Hari persidangan.
Ayyara meraih sepucuk surat yang baru saja dikirimkan kurir ke rumahnya. Surat dari pengadilan. Isinya pemberitahuan keputusan perceraiannya. Kini ia dan Dafa sudah sah bercerai. Ia meremas kertas itu dan melemparkan ke sembarang arah. merasa tidak peduli. perasaannya lega dan bebas.
"kak Yara.!" panggil Nia dari pinggir jalan di depan rumah Ayyara. Gadis mungil itu masih bertengger di motornya. Ayyara segera menghampiri Nia, meraih helm yang disodorkan gadis itu.
"berangkattt..!!!" teriak Ayyara.
Hari ini, ia dan Nia berencana untuk bersenang-senang. Wisata kuliner sekaligus cuci mata. Melepaskan penat dan perasaan sedih karna perceraiannya. sebenarnya ia tidak sedih sih,, Nia yang menawarkan diri kemarin. Karna gadis itu tau tentang perceraian Ayyara.
"kita mau kemana Nia?" tanya Ayyara disela bisingnya suara kendaraan.
"kita ke taman bermain yang baru dibuka kak,, hari ini pembukaannya, dan kita bisa main sepuasnya, gratis!" Nia ikut berteriak, ia tau Ayyara tak akan bisa mendengarnya dengan jelas di belakang.
"okee lah. Kamu memang paling tau kalau aku suka yang gratisan. Hahaha.."
Nia melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Setengah jam kemudian, mereka telah sampai di tempat tujuan. Ayyara dan Nia ternganga melihat betapa panjangnya antrian di pintu masuk.
"waahhh,, panjang sekali Nia,," kata Ayyara, dia malas sekali mengantri.
"tidak apa kak, yuk.." kata Nia, dia langsung menarik tangan Ayyara untuk ikut berbaris. Ayyara pasrah,, akhirnya dia mengikuti Nia masuk kedalam deretan manusia itu.
Hampir satu jam mereka mengantri, dan akhirnya bisa masuk setelah menerima masing-masing satu tiket. nia nampak sangat girang. Ayyara juga.
"kak Yara mau naik apa?"
"roller coaster.!" jawab Ayyara langsung. Sudah lama ia tidak naik wahana itu.
Dan sesaat kemudian mereka sudah sampai di depan wahana yang menjulang tinggi dengan rel-rel yang melingkar-lingkar dan naik turun itu. Mereka kompak melihat ke atas.
"kak Yara yakin mau naik ini? Tinggi sekali kak. Bagaimana kalau jantung kita tercecer nanti?"
"tidak apa-apa, kalau sudah turun kita bisa mengambilnya kembali." jawab Ayyara santai.
"oke."
"kau sudah siap?"
"siap.! Ayo kak."
Keduanya pun segera mengantri untuk menaiki wahana roller coaster. Setelah mendapat giliran, Ayyara dan Nia segera mengambil posisi paling depan. Posisi yang paling membuat adrenalin naik.
Hufhh...
Keduanya mengeratkan pegangan pada sabuk pengaman yang ada di bahu mereka. Ayyara mengatur nafas. Sedangkan Nia nampak sedikit panik.
"kau takut? Mau turun?" tanya Ayyara. Bertanya untuk yang terakhir kalinya sebelum wahana mulai berjalan. Kan tidak lucu kalau ditengah permainan tiba-tiba Nia berteriak minta turun. Ya kalau tidak pingsan...
Hampir semua orang yang naik wahana itu berteriak dengan sangat keras. Termasuk Ayyara dan Nia.
"Dafaaa..!!!!! Aku sangat membencimu..!!!! Aaaaaaaa...!!!!!" teriak Ayyara.
"aku juga membencimu kak Dafa......!!!!!" teriak Nia. Membuat Ayyara yang mendengarnya langsung menoleh ke samping. Kebetulan Nia juga sedang melihatnya. Akhirnya mereka tertawa bersama.
Ayyara dan Nia duduk di bangku sambil menyeruput minuman es teh yang baru saja mereka beli. Keduanya tengah mengatur nafas untuk menenangkan jantung mereka yang serasa mau copot.
"kenapa kau membenci Dafa.?"
"karna dia bodoh." umpat Nia.
"bodoh?"
"kak Dafa itu bodoh karna tidak bisa menghargai kak Yara. Dia tidak bisa melihat ketulusan kak Yara."
"hei,, dia itu sepupumu,, jangan menghinanya begitu."
"justru karna itu aku berani bilang begini kak. Orang lain mungkin tidak akan tau sifatnya yang sebenarnya. Mereka hanya akan percaya omongan-omongan yang menyudutkan kak Yara. Mereka tidak tau seberengsek apa si Dafa itu." Nia mendengus kesal. seolah dia yang baru saja bercerai.
Di tempat yang tak jauh dari mereka, nampak sedang ada kerumunan. Orang-orang berkumpul dan sedang melihat sesuatu. Hal itu membuat Nia tertarik dia fikir sedang ada permainan yang menarik.
"kak Yara, yuk kita kesitu." ajak Nia. Dia bahkan tidak menunggu jawaban dari Ayyara dan langsung menarik tangan Ayyara.
"hei.. Pelan-pelan Nia.." kata Ayyara. Kakinya sempat tersandung sesuatu.
Nia dan Ayyara berjalan perlahan membelah kerumunan itu. Memaksa tubuh mereka melewati celah-celah kerumunan. Dan dengan banyak usaha, akhirnya mereka sampai di barisan paling depan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Marcelia Matheos Diamaniz
🙂
2021-10-18
2
Sri Rahayu
kok bisa gama di situ ya😁😁😁😁
2021-08-12
0
Lasmi Kasman
Kalau aku minum kopi klu sedih
2021-07-23
0