Lima tahun kemudian
.
Pergi...
Pergi jauh sebisa mu....
lupakan aku semau mu...
lupakan semua kenangan kita....
tapi maaf jika aku tak bisa....
aku tak bisa melupakanmu....
melupakan semua kenangan kita.....
maaf jika aku selalu mengingatmu...
selalu berharap kamu kembali....
maaf...
karena aku terlalu mencintaimu...
.
..
.
brak....
gebrakan di pintu membuat kedua wanita yang ada dalam ruangan itu terjangkit kaget kedua wanita itu menatap sosok se orang wanita yang sedang ngos-ngosan berdiri di pintu masuk
Seorang wanita yang berdiri di pintu itu menatap kaget pasalnya ruangan yang begitu rapi wangi kini penuh dengan hamburan tisu-tisu yang bertebaran di mana-mana
” lo kenapa.? dan ini kenapa jadi kayak gini" tanya wanita itu
Seorang wanita yang menjadi sumber masalah hanya diam karena dirinyalah yang menyebabkan ruangan itu penuh dengan tisu bekas
" ramon dia nyelingkuhin gue" sahutnya dengan penuh air mata
wanita yang baru datang itu mengeleng tak habis pikir " lu sih maunya aja di bego bego ini udah berapa kali juga dibilangin masih aja ngeyel”
” alin jahat lu ngomong gitu karena lo jomblo kan lo iri kan sama gue lo sirik kan sama gue”
Wanita yang di sapa alin itu pun menatap tajam "lu pikir gue apaan..? cowok kayak dia di banggain gue juga bisa dapat 10 kali”
” halah ngakunya dapat 10 ini 1 aja kagak” sahut wanita yang sedang berdiam diri di pojok dengan memainkan hp-nya
” diem ay gue masih emosi nih lu juga jomblo kan sama-sama jomblo nggak usah saling tindas deh" wanita yang disapa ay itu pun hanya menganguk tampa mengalihkan pandangan nya dari hp
"udah van mending loe cari yang lain deh masih banyak juga yang ngantri sama lu ngak dia doang " sahut alin yang duduk di dekan vania
" tapi gue masih cinta lin sama ramon"
alin menatap vania dengan kesal "cuma ya ngomong panjang lebar ujung-ujungnya ramon lagi ramon lagi"
aya mendekati keduanya " lu si emosian, baperan juga kayak nggak tau vania aja kayak gimana " sahut aya dengan melihat keduanya
" van udah ya ntar cantik lho ilang oke saudaraku yang baik, saudaraku yang manis sekarang lu lupain ramon dulu karena nih dari tadi nyokap lu terus menerus nelpon gue kenapa lu enggak jemput dia di mall ayo sekarang kita berangkat" ajak aya membuat vania mau tak mau beranjak
" sial banget tau nggak sih lagian ini muka idung gue pada merah-merah semua ngak kasian apa."
Namun kedua wanita itu tampak masah bodoh lalu keluar ruangan
" eh lu berdua mau kemana.? " tanya vania yang melihat kedua temannya itu telah duluan keluar ruangan
" ya kita mau ikut " sahut alina dengan melihat ke arah vania
" maksud lu lu berdua mau ikut ke mall gitu. ? " tanya vania yang melihat dengan melihat kedua temannya
" ya iyalah vania masa kita ditinggal di butik nggak sih mending kita ikut ke mall ya enggak yak sekalian cuci-cuci mata gitu" ucap alina yang langsung dianguki oleh aya
Mendengar ucapan dari alina vania mendengus kesal "awas aja ya kalau sampai lu berdua sampai bocor ke mama kalau gue nangis lagi gara-gara ramon abis lu be dua" ancaman vania yang langsung dianguki oleh kedua temannya itu
Ketika wanita itu langsung menuruni tangga yang berhadapan langsung dengan mbak dina yang menjaga sebagai kasir butik
" mbak aya titip butik ya sekalian aja kunciin aya bawa kunci serep kok" wanita yang dipanggil dina itu langsung mengangguk paham
Setibanya setibanya di mall ketiganya langsung menuju ke toko perhiasan di mana tempat lisa mamanya vania sudah menunggu ketiganya di sana
" maaf ma lama ya nunggu nya vania nya tadi vania ke butik dulu ma jemput aya sama si alina dulu" wanita yang dipanggil mama itu hanya tersenyum
" mama nggak lama kok barusan juga tadi habis keliling"
" kalian ada yang mau dibeliin dulu atau apa segala macam sebelum pulang. ? " tanya lisa pada aya dan alina
Keduanya mengangguk setuju "kita mau lihat-lihat dulu tan tapi kalau seandainya tante mau pulang sama vania nggak papa kok kita bedua bisa pulang naik taksi" ucap aya yang membuat lisa tersenyum
" nih pakai aja kartu kredit tante” vania menatap kaget mamanya karena memberikan aya dan alina kartu kredit
" eh apaan mama nggak nggak nih orang berdua punya duit sendiri nggak perlu lagi pakai kartu kredit mama, eh loh dua kan yang mau ikut gue nggak ngajak kalian berdua ke sini lo ingat tuh" ucap vania yang tak terima dengan perilaku mamanya
" vania jahat ih masa gini aja perhitungan" sahut alin dengan kesal karena nggak berhasil mendapatkan kartu kredit lisa
" udah sono sono pergi gue mau pulang sama mama gue"
alin endengus kesal " ya udah tan kita pamit dulu entar ada banteng ngamuk brabe kan kita"
Mendengar kata banteng vania pun spontan mencubit pinggang alin "sialan lu gue di kata in banteng"
" lu kan emang banteng" alien yang membuat vania tambah murka
"sialan lu" ucap vania dengan menjewer telinga alin
" ampun ampun sakit bego " keributan kecil itu nyatanya sukses membuat beberapa pengunjung melihat ke arah mereka
" eh maaf maaf alin udah vania udah ya udah"
" hehehe maaf maaf" ucap alin yang tak enak karena melihat beberapa pengunjung memperhatikan mereka
Setelah berpamitan keduanya langsung keliling untuk mencari barang apa saja yang ingin mereka beli
alin dan aya bukan lah seperti gadis yang kebanyakan karena keduanya ini lebih senang aksesoris atau barang-barang yang unik barang-barang yang sudah langka dijual
"ay" panggil alin tunjukkan pulpen berwarna coklat yang di ujungnya ada gambar bintang
" bagus kan" tanya alin yang langsung di angguki aya karna tak ingin sodaranya itu tahu mengenai pulpen berwarna coklat
"nih lu beli gih bagus lu bisa pajang di ruangan lo" alin menyerahkan kotak yang berisi pulpen itu kepada aya membuat aya teringat akan orang yang di seberang sana
aya terus memperhatikan pulpen itu hingga tak sadar bahwa alina sudah berdiri di sampingnya
" sini bayar dulu ya" alin langsung mengambil kembali pulpen itu dan membawanya ke tempat kasir membayarnya bersamaan dengan belanjaan yang lain
Setibanya di rumah aya bingung karena tak mendapati satu orang pun yang ada di rumahnya
aya langsung menuju ke dapur untuk menemui bik rusni
" Bik semua kemana..?" tanya aya pada rusni keponakan be ina pembantu lamanya
bik rusni yang lagi membereskan dapur langsung menoleh "eh non aya kenapa non.?
" bunda sama ayah kemana.? tanya aya lagi
"ih tuan sama nyonya lagi ke taman depan non den idan juga ikut" mendengar ucapan bik rusni aya mengangguk lalu pamit menuju ke kamarnya
Setibanya di kamar aya meletakkan paper bag di kasur ia membuka laci mejanya dan mengambil kotak kecil yang berwarna merah
kotak kecil itu berisi kan pulpen sama persis dengan pulpen yang ia beli di mall tadi
.
.
.
.
Flashback
.
.
.
Seorang gadis remaja menuju taman dengan membawa sebuah kotak kecil yang ia bawa dari rumah
" hai kak sudah lama ya.?” tanya gadis itu pada lelaki yang duduk di bangku taman
Lelaki itu tersenyum lalu mengelus kepala gadis itu "kakak akan selalu nungguin kamu kok walau pun kamu nya datang nanti malam"
Mendengar itu gadis itu tersenyum "oh ya kak ini" wanita itu memberikan kotak yang ia bawa dari rumah
Lelaki itu membukanya " pulpen.?" tanya nya membuat wanita itu mengangguk
"simpan ya ini dari aya buat kakak" lelaki itu mengeleng lalu menghembuskan nafas kasar
" kenapa.? " tanya aya
lelaki itu melihat aya "kamu simpang pulpen ini untuk kakak, kakak akan melaksanakan tugas takut pulpen nya ilang"
aya melihat pulpen itu " kan bisa di simpen dirumah atau bisa di bawa ketika kakak pergi, pulpen ini untuk kakak nulis atau bisa di pajang juga biar inget aya terus"
melihat raut tak bersahabat dari lelaki itu membuat aya binggung "apa kita ngak bisa ketemu lagi.? " tanya aya lagi
lelaki itu hanya diam karna tak mendapat jawaban aya bertanya lagi "kenapa.? "
"aya jaga dirimu selama kakak tidak ada, nanti ketika kakak kembali kakak ingin kamu sudah sukses menjadi dokter seperti cita-citamu dulu menjadi patner kakak" lagi lagi aya hanya menganguk
lelaki itu memeluk aya "kakak sayang sama aya, aya adik kesayangan kakak setelah gambaran kakak"
tubuh aya menegang ketika mendengar kata adik
" adik.? " tanya aya yang masih dalam pelukan lelaki itu
"aya adik kakak.? " tanya aya lagi
lelaki itu menganguk "ada yang salah.? "
"aya bukan anak kecil kak"
"yang bilang kamu anak kecil siapa.? kamu udah gede udah 17 tahun sudah ngerti pacaran tapi bagi kakak kamu tetap adik kakak"
hati siapa yang tidak hancur mendengar ucapan itu 3 tahun mereka mengenal mereka bersama lelaki yang berusia 22 tahun itu hanya mengangap nya adik.?
lalu selama ini apa.?
makan.?
nonton.?
beli baju couple.?
bahkan tiap malam minggu aya selalu jalan denganya. ?
dan sekarang ia bilang aya hanya adik. ?
aya memalingkan mukanya agar bisa menghapus air matanya
"apa kakak tidak suka denganku.? " tanya aya yang masih membelakangi laki laki itu
lelaki itu menganguk "kakak suka kamu keluarga kakak satu satunya di jakarta"
"dan kamu juga akan jadi wanita pertama yang akan kakak kenalkan pada calon istri kakak nanti" ucap lelaki itu dengan memeluk aya dari belakang
aya memejamkan matanya dengan mengigit bibirnya agar isak tangisnya tak membuat lelaki itu tau jika ia terluka
06-03-2021
Ay.Tls
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
ARSY ALFAZZA
like like 👍🏻
2021-03-16
1
🇹 🇮 🇫 🇫 🇦 🇳 🇾
Semangat up ya kakak author💪 MDL mampir mendaratkan likenya disini☺️ feedback
2021-03-09
2