Ayyara mematut bayangan dirinya di depan cermin. ia membuka ikatan rambut yang tadi sempat dia ikat. sekarang rambut bergelombangnya terurai begitu saja. kemudian ia menyelipkan pita rambut berornamen mutiara di sana.
pergi,, tidak. pergi,, tidak...
hati Ayyara dipenuhi dengan keraguan. sebenarnya dia malu. orang-orang pasti akan membicarakan dirinya. tapi mau bagaimana lagi? demi masa lalu Ayyara dan Dafa yang pernah membina rumah tangga.
tok,, tok,, tok,,
suara pintu diketuk dari luar. itu pasti Nia, batin Ayyara. ia pun membuka pintu dan benar saja itu adalah Nia. gadis mungil itu menawarkan diri kemarin untuk menjemput Ayyara dan pergi ke pernikahan Dafa bersama-sama.
"wahhh,, kak Yara cantik sekali... baru kali ini aku melihat rambut kak Yara terurai, biasanya selalu terikat." celetuk Nia. Ayyara yang mendapat pujianpun langsung merona malu.
"aneh tidak?" tanya Ayyara kurang percaya diri. entah, dia merasa harus tampil berbeda hari ini. apa dia ingin membuat Dafa menyesal karna sudah membuangnya?
"tidak kak. kak Yara cantikkkk sekali. suer.!" jawab Nia bersemangat sambil mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya.
kedua gadis itu lantas pergi dengan sepeda motor milik Nia. sebenarnya Ayyara juga punya sepeda motor, tapi sudah lama rusak dan dibiarkan saja teronggok di sudut ruangan dirumahnya.
setelah hampir 30 menit perjalanan, akhirnya mereka sampai di sebuah gedung dimana diselenggarakan pernikahan Dafa dan Celine. dekorasinya nampak sangat mewah. ornamen bunga bernuansa putih bertebaran di seluruh ruangan Hall. di ujung terdapat pelaminan yang bertengger dengan mewahnya.
Ayyara dan Nia terus masuk kedalam. ia tak peduli kalau beberapa orang nampak melirik kearahnya sambil berbisik. hari ini dia sudah menutup telinganya rapat-rapat. sang mantan ibu mertua nampak sangat senang, ia terus tertawa sambil mengobrol dengan teman-temannya, terus membanggakan menantu barunya itu dan membandingkannya dengan Ayyara.
"kau datang?" sapa Dafa saat Ayyara dan Nia naik kepelaminan untuk mengucapkan selamat.
"selamat ya.." Ayyara mengulurkan tangannya kepada Dafa.
"kau cantik sekali Ayyara..." ucap Dafa sambil menyambut uluran tangan Ayyara.
dasar tukang gombal. bisa-bisanya dia memuji Ayyara di hadapan istrinya?
Ayyara tak menanggapi. dia lalu bergeser ke Celine yang anggun dengan balutan dress berwarna putih metalik.
"trimakasih sudah mau hadir Yara..." ucap Celine. sebenarnya ada perasaan tidak enak di hatinya. biar bagaimanapun, wanita dihadapannya itu pernah menjadi istri suaminya. kalau dia diposisi Yara, dia tidak akan sanggup hadir ke pesta ini. sama seperti dulu, saat Dafa menikah dengan Ayyara, Celine tak mau hadir dan bahkan mengunci dirinya di kamarnya sehari semalam, tanpa makan dan minum. ia terus menangis.
"semoga kalian bahagia, dan segera di beri momongan seperti yang diharapkan Mama selama ini."
apa?!
Ayyara tidak percaya ia mengucapkan kata-kata itu. demi apa? hatinya sakit tak karuan. apa benar dia tulus mendoakan kebahagiaan mereka? orang-orang yang telah menghancurkan hidupnya,? orang-orang yang telah membuangnya setelah menguras habis hartanya itu kini sedang berbahagia. sebenarnya ia tak perlu mendoakan mereka, toh mereka pasti akan bahagia.
Celine tersenyum terpaksa, entah kenapa dia merasakan perasaan yang aneh saat mendengar ucapan yang di lontarkan oleh Ayyara. seperti tidak tulus.
Nia segera menarik Ayyara ke meja yang penuh dengan makanan. dengan kalap Nia langsung mengambil piring dan memilih semua makanan kesukaannya. sedangkan Ayyara sama sekali tak bernafsu makan. mana mungkin ia bernafsu, sedangkan hati dan perasaannya sedang berkecamuk luar biasa. ia terus saja melirik pasangan pengantin itu dengan ekor matanya.
Ayyara dan Nia berdiri di sudut ruangan. ia terus menatap Dafa, berkali-kali kenangan tentang pernikahannya dengan Dafa melintas di fikirannya. ia tak sanggup menepisnya. bagaimana bisa dia melupakan kenangan apa yang telah tertanam di otaknya? dia tidak akan pernah bisa melupakan kenangan-kenangan itu.
sesekali Ayyara melihat kearah mantan ibu mertuanya yang nampak sangat bahagia. wanita paruh baya itu sama sekali tak mempedulikan keberadan Ayyara. dan sekali lagi, hal itu menyisakan rasa nyeri dihatinya.
Ayyara sedang menatap sendu kearah pengantin yang sedang memotong kue pernikahan mereka, tiba-tiba terdengan teriakan dari para undangan.
"cium..! cium..! cium..! cium..!" teriak mereka serentak.
"cih.! malas sekali aku melihatnya kak. kak Yara aku ke kamar mandi dulu ya.. pemandangan ini sangat membosankan." kata Nia meminta izin. dan Ayyarapun segera menganggukkan kepalanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Zaniar Niar
biasa nya perbuatan jahat konsekwensi nya pasti dpt balasan yg setimpal ...buat davadan klga nya nyesal thor sudah menyakiti yura lahir dan batin
2021-09-08
2
Sri Rahayu
😭😭😭😭😭
2021-08-12
0
Siti Aminah
😩😩😩😩😩
2021-07-09
0