teriakan orang-orang yang ada disana semakin menjadi-jadi setelah kedua pengantin saling menyuapkan kue. dan perlahan Dafa dan Celine saling mendekatkan wajah mereka. dengan malu-malu merekapun menuruti tuntutan para tamu undangan. Dafa segera menempelkan bibirnya ke bibir Celine dengan mesra. sontak para tamu undanganpun bersorak dengan riuhnha.
jangan ditanya bagaimana hancurnya perasaan Ayyara. ia bahkan tak berani melihat adegan itu dan langsung menundukkan kepala dan memejamkan matanya dengan sangat erat. nafasnya tercekat di tenggorokan. melihat mereka berciuman adalah hal terhoror yang pernah dia alami. ia meremas tali tas yang tersampir di pundaknya. memaksa air matanya untuk masuk kembali kedalam. dia akan sangat malu jika sampai air mata itu terjatuh dan orang melihatnya.
dengan masih memejamkan matanya, Ayyara berusaha mengatur nafasnya kembali. dalam.hati ianpenasaran, apakah mereka sudah selesai berciuman? karna ia tak sanggup melihatnya. sakit sekali hatinya. seharusnya diapun bisa merasakan ranumnya bibir Dafa, dan mesranya sentuhan pria itu. tapi itu tak pernah terjadi dalam pernikahannya. dan itu membuat dia merasa tak dihargai sebagai istri. tapi walaupun begitu ia tetap menjadi istri yang baik untuk Dafa.
"buka matamu. tegarlah. bukankah kau harus melihat penghinaan ini agar bisa membalas mereka nanti?" tiba-tiba suara seorang pria yang terdengar dingin dari hadapan Ayyara. seperti tersihir, gadis itu langsung membuka matanya.
perlahan Ayyara mengangkat wajahnya. di hadapannya sudah berdiri Gama dengan setelan tuxedo berwarna hitam lengkap dengan dasi kupu-kupu yang juga berwarna senada. penampakannya itu lebih tampan dari si pengantin pria.
"kau.." kata Ayyara lirih. juga terkejut. ia tidak habis fikir, kenapa Gama bisa ada disana.
Gama berdiri tepat dihadapan Ayyara, membuat gadis itu tak bisa melihat adegan ciuman yang baru saja terjadi.
"kenapa kau memejamkan mata?"
"apa urusanmu?" jawab Ayyara dingin. ia memalingkan wajahnya ke arah lain. ia juga tak ingin melihat wajah Gama. sekaligus menyembunyikan matanya yang masih berair di sudutnya.
"butuh bantuan?" Gama menawarkan.
"tidak perlu." Ayyara masih saja cuek.
"kau bahkan belum mendengarkan hal apa yang akan membantumu. sudah main tolak saja." dengus Gama.
"pergilah, jangan mengangguku." usir Ayyara. tapi Gama tak bergeming. dia tetap berada di tempatnya berdiri dan terus menatap Ayyara dengan lekat.
dari kejauhan, Dafa dan Celine melihat kedatangan Gama, dan mereka langsung saja berjalan menghampiri tamu kehormatannya itu. mereka tidak tau kalau di hadapan Gama ada Ayyara. mereka nampak sedikit terkejut.
"tuan Gama.. trimakasih sudah menyempatkan diri untuk hadir." sapa Dafa dan Celine. Ayyara terus menundukkan wajah. saat itu dia ingin segera menghilang saja. tapi kalau dia tiba-tiba pergi saat Dafa dan istrinya menghampiri, bukankah itu akan terlihat sangat jelas?.
"selamat atas pernikahan kalian. aku mendoakan kebahagiaan kalian." seru Gama sambil menyalami Dafa dan Celine. yang didoakan tentu saja sumringah. dalam hati mereka sangat bangga kedatangan tamu yang sangat istimewa. seorang Gama Maziantara Gundala yang tentu saja hampir semua orang di ruangan itu mengenalnya.
"kau cantik sekali nona Celine." puji Gama. mendengar itu ada raut ketidak sukaan di wajah Dafa. ia merasa cemburu saat ada pria lain yang mengatai wanitanya itu cantik.
"trimakasih pujiannya tuan Gama." balas Celine yang juga tersenyum lebar.
"dan anda sangat tampan tuan Dafa..." puji Gama juga kepada Dafa. ucapan itu membuat Dafa menarik nafas lega.
disekitar mereka orang-orang sudah sibuk saling berbisik sejak kedatangan Gama tadi. mereka penasaran, ternyata Dafa dan Celine punya teman sehebat Gama. beberapa gadis bahkan dengan sengaja menebarkan senyuman mereka kepada Gama saat pria itu mengedarkan pandangannya. berharap itu dapat menarik perhatian Gama.
tak mau kalah, Rini, ibu Dafa, juga segera menghampiri putranya itu dan segera di perkenalkan oleh Dafa. andaikan dia punya seorang putri, pasti sudah akan dijodohkan dengan Gama. dia fikir semudah itu.
"kalian saling mengenal?" tanya Dafa penuh selidik kepada Gama dan Ayyara. tapi Gama hanya menjawab dengan senyuman. sedangkan Ayyara masih terus menundukkan wajahnya. ia tak tau harus bersikap seperti apa.
"sayang, apa kau sudah lelah? ayo kita pulang..."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Ita rahmawati
gama kah yg bilang itu
2024-10-18
0
Dyana Arsi
asik suka gama aku,
2022-01-20
4
Mulia Wati
mantap gama
2021-12-13
0