Tepuk tangan meriah langsung menggema ke seluruh ruangan saat gadis itu mengakhiri pertunjukannya. Ia berdiri dan membungkukkan badannya tanda berterimakasih atas perhatian pengunjung.
Tanpa sadar, Gama terus meneguk minumannya, sampai habis 2 gelas. Dan tatapannya terus menatap tajam kearah penyanyi wanita itu. Arfan terus memantau bosnya itu dengan khawatir. Ia menatap netra Gama yang sedang fokus memandang ke arah panggung. Arfan tak bisa menahannya, iapun kemudian menoleh ke arah panggung.
"Oh????" kata Arfan terkejut sambil menunjuk sang penyanyi wanita itu.
"Nona Ayyara? Apa dia yang baru saja bernyanyi?" tanya Arfan tidak percaya. Ternyata penyanyi wanita dengan suara merdu itu adalah Ayyara. Arfan memandang Gama yang terus memandang Ayyara dengan tatapan sendu. Bosnya itu nampak sudah mabuk. Matanya sudah merah. Arfan seperti tau kalau Gama akan membuat masalah, dia jadi semakin mewaspadai semua gerakan Gama.
Gama bangkit berdiri dengan kasar. Kakinya sampai menendang meja dan membuat botol dan gelas berdenting karna saling bersenggolan. Arfan dengan sigap menghampiri Gama dan memegang pundaknya. Mengantisipasi kalau-kalau Gama akan bersikap diluar kendali.
Ayyara berjalan melenggang keluar dari cafe itu. Bernyanyi disana merupakan pekerjaan sambilan sekaligus menyalurkan hobinya. Dia sangat suka bernyanyi.
"Hei.! Kau.!" teriak Gama yang sudah ada di belakang Ayyara. Membuat gadis itu langsung membalikkan badannya dan melihat ke arah datangnya suara.
"Kau?!" Ayyara sangat terkejut. Ia tidak tau kenapa bisa ada Gama disana.
"Maaf Nona, silahkan lanjutkan perjalanan anda." kata Arfan. "Tuan, ayo masuk ke mobil." ajak Arfan, membukakan pintu mobil dengan satu tangannya, sedangkan satu tangannya lagi merangkul bahu Gama.
Tiba-tiba Gama berontak dan melepaskan diri dari pegangan Arfan dan langsung berlari menghampiri Ayyara yang sudah berjalan meninggalkan mereka. Gama langsung memeluk Ayyara dari belakang. Membuat gadis itu berteriak sangking terkejutnya.
"Sial.!" umpat Arfan. Bisa-bisanya Gama lolos dari pegangannya. Ia segera berlari menghampiri Gama yang sedang memeluk Ayyara.
Plak.!!!!
Sebuah tamparan keras mendarat di pipi kiri Gama. Wajah Ayyara memerah karna amarah. Ia langsung menampar Gama begitu ia bisa melepaskan diri dari pelukan pria itu. Kali ini Ayyara benar-benar merasa sangat marah.
"Maafkan tuan saya Nona." pinta Arfan yang langsung menangkap tubuh Gama yang sempoyongan.
"Dengar ya. Tolong jaga tuan psikopat anda ini. Ini sudah kedua kalinya. Dan aku tidak akan tinggal diam.!" nada suara Ayyara terdengar berat karna emosi. "Apa hobinya merendahkan harga diri perempuan, begini?!"
"Maafkan saya Nona." Arfan menahan malu dan perasaan tidak enak hati.
Ayyara meninggalkan kedua pria itu dengan air mata yang menggantung diujung matanya. Untuk kedua kalinya ia merasa ternoda. Harga dirinya sebagai seorang istri hancur setiap pria yang bukan siapa-siapanya itu memeluknya.
Dengan susah payah Arfan memasukkan Gama ke dalam mobil. Sesaat ia melihat kearah Ayyara dan merasa bersalah. Ah.. Kali ini Gama sudah membuat kesalahan besar. Entah bagaimana dia akan meminta maaf kepada gadis itu nanti.
Ayyara menyeka butiran air mata yang sudah hampir jatuh itu dengan telapak tangannya. Dadanya terasa sesak dipenuhi oleh amarah. Ia memikirkan cara bagaimana dia akan membalas Gama jika bertemu nanti.
"Dasar psikopat sialan.! Kenapa lah aku harus bertemu dia disini?" umpat Ayyara. Dongkol sekali rasanya. Ia meninju-ninju udara yang ada dihadapannya seolah-olah itu adalah wajah Gama. Ia ingin melampiaskan amarahnya kepada pria itu.
Ayyara memicingkan matanya, ia seperti melihat sosok manusia yang tengah berdiri di depan rumahnya. Karna cahaya lampu yang temaram, ia tak bisa melihat dengan jelas. Ia terus berjalan mendekati rumahnya.
"Kau sudah pulang Yara?" ah,, suara itu, suara yang sangat dikenalnya.
"Ma, ada apa kesini?" tanya Ayyara langsung. Tidak biasa-biasanya Rini, Ibu mertuanya itu datang malam-malam begini.
"Cepat buka pintunya, aku kedinginan." perintahnya dengan nada angkuh.
Ayyara tak menjawab, ia hanya langsung membukakan pintu untuk Ibu mertua. Dengan segera Ibu mertuanya masuk dan langsung duduk di sofa bed.
"Ada apa malam-malam kesini Ma?" tanya Ayyara sambil menyajikan teh hangat untuk ibu mertua.
"Lusa adalah hari sidang putusan. Setelah itu, sudah tak ada lagi hubungan diantara kita, dan Dafa, akan segera menikah dengan gadis pilihannya. Aku hanya ingin mengucapkan trimakasih atas semua yang sudah kau lakukan untukku dan Dafa. Aku tetap akan mendoakan kebahagiaanmu Yara."
Kata-kata Rini sangat menohok. Walaupun nada bicaranya datar dan terdengar lembut, tapi itu sangat tajam.
"Aku tau Ma. Trimakasih karna sudah mau mendoakan kebahagiaanku. Tapi aku tidak butuh itu. Aku akan bahagia dengan caraku sendiri sekarang."
"baguslah. Aku senang mendengarnya. Apa itu berarti kau juga akan berhenti dari perusahaan?"
"apa maksud Mama?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Ita rahmawati
wah gk tau diri nih si mantan mertua
2024-10-18
0
Dyana Arsi
mertua gilaaaa
2022-01-20
2
Ayuna
aku ngebaca deh...nanti yara minta bantuan sama Gama
2021-11-09
0