah dayaku aku tidak bisa melarangnya apalagi melawan perintah raja.

"Maaf putri saya tidak bisa berbuat banyak, ini perintah baginda saya tidak bisa melarang" aku tidak bisa mengatakan jika ini ada campur tangan dari penasihat, jika aku memberi tahu putri mungkin dia akan bertindak gegabah.

"Bagaimana jika jendral bawa aku pergi dari sini" putri masih meremas tanganku, saat ini kita sedang ada di halaman belakang istana.

"Maaf tuan putri saya tidak bisa melawan perintah baginda" aku membungkuk hendak meninggalkan putri.

"Baiklah jika begitu lebih baik aku sendiri yang pergi" putri berlari kembali ke kediamannya, hah mungkin dia ingin mendinginkan kepalanya. Tapi ternyata perkiraanku salah...

"Pangeran, putri louisa telah pergi meninggalkan istana" seorang utusan memberi tahu pangeran yang sedang bersamaku. Aku terkejut mendengar berita itu, aku tidak menyangka ternyata ucapannya saat itu bukanlah hanya rasa kesal sesaat tapi benar-benar ia lakukan.

Tepat sore ini putri pergi meninggalkan istana ketika aku sedang mengawal pangeran, aku ingin kembali ke istana tapi tentu tidak bisa aku sudah diperintahkan oleh raja untuk mengawal pangeran sampai ke tujuan.

"Adikku?" ya memang pangeran adalah kakak kandung dari putri louisa, pangeran terlihat sangat terkejut sampai wajahnya memucat.

"Bagaimana bisa? adikku" pangeran pun tidak bisa berbuat banyak, dia tidak bisa melawan titah raja.

Perasaanku semakin berkecamuk setelah beberapa hari aku tidak pernah mendengar kabar putri, aku selalu bertanya pada pangeran tentang keadaan putri. Ya pangeran tahu jika aku memang dekat dengan adiknya, hanya saja dia tidak tahu tentang perasaanku yang sebenarnya.

"Apakah putri sudah ditemukan, pangeran?" ntah untuk kesekian kalinya aku bertanya pada pangeran, tapi seperti biasa wajah pangeran masih terlihat sedih.

"Kau kembalilah dan cari adikku, aku percaya padamu kau bisa menemukan adikku" pangeran menepuk pundakku, menunjukkan bahwa dia memberi tanggung jawab padaku.

"Tapi pangeran saya sudah diperintah oleh raja untuk menjaga pangeran disini" aku membungkuk padanya, tapi dia meremas pundakku tanda bahwa dia benar-benar mengharapkan aku membantunya.

"Ini juga titah dariku, apakah kau berani melawanku?" aku menggeleng mendengar ucapannya, aku pun pamit undur diri darinya untuk kembali ke istana.

"Temukanlah adikku" ini adalah kata-kata terakhir pangeran sebelum aku pergi kembali ke istana, aku selalu mengingat itu.

"Aku harap kau baik-baik saja putri" aku memohon dalam hati masih berpacu dengan cepat kudaku.

Sampai di istana suasana sangat kacau, aku bisa melihat wajah baginda yang memerah karna menahan marah.

"Baginda" aku membungkuk memberi salam pada baginda raja zulivan.

"Jendral, cari putriku dan seret dia kemari!" baginda langsung memberi titah kepadaku, aku pun mengangguk.

"Baik baginda" aku membungkuk dan berlalu meninggalkan istana.

Aku kembali memacu kudaku mencari dimana putri berada, dan aku menemukan segerombol prajurit yang di utus raja untuk mencari putri.

"Jendral?" kapten yang diutus raja menghampiriku.

"Bagaimana? dimana putri?" aku langsung bertanya padanya karna aku tidak melihatnya bersama putri,

"Ah itu jendral, maaf kami tidak bisa menemukan putri" kapten itu menjelaskan sambil menunduk mungkin dia takut padaku.

"Apa maksudmu?" aku menarik baju nya bagaimana aku tidak marah, sudah berapa hari mereka mencari putri tapi tidak juga ketemu.

"M-maafkan kami jendral, kami sudah menangkapnya tapi putri menjatuhkan diri ke dalam sungai persembahan" aku terkejut mendengar ucapan kapten itu, seperti ada petir di siang bolong.

"B*d*h" aku melepas baju kapten yang ku tarik itu dan mendorongnya, aku langsung lari ke tepi sungai persembahan. Tujuanku hanya satu..

"Pegang pedangku, jika aku tidak kembali sampaikan kepada Raja jika aku sudah mengabdi kepadanya" aku melepas pedang dan baju jendralku dan memberikannya pada kapten itu.

"Tapi jendral untuk apa anda melepas ini semua?" kapten itu masih bingung dengan apa yang akan aku lakukan,

"Aku akan mencari tuan putri" aku tersenyum pada kapten itu itulah tujuanku.

"Jangan jendral! prajuritku pun tidak kembali setelah mencari tuan putri di sungai ini" kapten melarangku untuk melancarkan tujuanku, tapi tentu saja itu tidak membuatku mengurungkan niat.

"Aku akan mencarinya sampai dapat" aku pun masuk kedalam sungai persembahan itu, aku ingin melihat putri walaupun untuk yang terakhir kalinya.

"Ku mohon putri aku ingin melihatmu walau untuk yang terakhir kali" aku memohon dalam hati, tercium bau menyengat di air sini aku bahkan rasanya ingin mengeluarkan seluruh isi perutku tapi ini tidak membuatku berhenti mencari putri.

Setelah beberapa lama aku menemukan seseorang di dasar laut, aku mendekatinya ku pikir awalnya itu salah satu dari orang yang menjadi persembahan tapi ternyata orang itu adalah putri.

Aku menggendongnya, sudah berapa banyak air berbau busuk ini yang ku telan walaupun aku bisa menyelam di air dengan lama tapi ini sudah melewati batasku.

Terpopuler

Comments

Nara Ns🐈

Nara Ns🐈

Saling dukung yuk.

Favorite dan komen..


(Navillera ( cinta yang beracun)

2021-03-21

1

V. Sonia

V. Sonia

up kk semngt

2021-03-19

2

Secret

Secret

semangat kk upnya

2021-03-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!