Ayyara mendengar semuanya. Tapi Ia mencoba untuk tidak mempedulikan semua perkataan mereka. Ia menguatkan hatinya. Batinnya menangis meraung-raung. Bagaimana bisa dia hamil kalau suaminya tak pernah menidurinya? Selama empat tahun menikah, Dafa sama sekali tak pernah menyentuhnya saat di ranjang. Dafa tak pernah memperlakukannya sebagai istri, pria itu selalu memperlakukannya sebagai orang asing. Tapi ia tetap menyembunyikan kelemahan Dafa dari ibunya. Andai ibunya tau, apa dia masih akan menyalahkan Ayyara?
"Waahh,, kasihan sekali ya,, padahal masih muda. Memangnya tidak dibawa berobat Jeng?"
"Entahlah,, aku juga tidak tau. Sudah berkali-kali aku membawa mereka ke dokter dan juga berobat alternatif, tapi tetap saja tidak hamil-hamil."
"Oo,, begitu,, yasudah Jeng, aku jadi pesan paket liburan yang ini ya,, sama semua anggota keluargaku."
"Siap Jeng,, Dafa, kasih diskon ya Nak.." perintah ibunya.
"Iya Ma. Tenang saja, pasti aku kasih diskon yang special." jawab Dafa.
Ayyara yang mendengar itu hanya menarik nafas panjang. Dafa sungguh tidak tau keadaan perusahaan yang sedang limit keuangan. Malah mau kasih diskon special segala.
Seharian Ayyara hanya berkutat dengan pekerjaannya. Ia hanya meninggalkan mejanya saat makan siang saja. Bahkan saat semua karyawannya sudah pulang di malam hari, ia masih saja mencari cara untuk menyelamatkan perusahaannya. Jangan ditanya Dafa kemana, pria itu sudah pulang sejak tadi siang, bersama dengan Ibunya.
Ayyara hendak mengunci pintu tokonya, saat ia mendengar ada suara langkah kaki di dekat tangga, dia tak bisa menahan diri untuk tidak menoleh. Rasa penasaran membuatnya memalingkan wajah sekilas.
Gama sedang berjalan di dekat tangga, dibelakangnya Arfan mengikuti sambil menenteng tas. Sesaat Gama sempat melihat Ayyara yang juga sedang melihatnya.
"Kau.!" pekik Ayyara dengan ekspresi marah. Ia masih teringat apa yang harus ia alami karena pria itu. Ia melotot kepada Gama yang nampak bingung.
"Siapa? Aku?" tanya Gama tak peduli. Ia tak merasa mengenal Ayyara. Tapi ia tetap menghentikan langkahnya.
"Apa? Bisa-bisanya kau lupa?!" Ayyara mulai emosi.
Gama hanya mengerutkan keningnya. Ia benar-benar tidak merasa mengenalnya.
"Maaf Nona. Tolong bicara yang sopan." kata Arfan. Ia tidak suka dengan nada bicara Ayyara yang menurutnya sangat tidak sopan.
"Sopan? Mumpung kamu menyinggungnya, sekarang aku tanya, apa dia orang yang sopan? Memeluk wanita asing di jalanan? Kamu yakin dia bukan psikopat?" tanya Ayyara berapi-api.
"Nona...." Arfan menghentikan kalimatnya saat Gama mengangkat tangannya.
"Nona, sepertinya anda salah orang." ucap Gama cuek. Ayyara langsung terbelalak saat mendengar kata-kata 'salah orang'.
Wahh... Tidak menyangka Ayyara akan bertemu dengan dua orang yang sudah membuatnya kerepotan semalam. Dengan mendengus kesal Ayyara menatap dua pria yang berjalan menjauh meninggalkannya.
"Tampan sih, tapi psikopat." maki Ayyara saat dua pria itu sudah tak nampak lagi.
"Siapa itu?" tanya Gama kepada Arfan.
"Apa anda benar-benar tidak mengingatnya? Selama ini anda belum pernah melupakan semua wanita korban pelukan anda.."
Buk..! arfan menabrak Gama yang mendadak berhenti berjalan.
"Apa maksudmu? Dia korbanku?"
"Ya,, korban terbaru anda, semalam..... Anda benar-benar lupa?" tanya Arfan kembali, ia ingin memastikan kalau Gama memang tidak mengingat kejadian semalam.
Astaga.! Gama sungguh tidak mengingatnya. Dan dia merasa tidak enak karna menghardik wanita itu tadi. Hal itu tidak biasanya terjadi. Biasanya ia tetap ingat setelah sadar dari mabuknya. Ya walupun semua permasalahannya sudah diselesaikan oleh Arfan.
Gama langsung masuk kedalam mobil saat Arfan membukakan pintu mobilnya. Matanya fokus membaca email dari sebuah tablet yang dipegangnya. Berkali-kali ia nampak memicingkan matanya.
Sesampainya dirumah, Gama langsung menghempaskan tubuhnya ke atas kasur. Menarik nafas panjang lalu membuangnya perlahan. Bayangan Mala dan Micko sesaat terlintas difikirannya hingga ia terlelap tanpa membersihkan tubuhnya terlebih dulu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Pangkas Herman
lanjut
2024-09-02
0
SR.Yuni
berati Daffa yg kelainan....
2023-11-29
2
Maminya Nathania Bortum
Janda berharga masih utuh
2022-04-16
1