"o??? Itu kan tuan Gama kak..." celetuk Nia.
Mendengar kata 'Gama', membuat Ayyara reflek melihat kedepan. Awalnya ia melihat ke samping, karna seseorang mendorongnya sampai hampir jatuh tertelungkup.
Gama sedang berbincang dengan dua orang lainnya di atas sebuah panggung mini. Tangan kanannya memegang sebuah microphone. Pria itu nampak sangat serius mendengarkan pertanyaan dari orang disampingnya.
"tidak,, tidak,, itu sama sekali tidak benar. Saya adalah pria yang sangat sangat normal. Saya bukan penyuka sesama jenis seperti yang diberitakan diluar sana." jelas Gama. Seorang pria yang nampaknya adalah moderator langsung manggut-manggut mengerti.
"saya ikut senang mendengarnya. Pasti yang hadir disini juga senang kan mendengarnya?" tanya moderator itu. Yang langsung dijawab dengan sorakan dari wanita-wanita yang ada disana. Termasuk Nia. Sedangkan Ayyara hanya melihat Gama dengan tatapan sebal.
"jadi apa Anda sudah memiliki kekasih Tuan Gama?"
"kalau untuk itu,,, sedang dalam proses." jawab Gama. Ia tertawa dan diikuti oleh penonton. Gama mengedarkan pandangannya ke seluruh penonton. Dan tanpa sengaja netranya bertemu dengan netra Ayyara. Gadis itu langsung membuang mukanya ke arah lain.
Untuk sesaat, Gama terdiam dan hanya menatap Ayyara yang sedang membuang muka. Ada suatu perasaan yang aneh yang menggelitik dihatinya.
"Nia,, sudah yuk,, kita pulang." ajak Ayyara.
"sebentar ya kak,, aku lagi menikmati wajah tuan Gama. Jarang-jarang lho kita bisa menatap wajahnya selama ini.."
"jangan lebay. Kau bisa menatapnya setiap hari. Kau bekerja di gedung yang sama dengannya. Ayo."
Dengan cemberut, Nia menuruti ajakan Ayyara dan mengikuti langkahnya dari belakang. Tapi ekor matanya tetap melirik kearah Gama.
"kak Yara, kenapa buru-buru pulang? Kita kan baru naik beberapa wahana. Sebentar lagi ya kak.." rengek Nia.
"sudah sore,, lain kali lagi kita kesini. Aku sudah lelah." elak Ayyara.
"yaaahhh... Kak Yara gitu. Yasudah lah,, tapi kak Yara harus janji lain kali kita kesini lagi yaa..."
"oke..." kata Ayyara, ia membuat tanda 'OK' dengan jari-jarinya dengan tersenyum.
Kedua gadis itu berjalan menuju pintu keluar. Setelah sampai di tempat mereka memarkirkan motor, Nia meraba-raba saku celana jeansnya untuk mencari kunci motornya, tapi ia tidak menemukannya. Ia kemudian mengaduk-aduk isi di dalam tasnya, tapi juga tak menemukan kunci itu. Nia berusaha mengingat-ingat dimana tepatnya dia menaruh kunci dengan gantungan boneka doraemon itu.
"tidak ketemu?" tanya Ayyara. Nia menggeleng. Wajahnya nampak panik.
"kak Yara tunggu sisini sebentar ya,, aku coba tanya di meja informasi. Barangkali ada yang menemukannya"
"mau ditemani?"
"tidak usah kak, kak Yara tunggu disini saja."
"baiklah." kata Ayyara sambil menganggukan kepalanya.
Ayyara menatap punggung Nia yang sedang berlari-lari kecil menjauh darinya. Ia jadi ikut khawatir. Takut kalau Nia tidak menemukan kunci motornya. Lantas bagaimana mereka akan pulang nanti?
Di tempat parkir nampak sepi. Para pengunjung sedang asyik menikmati wahana yang ada didalam. Untuk mengusir rasa khawatirnya, Ayyara mengeluarkan ponselnya dan membuka website perusahaannya. Ia mulai membaca email yang masuk.
"ternyata kau ada disini..." sebuah suara mengejutkan Ayyara dan membuat gadis itu sontak memalingkan wajahnya dari ponsel. Ia menatap Gama yang sedang berdiri tak jauh darinya.
Dengan menghembuskan nafas dengan kasar, Ayyara melangkahkan kakinya berniat menjauhi Gama. Padahal pria itu sudah berada cukup jauh darinya.
"tunggu sebentar...!" teriak Gama menghentikan langkah Ayyara.
"ada apa?" tanya Ayyara jutek. Gadis itu kemudian berbalik.
"aku ingin meminta maaf padamu." kata Gama jujur. "aku sudah membuat kesalahan padamu untuk yang kedua kalinya. Aku benar-benar minta maaf."
"sebaiknya kau berhenti menggila seperti itu. Atau suatu saat kau benar-benar akan mendapat masalah karnanya." Ayyara memperingatkan.
"iya,, aku tau. Aku juga berfikir seperti itu. Maka dari itu aku dengan tulus meminta maaf padamu"
Tatapan Mata Gama menyiratkan ketulusan yang baru saja ia bicarakan. Ayyara bisa merasakannya. Dibibir seksi Gama timbul sebuah senyuman yang sangat manis.
"dan... Trimakasih untuk tamparannya." kata Gama menyipitkan matanya dan menunjuk kearah pipi kirinya. Dimana Ayyara pernah menamparnya.
Ayyara hanya terdiam saja. Untuk sesaat ia sempat terpesona dengan senyuman Gama. Perasaannya masih sebal kepada pria itu. Ia menatap tajam kepada Gama. Entah dia harus memaafkan Gama atau tidak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Ayuna
klo orang macam ini...hati y selalu berdebar,makan ingat kamu,tidur ingat kamu...🤣
2021-11-09
2
Djie Marwati Laissa
okeehhh drama maaf2an..lanjut k drama percintaan yuhuuyyy
2021-09-13
0
Sri Rahayu
mulai ada hati ya thor😍😍😍😍😍
2021-08-12
0