cafter 14

Setelah keluarga aya dan dimas datang mereka langsung mengurus keperluan oma linda mereka juga mengikuti saran dari gara untuk memindahkan oma ke rumah sakit brawijaya hospitals

"Bun mba dania ikut juga.? tanya aya ketika tak melihat dania di parkiran rumah sakit

Mereka memasukan oma Linda ke dalam mobil ambulan yang akan membawa mereka menuju bandara

" Ikut tapi nanti siang mereka berangkat kasian amanda jam segini harus di bangunin " aya menganguk lalu terus membantu caca memasukan barang barang ke mobil

"Bun tiketnya sudah di pesan.? " tanya aya ketika mereka di mobil menuju bandara

Caca menganguk "gara sudah menyiapkan semuanya kamu beruntung dek punya temen yang baik begitu" aya hanya diam ketika mendengar ucapan arga

Sejujurnya ia ingin menyelah karna tak ingin keluarganya dan yang lain salah paham apalagi membuat gara berharap banyak padanya ia tak ingin memiliki hubungan apa pun dengan gara

"Dek jaga diri baik baik ya masnya juga di kasih tau nanti" entah kenapa kepergian caca kali ini membuat aya sedih

Apalagi ia tak bisa ikut karna harus menunggu dimas yang mendapatkan pasien mendadak dan harus di oprasi segera

Bahkan aydan yang biasanya 24 jam mengaktifkan nomor hpnya entah kenapa kali ini nomornya tidak bisa di hubungi membuat aya tambah kawatir

Aya memegang tanggan caca " bunda jaga kesehatan nanti aya sama mas dimas nyusul" caca tersenyum

Setibanya di bandara mereka langsung menuju ke pesawat karna memang hanya mereka yang berangkat

Pesawat memang di siapkan khusus untuk pasien brawijaya jakarta dan brawijaya hospitals amerika dan semua biaya di tanggung brawijaya hospitals amerika

"Bun kalo udah sampe kabarin ya " caca menganguk

"Kenapa sih dek dari tadi gelisah mulu" sahut maudi yang tak biasanya melihat aya gelisah

Aya mengeleng " ngak pa pa madi mungkin cuma takut aja baru kali ini kalian perginya rame rame dan aya ngak bisa ikut" sahut aya lesu

"kan adek nanti nyusul sama mas dimas " sahut arga menenangkan aya

"jaga diri dek bunda sama yang lain pergi juga buat oma biar oma cepat sembuh" ucapan maudi membuat aya pasrah

"bunda bisa tinggal ngak kan udah ada mba dania sama yang lain" sahut aya membuat arga dan yang lain binggung

"Aya...hanya takut bun"

Caca memeluk aya "bunda cuma bentar jaga diri ya dek" aya menganguk

Aya pamitan pada mereka satu satu mulai dari arga, caca, defan,dan maudi

Aya hanya bisa melambaikan tanggan ketika pesawat yang membawa keluarganya berangkat

"Aya" pangilan seseorang membuat aya berbalik

Dimas dan wili tiba di dekat aya dengan nafas ngos ngosan

" mereka huhu ...udah huhu berangkat ya.? " tanya wili

Aya melihat dimas dan wili bergantian " iya mas tapi hati aya kok ngak tenang ya " dimas menghadap aya memegang kedua pundaknya

"Ngak akan terjadi apa apa sama mereka "

"Hanya prasaan aja kali udah pulang yuk bentar lagi pajar" ajak wili membuat aya dan dimas mengikutinya

Ketiganya keluar dari bandara bersamaan dengan hp aya yang berdering

"Halo mas" sahut aya

"Halo dek kenapa nelpon tadi.? " tanya aydan dari sebrang

"Oma mas oma di bawa ke amerika "

"Kenapa.? apa yang terjadi.? " tanya aydan yang syok mendengar berita ini

"keadaan oma sempat kritis mangkanya harus di rujuk ke brawijaya hospitals bunda sama yang lain juga ikut ke sana"

"Kamu sama dimas.? " tanya aydan lagi

"Iya mas, kenapa.? " aya melihat dimas yang juga tengah melihatnya

"Yaudah mas akan ke amerika, kamu jaga diri ya dek"

"Iya mas" aya mematikan sambungan lalu melihat dimas

"Mas idan mau ke amerika " dimas menoleh sebentar lalu menganguk

"Itu bagus biar bunda sama mama ada yang gantiin jaga oma" ucap wili

"Dimas kamu setirin aya biar mas pulang sendiri ya" aya dan dimas menganguk lalu masuk ke mobil sedangkan wili menaiki mobil lainnya

"Kita berangkatnya kapan mas.? " tanya aya di tengah perjalana

"Mungkin lusa karna nanti mas ada oprasi jam 10 kamu juga katanya harus mengurus baju untuk desainer itu" aya mendesah pelan ketika mengingat tugas tugas yang menumpuk

"Aya hanya takut" sahutnya lemah

"Jangan takut ad gue" aya menganguk

.

.

.

Satu minggu kepergian naina selama itu juga fasyah selalu tidur di kamar naina memeluk photo naina dan vino dengan erat

Deringan ponsel fasyah membuatnya yang lagi duduk di balkon beranjak

"Halo"

"Fas lho bisa ke kantor sekarang penting" fasyah melihat jam di dinding

"Gue berangkat" sahut fasyah yang langsung mematikan sambungannya lalu bergegas mengambil jaket dan kunci mobil

"Lho mau kemana.? " tanya bian yang tengah menonton tv

"Gue harus ke kantor titip fisyah" fasyah langsung pergi tampa menunggu jawaban bian hal itu membuat bian jadi binggung

Setibanya fasyah di kantor polisi ia bergegas masuk untuk menemui ramon dan yang lain

"ramon mana.? " tanya fasyah ketika ia hanya melihat andre dan heru yang tengah ngobrol di ruangan itu penyidik

"ramon lagi ke wc " sahut dion yang datang dengan 5 cangkir kopi

"Fas besok kita akan mengadakan pemeriksaan di butik ay'att yang ada di jakarta timur"

"Kasus mr.zen gimana.?udah kelar" tanya fisyah dengan menyeruput kopinya

"Ini juga kita ngebahas kasus mr.zen " sahut andre

Fasyah melihat andre "setelah kita selidiki mr.zen ngak hanya di perdagangan obat dia juga memperdagangkan orang, dan ikut dalam kasus penyelundupan barang bersama tantowi " sahut andre lagi

"Tantowi imigran thailand yang mati di eksekusi 2 tahun lalu,mereka sekongkol dan sengaja menitipkan sebagian barang nya sama mr.zen " jelas andre lagi

"Itu artinya mrs.zean juga terlibat." Sahut fasyah membuat ramon mengeluarkan beberapa photo

"mereka juga bekerja sama dengan mr.lee " ucapan ramon membuat fasyah menyandarkan badanya ke kursi

"Gue sekarang sadar kenapa kasus ini di lemparin sama kita " ucap ramon membuat yang lainnya binggung

"Tiga tahun lalu kasus ini di tangani sama kepolisian thailand tapi mereka hanya berhasil menangkap anak buahnya dan beberapa barang musium dan obat obatan terlarang kasusnya di tutup karna mereka pikir mr. zen hanya di pitnah karna sempat adu konflik dengan tantowi satu tahun kemudian tantowi tertangkap bersama beberapa gadis dari gadis itu kita tau kalo mr.zen ikut terlibat tapi kasusnya di tutup karna ngak ada kejelasan"

"Pantes mereka kaya banget kerjaanya gitu" sahut dion tak habis pikir

"Sekarang butik ay'att jadi target selanjutnya" ucapan andre membuat ramon kaget

"Butik ay'att.? " andre menganguk

"Karna 3 hari yang lalu mrs. zean dan mr. zen berkunjung ke sana dan membawa beberapa barang gue curiga mungkin mereka menjadikan butik itu tameng untuk menyeludupkan barang"

"Tu orang banyak banget sih kriminalnya ngak dagang orang, dagang obat, maling, tapi kok ngak dapet dapet ya" sahut dion lagi

"Gue aja pusing apalagi lho" sahut heru dengan meletakan leptop di depan mereka semua

"Gue laper pada mau makan ngak.? " tanya andre membuat mereka menganguk semua termasuk fasyah

"Oke gue keluar yuk dion temenin gue " dion dan andre keluar meninggalkan ketiganya

"Ayana lagi di amerika jika itu yang lho kawatirin " sahut ramon dengan melihat fasyah

Fasyah menegakan badanya " gue ngak ada hubungan apa apa lagi sama dia" sahut fasyah langsung

"Lho bisa bohongin yang lain tapi kita ngak " sahut heru membuat fasyah melihatnya

"Meski pun cincin itu di jari lho tapi hati lho ngak" fasyah melihat cincin pertunangannya lalu tersenyum

"Hati dia bukan buat gue jadi gue bisa apa" sahut fasyah dengan berdiri lalu keluar dari ruangan itu

.

.

.

.

Siang ini fasyah dan kedua temanya menuju ke butik ay'att untuk melakukan pemeriksaan

Setibanya mereka disana mereka langsung masuk beruntung hanya ada satu pembeli sehingga mereka tak harus mengusir pengunjung itu

"Ada yang bisa saya bantu mas" sapa lenia dengan rama

Fasyah langsung memberikan tanda pengenal mereka membuat lenia kaget

"Sebentar pak akan saya pangilkan atasan saya " ucap lenia dengan mendekati dina yang baru selesai melayani pelanggan

"Mba ada polisi" dina melihat ketiga lekaki itu lalu mendekat

"Ada yang bisa kami bantu pak.? "

Andre menganguk "bisa tutup dulu butik nya " dina menganguk lalu menyuruh lenia menutup butik

Sedangkan dina mengajak ketiganya duduk dan memberikan minum

"Begini beberapa hari yang lalu mr.zen dan mrs.zean ada membeli barang dari butik ini" dina dan lenia saling pandang tak tau siapa yang di maksud

"ini orangnya " ramon memberikan photo yang langsung di anguki dina

"Benar pak itu desainer dari amerika yang akan bekerja sama dengan butik ini" ramon menganguk

"Apa saja yang mereka beli. ? " tanya andre

Dina mengeleng " saya kurang tau karna pada saat itu pemilik butik langsung yang menangani tapi setau saya dia minta barangnya di kirim ke malang dan ke jepang"

"Sore ini pemilik butik baru kembali ke indonesia" mendengar penjelasan dina mereka pamit dan berjanji akan kembali setelah pemilik butik itu ada

.

.

.

setibanya aya di Indonesia ia langsung menuju ke butik karna mendapat kabar dari dina jika kepolisian sudah 2 kali berkunjung ke butik nya

"mba dina mana.?" pangil aya ketika membuka butik

"mba dina keluar mba sama akif " sahut lenia yang sedikit kaget melihat aya

"mba aya kapan sampe.? " tanya lenia ketika aya duduk

"barusan ini aja dari bandara langsung" ucap aya lalu mengambil minum karna merasa haus

"len jaga butik bentar ya gue mau tidur capek" lenia menganguk

aya langsung menuju ruangannya untuk istirahat sebelum tidur ia menganti baju dan bersih bersih dulu karna ia merasa gerah puluhan jam baru menyentuh air

aya langsung membaringkan dirinya di kasur munggil pembelian aydan kasur itu aydan beli mengunakan gajih pertamanya hal itu lah membuat aya sayang sekali dengan kasur itu

"ay aya ay bangun " gedoran di pintu membuat aya yang baru terlelap kaget

"aya bukak" aya memijat pangkal hidungnya lalu berdiri membukakan pintu

"lho ngapain sampe di depan ada kepolisian segala ay" beruntung pertayaan dari vania membuat aya ling lung

"apa sih pan gue baru balik di tanya yang aneh aneh" sahut aya dengan nyawa yang baru terkumpul

"sini ikut gue " vania langsung menarik aya tampa sadar dengan pakaian aya yang mengunakan celana pendek dan kaos kebesaran

"tu liat " aya kaget ketika melihat 3 polisi yang tak ia kenal memeriksa tempatnya

"ini ada apa ya.? " suara aya membuat ketiga polisi itu langsung melihat nya

ramon yang menyadari tatapan kedua temanya langsung mengambil kain yang ada di dekatnya dan dengan cepat menutupi paha mulus aya

"lho gila " umpat ramon membuat vania sadar

aya menatap horor vania yang hanya nyengir kuda "tunggu disini " ucap aya yang langsung menuju ke ruanganya untuk berganti celana

ramon mengeleng "liat liat dong yang kan malu depan mereka" vania melihat kedua teman ramon

"maaf tadi kan panik liat kalian jadi yaudah "

"untung fasyah di luar " sahut ramon

setelah aya berganti pakaian aya langsung menemui mereka

"ramon ini bisa di jelaskan.? " tanya aya pada ramon

ramon melihat temannya "pangil fas kesini" mendengar nama fas jantung aya berdegup kencang

fasyah masuk bersama dengan andre lalu memberikan surat pengeledahan yang langsung di terima oleh aya

aya membaca surat itu dengan teliti " ini kasusnya apa sih saya ngak merasa melakukan kejahatan" sahut aya yang tidak terima

"menurut keterangan pegawai anda anda mengirim barang ke malang dan ke jepang atas nama mrs. zean benar.? " tanya fasyah membuat aya menganguk

"tapi saya hanya kirim barang berupa baju " bela aya

"tapi mrs.zean menitipkan dus kotak kecil bersamaan dengan barang itu.? " ucap heru memperjelas

aya menganguk "dia hanya menitipkan karna untuk pelangan" sahut aya

vania yang tegang malah meremas tanggan aya namun aya seolah tak gentar ia biasa saja

"apa anda tau jika dalam paket itu adalah obat terlarang.? " tanya fasyah lagi

aya kaget "obat.? " fasyah menganguk

"obat terlarang pil ekstasi, kokai, pil tramadol dan beberapa gram ganja kering" mendengar itu aya kaget karna ia memang tidak mengetahui apa isi dus kecil itu

"anda tidak tau.? " tanya andre membuat aya mengeleng

"saya tidak membukanya " fasyah mengusap wajahnya dengan kesal

"apa kamu gila itu pelangan kamu dan kamu tidak membuka titipanya kamu ini ceroboh sekali apa kamu tidak tau siapa mereka " emosi fasyah memuncak membuat aya kaget begitu juga dengan yang lain

"fas tenang fas " sahut ramon dengan memegang pundak fasyah

sedangkan vania langsung memeluk aya yang ketakutan "lho gila ya" marah vania pada fasyah

ramon menarik fasyah agar menjauh dari aya hal itu membuat andre langsung memberikan photo pada aya

"maaf atas kekecewaan ini, ini photo kurir yang mengantar paket anda ke malang benar.? " aya melihat photo itu lalu menganguk

"dari dia kami tau bahwa anda lah yang mengirimkan paket itu dan sekarang dia ada di kantor polisi"

mendengar ucapan andre aya kaget "tapi itu bukan barang saya"

andre menganguk " kami tau kami hanya minta anda bekerja sama dengan kami untuk menangkap mereka "

"apa aya akan di tahan.? " tanya vania

andre melihat dion dan heru bergantian " jika teman anda bisa di ajak kerja sama kami akan menjamin keselamatannya "

"jagan libatkan ayana" sahut fasyah

"kita akan menjaganya fas " sahut andre membuat aya menunduk

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!